Jenis-Jenis Hama dan Penyakit pada Tanaman Kelapa Sawit

Jenis hama dan penyakit kelapa sawit juga harus dipahami dengan baik oleh para petani atau orang-orang yang bergerak dalam sektor budidaya tanaman tersebut. Ada banyak jenis hama dan penyakit yang bisa mengganggu produktivitas tanaman kelapa sawit. Setiap jenis hama dan penyakit tersebut punya cara penanganan yang berbeda-beda.

Kelapa sawit atau Elaeis guineensis banyak dibudidayakan di Indonesia. Indonesia juga tergolong sebagai negara pengekspor minyak sawit terbesar. Berdasarkan data Kementerian Pertanian Republik Indonesia, pada bulan Agustus 2021 saja. Indonesia telah mengekspor 4,27 juta ton minyak sawit dengan total pendapatan mencapai US$ 4,42 miliar

Meningkatnya komoditi minyak sawit ini membuat banyak orang berlomba-lomba untuk membudidayakan tanaman kelapa sawit. Pemerintah Indonesia pun juga terus berupaya mendorong pengembangan ekspor minyak sawit.

Namun, potensi budidaya sawit yang besar tersebut bisa terancam jika tidak ada edukasi mengenai jenis hama dan penyakit kelapa sawit. Seiring dengan meningkatnya budidaya kelapa sawit, petani juga kerap menghadapi serangan hama dan penyakit yang mengancam produktivitas tanaman.

Jenis Hama pada Tanaman Kelapa Sawit

Ada beberapa jenis hama yang sering mengganggu produktivitas kelapa sawit. Berikut jenis hama tersebut:

  • Tungau

Tungau yang kerap menyerang kelapa sawit adalah jenis tungau merah atau Oligonychus litchii. Hal tersebut memiliki ukuran 0,5 mm dan sering menyerang bagian daun. Biasanya, mereka hidup di bagian batang daun untuk menghisap klorofil sehingga warna daun menjadi kecoklatan. Selain menyebabkan kerusakan daun, hama ini juga bisa merusak bibit yang disemai. Biasanya, tungau merah muncul saat musim kemarau.

Untuk mengendalikan hama ini, Anda bisa menggunakan air sabun. Caranya dengan mencampurkan sabun cuci piring dan air lalu menyemprotkannya ke tanaman yang terserang hama.

  • Ulat api

Ulat api juga merusak tanaman dengan mengikis lapisan daun hingga mati seperti terbakar. Hal ini bisa membuat tanaman kelapa sawit sulit berfotosintesis. Serangan ulat api bisa menurunkan produktivitas kelapa sawit hingga 69%. 

Untuk mengendalikannya, Anda bisa melakukan sensus secara rutin dengan mengambil sampel daun yang paling tengah. Kemudian, penanaman tanaman inang ulat api, dengan membuat plot tanaman di pinggir jalan kebun dengan ukuran bervariasi (sesuai kondisi areal), namun umumnya ukuran plot antara 3 – 4 meter, dengan populasi tanaman inang 300 – 400 bibit. Terakhir, melakukan pengendalian secara mekanis dengan cara mengambil dan membunuh ulat api secara langsung hama ulat api dan pengendalian hayati dengan menggunakan teknologi CHIPS® 3.1 dari PKT (Propadu Konair Tarahubun/Plantation Key Technology).

  • Nematoda Rhadinaphelenchus cocophilus

Nematoda Rhadinaphelenchus cocophilus adalah hama pada kelapa sawit yang menyerang akar tanaman. Hama ini bisa menimbulkan gejala berupa daun muda yang tergulung lalu menguning dan mengering. Hama ini juga bisa membuat tanda bunga membusuk dan tidak bisa menghasilkan buah. Untuk mengendalikannya, Anda bisa memberikan natrium arsenit pada tanaman yang diserang hama. Anda juga perlu memberantas sumber infeksi dengan membakar tanaman yang telah mati.

  • Kumbang Oryctes rhinoceros

Serangan kumbang Oryctes rhinoceros bisa membuat tanaman muda membusuk dan mati. Untuk mengendalikan hama ini Anda harus melakukan pengendalian kultur teknis dengan cara sanitasi yang merupakan metode pengendalian efektif untuk memutus siklus hidup kumbang tanduk. Kemudian, pengendalian mekanik dengan melakukan pengendalian secara kontak langsung dengan cara memungut larva yang terdapat pada batang yang sudah melapuk. Satu batang yang lapuk biasanya terdapat 12-42 larva. Teknik ini tidak begitu efektif untuk kebun yang luas. 

Terakhir melakukan pengendalian hayati dengan menggunakan teknologi CHIPS® 3.1 dari PKT (Plantation Key Technology). Keistimewaan teknologi CHIPS® 3.1 yang diformulasikan khusus untuk pengendalian hama Oryctes secara sistemik. Sistemik yang berarti ketika kumbang tanduk terpapar dengan bahan aktif CHIPS® 3.1 ini secara tidak langsung dan tidak sadar hama Oryctes tersebut akan membawa penyakit kembali ke habitatnya. Kumbang tersebut tidak mati ditempat secara langsung, melainkan akan menginfeksi kumbang ataupun larva lainnya yang berada di sarangnya. Tersebarnya bahan aktif CHIPS® 3.1 tersebut akan menekan laju pertumbuhan telur, larva dan kumbang dewasa lainnya, sehingga dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya aplikasi.

  • Ngengat Tirathaba mundella

Hama ngengat Tirathaba mundella atau penggerek tandan buah bisa membuat buah kelapa sawit berlubang. Hama ini biasanya menyerang kelapa sawit yang berusia 3 hingga 4 tahunan namun tanaman berusia tua juga bisa terinfeksi hama ini.

  • Larva Tirathaba mundella

Hama ini biasanya menyerang bagian bunga. Akibatnya, bunga akan gugur dan gagal membentuk buah yang bagus. Untuk mengendalikan hama ini, Anda bisa menggunakan insektisida sistemik dan melakukan pengendalian gulma.

Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit

Selain hama, produktivitas kelapa sawit juga bisa terganggu karena serangan penyakit. Berikut penyakit yang kerap menyerang kelapa sawit:

  • Penyakit akar

Penyakit akar atau blast disease bisa membuat tanaman tumbuh tak normal, daun berubah warna menjadi kekuningan, dan tanaman melemah. Penyakit akar disebabkan oleh infeksi jamur Phytium sp dan Rhizoctonia lamellifera.

Untuk mencegahnya, Anda harus melakukan pembudidayaan yang efisien dan membuat persemaian yang baik agar bibit tetap sehat dan kuat. Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan dosis pemberian air, terutama saat musim kemarau.

  • Busuk Pangkal Batang

Penyakit busuk pangkal batang bisa membuat perubahan pada fisik daun seperti memiliki warna daun yang terlihat hijau kekuningan, kusam, dan pelepah layu. Kemudian,  daun tombak tidak membuka dan seiring waktu, batang tanaman bisa patah, membusuk dan mati. Penyebab penyakit ini adalah jamur Ganoderma boninense, Ganoderma applanatum, dan Ganoderma pseudoferrum.

Cara mencegahnya, Anda dapat mengaplikasikan fungisida Ganoderma CHIPS® guna mendukung pertumbuhan tanaman dan akar. Maka, disarankan untuk menggunakan pupuk formulasi khusus seperti MOAF® yang dibutuhkan oleh kebun sawit. Sehingga penyerapan lebih efesien dan dapat digunakan oleh tanaman secara efektif yang tidak menyebabkan kerusakan tanah. 

  • Busuk kuncup

Penyakit busuk pucuk merupakan salah satu faktor penghambat dalam usaha meningkatkan produksi kelapa sawit. Penyakit ini dapat menyebabkan pertumbuhan yang tidak normal, menghambat proses pembentukan bunga dan buah sehingga mengalami kerugian hasil hingga mencapai 80%, juga dapat mengakibatkan kematian tanaman, terutama tanaman pada usia produktif.

Penyakit Busuk Pucuk yang disebabkan oleh Phytophthora palmivora, menjadi salah satu penyakit penting tanaman kelapa sawit. Tanaman yang terserang menginfeksi bagian titik tumbuh tanaman. Penularan penyakit melalui spora dari tanaman sakit dengan perantaraan air hujan, angin, atau serangga. Ada beberapa cara pengendalian penyakit busuk pucuk yaitu dengan melakukan kultur teknis, sanitasi, pengendalian vektor, dan pengendalian hayati yang menggunakan CHIPS® formulasi khusus. Pengendalian hayati dilakukan dengan cara memotong kuncup yang terinfeksi kemudian menaburkan CHIPS® pada bagian yang telah dipotong, serta perlu diikuti dengan aplikasi pupuk MOAF® yang dapat membantu memperbaiki pertumbuhan tanaman agar normal kembali.

  • Garis kuning

Penyakit ini menyerang bagian daun, dimana akan membuat daun mengering dan gugur. Penyebab penyakit garis kuning adalah jamur Fusarium oxysporum. Untuk mencegahnya, Anda bisa melakukan inokulasi  atau pemindahan jamur penyebab penyakit pada bibit dan tanaman muda.

  • Anthracnose

Penyakit ini juga menyerang bagian daun, tepatnya di bagian ujung dan tepinya. Saat terserang Anthracnose, bagian daun akan muncul bercak coklat dan hitam. Lambat laun, daun akan kering dan mati.

Penyakit ini terjadi karena infeksi jamur Melanconium sp, Glomerella cingulata, dan Botryodiplodia palmarum. Untuk mencegahnya, Anda harus mengatur jarak antar tanaman, melakukan pemupukan dengan rutin dan dosis tepat, serta melakukan pemindaian persemaian.

  • Penyakit tajuk (Crown disease)

Penyakit kelapa sawit ini bisa membuat ujung pelepah tanaman sobek dan tumbuh kecil. Penyakit tajuk bisa membuat pelepah bengkok dan gagal tumbuh helai. Kondisi ini bisa terjadi karena faktor genetis dari tanaman induk. Untuk mencegahnya, Anda perlu menyingkirkan gen tanaman induk pembawa risiko.

Itulah penjelasan ringkas mengenai jenis-jenis hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman kelapa sawit. Ada banyak jenis hama dan penyakit yang bisa mengganggu produktivitas tanaman sawit. Setiap jenis hama dan penyakit memiliki gejala dan cara penanganannya sendiri. Karena itu, setiap orang yang terlibat dalam budidaya kelapa sawit harus memahaminya dengan benar. Kita tidak bisa hanya mengandalkan pestisida, pemupukan, dan pemberian air.

Perlu langkah tersendiri dalam mengatasi setiap jenis hama atau penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit. Sebisa mungkin, kita juga perlu melakukan pemeriksaan rutin, seperti pemeriksaan kondisi tanah, kondisi daun, batang, dan sejenisnya, untuk mencegah hama dan penyakit yang berpotensi mengganggu produktivitas tanaman sawit. Sebab, pencegahan dini akan membantu meminimalisir kerusakan tanaman dan kerugian. Dengan begitu, hasil budidaya dan keuntungan yang Anda raih pun akan selalu optimal.

Perusahaan Perkebunan yang ingin menuntaskan masalah hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit dapat segera menghubungi ahlinya PKT ( Plantation Key Technology) melalui nomor telepon atau Whatsapp +62 821 2000 6888 atau kunjungi website www.pkt-group.com