Ulat pemakan daun adalah salah satu penyakit hama kelapa sawit yang masih meresahkan para petani setiap periode panennya. Bagaimana tidak? Serangan hama kelapa sawit ini bisa menyebabkan kerugian sangat besar dalam waktu yang singkat. Oleh sebab itu, penyakit ini menjadi ancaman besar bagi para petani dan pengusaha kelapa sawit.
Bahkan karena berbahanya, hama ini butuh penanganan khusus dan pengawasan secara rutin agar para petani tidak gagal panen. Karena itulah, penting bagi pengusaha dan petani sawit untuk tahu cara paling efektif untuk menangani hama berbahaya ini.
Bentuk dan Pertumbuhan Ulat Pemakan Daun
Secara ilmiah ulat pemakan daun (Setothosea asigna, Setora nitens, Darna trima, dan Parasa lepida) memiliki ukuran kecil (< 1 cm), sedang (1-2 cm), dan besar (> 2cm), memiliki bulu runcing dengan ragam corak di punggungnya, dan apabila tersentuh kulit akan mengakibatkan rasa panas terbakar.
Dari bentuk larvanya, hewan ini akan bermetamorfosis menjadi ngengat dengan melewati siklus kepompong atau disebut sebagai pupa. Pembentukannya sendiri adalah melalui benang liur yang biasanya bertempat di area piringan kelapa sawit.
Siklus hidup hama jenis ini butuh waktu 3-4 bulan. Fase yang paling berbahaya dari keseluruhan siklus hidupnya adalah fase ulat / larva untuk bisa memulai invasinya.
Pada saat berbentuk larva hama ini dapat memakan daun kelapa sawit hingga menyisakan tulang daunnya saja. Bahkan yang lebih buruknya lagi, ulat ini menyerang kelapa sawit pada semua umur tanaman.
Hal tersebut akan berpengaruh pada produktivitas kelapa sawit. Karena selama satu siklus hidup hama ulat api menghabiskan 200 cm persegi daun kelapa sawit per ekor ulat/larva. Jadi, dampak ulat pemakan daun ini cukup mengkhawatirkan. Oleh karena itu, hama jenis ulat api merupakan hama yang paling berbahaya pada perkebunan kelapa sawit, karena memiliki daya rusak daun yang luas.
Kenapa Hama ini Cukup Berbahaya?
Seperti yang sudah Anda pelajari sebelumnya bahwa, hama ini menyerang daun kelapa sawit pada semua umur tanaman. Namun, sayangnya hama yang petani disebut sebagai UPDKS (Ulat Pemakan DaunKelapa Sawit) ini dapat memicu gagal panen besar-besaran jika terus dibiarkan.
Bahkan pada kasus terburuk, petani kelapa sawit bisa merugi dan kehilangan lebih dari 70% hasil panennya. Jenis kerusakan yang besar inilah yang bisa menginvasi perkebunan jika tidak segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Umumnya, ulat pemakan daun akan menyerang bagian pelepah atas daun hingga pelepah tengah (tergantung jenis ulat api). Dalam kurun waktu tertentu ulat akan memakan daun dan menyisakan tulang daun (lidi), sehingga hal ini bisa mengganggu proses fotosintesis pada tanaman kelapa sawit yang berakibat produksi menjadi turun.
Pada dasarnya siklus hidup hama ini berlangsung 3-4 bulan saja (tergantung jenisnya). fase paling berbahaya bukanlah pada ngengat melainkan fase larva/ulat. Karena larva/ulat butuh asupan makanan yang lebih besar untuk bermetamorfosis.
Oleh karena itu, hama ini sangat berbahaya dan para petani membutuhkan keahlian khusus dan harus melakukan pengendalian hingga batas ambang ekonomi. Para petani juga harus bisa menilai kondisi serta mencari solusi terbaik untuk masalah yang mereka hadapi.
Selain itu, solusi tersebut juga harus sejalan dengan faktor keuangan yang ada. Karena selain penanganan, petani juga membutuhkan pupuk kelapa sawit untuk meningkatkan hasil panen.
Gejala Sawit Terserang Hama Ulat Pemakan Daun
Sebelum menemukan solusi, penting bagi para petani untuk mempelajari setiap gejala yang muncul. Beberapa gejala umum tanaman sawit terserang hama UPDKS adalah sebagai berikut:
- Dijumpai adanya kotoran ulat api di bawah pokok (di piringan dan pasar pikul), kotoran butiran berwarna hitam, coklat (tidak segar), dan hijau lembek (segar).
- Pada pelepah tengah sampai pelepah bawah terlihat ada lubang-lubang sampai tinggal tulang daun (lidi).
- Jika sedang melewati satu siklus hidup ulat api, di pangkal batang, dan gawangan mati, dijumpai pupa ulat api berbentuk bulat berukuran ujung jari kelingking.
- Pada serangan berat pelepah tengah sampai bawah habis dimakan hingga menyisakan tulang daunnya saja.
Penanganan Hama Ulat Pemakan Daun
Berikut beberapa cara mudah untuk menangani serangan hama UPDKS:
1. Monitoring (Deteksi)
Anda harus peka terhadap setiap ciri-ciri serangan UPDKS pada masing-masing pohon di kebun yang Anda kelola. Jika dijumpai salah satu ciri-ciri yang disebutkan sebelumnya, maka sebaiknya dilakukan tindakan monitoring (pengamatan) sebagai berikut:
- Temukan beberapa pokok dengan gejala serangan awal (sebaiknya pokok pengamatan tersebar pada beberapa titik).
- Ambil sampel dengan memotong pelepah dengan gejala serangan awal.
- Amati jenis dan jumlah ulat pada sampel yang diambil
Jika ditemukan jenis ulat dan jumlah ulat pada pelepah sampel diatas batas ambang ekonomi sebaiknya lakukan sensus merata.
2. Sensus
Sensus dilakukan jika dijumpai serangan ulat api dan sudah dilakukan kegiatan monitoring (deteksi). Sensus dilakukan dengan cara-cara berikut:
- Tentukan baris ketiga dalam blok
- Masuk dan tentukan pokok kelima dan kelipatan dalam satu baris
- Ambil sampel pada titik sampel yaitu pelepah bawah dan pelepah tengah pada pokok sampel lainnya.
- Hitung jumlah ulat dan identifikasi jenis ulat yang menyerang tanaman kelapa sawit.
- Jika ditemukan jumlah ulat di atas ambang ekonomi merata pada semua pohon sampel maka sebaiknya lakukan tindakan pengendalian.
3. Pengendalian
Cara mengatasi hama ulat penggerek pemakan daun selanjutnya adalah dengan cara pengasapan (fogging) menggunakan alat pulsfog K-22 bio atau alat sejenis. Sebaiknya waktu pengendalian menggunakan alat tersebut pada malam hari. Karena suhu dan tekanan udara, serta kecepatan angin lebih stabil.
Sebaiknya penerapan EWS (Early Warning System) diterapkan sebelum adanya tindakan pengendalian karena tindakan pengendalian selain memerlukan biaya yang besar juga bisa mematikan predator alami dari ham ulat api dan sebaiknya dengan menanam tanaman yang bermanfaat bagi predator hama ulat api. Hindari lakukan penyemprotan gulma secara total.
Sudah Paham Cara Menangani Serangan Ulat Pemakan Daun?
Nah, itulah informasi penting dari mulai pengenalan ulat pemakan daun, dampak risiko yang ditimbulkan, ciri tanaman terserang hama, dan penanganannya. Adanya bekal pengetahuan ini, Anda sebagai petani tidak perlu khawatir lagi dengan serangan hama.
Namun, Anda harus ingat untuk selalu peka terhadap serangan hama lain yang juga bisa mempengaruhi hasil panen. Tentunya dengan dedikasi monitoring secara rutin dan penanganan yang tepat, hasil panen pasti bisa lebih optimal.