Ciri dan Jenis Ulat Api yang Menyerang Kelapa Sawit

ulat api kelapa sawit

Ulat api merupakan salah satu hama penting dan musuh yang sangat di takuti dalam perkebunan kelapa sawit, karena ulat tersebut menimbulkan efek kerugian yang sangat besar terhadap tanaman kelapa sawit.

Ulat ini hidup berkelompok, memakan daun mulai dari ujung ke arah bagian pangkal daun hingga habis dan hanya menyisakan tulang daun atau lidi. Dalam kondisi yang sangat parah tanaman akan kehilangan daun hingga 50% – 90 % dan pohon menjadi mati kering seperti bekas terbakar. Anak daun pada ujung pelepah adalah bagian yang paling disukai hama ini.

Ulat api terkenal sangat rakus, dalam sehari saja mampu menghabiskan 300 hingga 500 cm helaian daun kelapa sawit. Tidak terbayang jika terdapat 5 ekor ulat api pada 1 pohon, pasti semua daun sawit akan habis dalam sekejap. Maka jangan menunda-nunda untuk pengendalian hama ini jika ingin menyelamatkan tamanan sawit Anda.

Jenis – Jenis Ulat Api dan Siklus Hidupnya

Terdapat banyak spesies ulat api yang menyerang tanaman kelapa sawit. Jenis-jenis ulat api yang paling banyak ditemukan di perkebunan kelapa sawit dan siklus hidupnya antara lain :

1. Setothosea asigna

Setothosea asigna mempunyai siklus hidup selama 106-138 hari (Hartley, 1979).

  • Telur berwarna kuning kehijauan, berbentuk oval, dan transparan. Telur diletakkan berderet 3-4 baris sejajar dengan permukaan daun sebelah bawah, biasanya pada pelepah daun ke 6-17. Satu tumpukan telur berisi sekitar 44 butir . Telur menetas 4-8 hari.
  • Ulat berwarna hijau kekuningan dengan bercak-bercak yang khas di bagian punggungnya. Pada bagian punggung juga dijumpai duri-duri, stadia ulat ini berlangsung selama 49-50 hari untuk menjadi kepompong.
  • Ulat berkepompong terdapat pada permukaan tanah yang relatif gembur di sekitar piringan atau pangkal batang kelapa sawit. Kepompong diselubungi oleh kokon yang terbuat dari air liur ulat, berbentuk bulat telur dan berwarna coklat gelap. Stadia kepompong berlangsung selama ± 39,7 hari.
  • Serangga dewasa (ngengat) memiliki sayap depan berwarna coklat tua dengan garis transparan dan bintik-bintik gelap, sedangkan sayap belakang berwarna coklat muda.
Setothosea asigna

2. Setora nitens

Setora nitens memiliki siklus hidup yang lebih pendek dari Setothosea asigna yaitu selama 42 hari (Hartley, 1979).

  • Telur memiliki bentuk hampir sama dengan telur Setothosea asigna hanya saja peletakan telur antara satu sama lain tidak saling tindih. Telur menetas setelah 4-7 hari.
  • Ulat mula-mula berwarna hijau kekuningan kemudian hijau dan biasanya berubah menjadi kemerahan menjelang masa kepompong. Ulat ini dicirikan dengan adanya satu garis membujur di tengah punggung yang berwarna biru keunguan. Stadia ulat selama 50 hari.
  • kepompong berlangsung sekitar 17-27 hari.
  • Ngengat mempunyai lebar rentangan sayap sekitar 35 mm. Sayap depan berwarna coklat dengan garis-garis yang berwarna lebih gelap.
Setora nitens

3. Darna trima

Darna trima mempunyai siklus hidup sekitar 60 hari (Hartley, 1979).

  • Telur bulat kecil, berukuran sekitar 1,4 mm, berwarna kuning kehijauan dan diletakkan secara individual di permukaan bawah helaian daun kelapa sawit. Telur menetas dalam waktu 3-4 hari.
  • Ulat yang baru menetas berwarna putih kekuningan kemudian menjadi coklat muda dengan bercak-bercak jingga, dan pada akhir perkembangannya bagian punggung ulat berwarna coklat tua. Stadia ulat berlangsung selama 26-33 hari.
  • Menjelang berkepompong, ulat membentuk kokon dari air liurnya dan berkepompong di dalam kokon tersebut. Kokon berwarna coklat tua, berbentuk oval, lama stadia kepompong sekitar 10-14 hari.
  • Ngengat berwarna coklat gelap dengan lebar rentangan sayap sekitar 18 mm. Sayap depan berwarna coklat gelap, dengan sebuah bintik kuning dan empat garis hitam. Sayap belakang berwarna abu-abu tua.
Darna trima
Darna trima

Gejala Serangan dan Tingkat Kerugian

Serangan hama ulat ini dengan cara menggerogoti bagian daun kelapa sawit, dimulai dari helaian daun bagian bawah hingga menjadi lidi, dalam kondisi yang sangat parah tanaman akan kehilangan daun hingga 50% – 90 %. Ulat api menyukai daun kelapa sawit tua, tetapi apabila daun-daun tua sudah habis ulat juga memakan daun-daun muda.

Tahap Pembibitan

Serangan ulat api pada tanaman kelapa sawit di tahap pembibitan akan berdampak jangka panjang dan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi di waktu yang akan datang.

Tanaman Menghasilkan

Serangan ulat api akan berdampak pada menurunnya hasil produksi pada tanaman yang memasuki masa produktif, seperti yang kita ketahui bahwa daun berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosisntesis dan selanjutnya akan berguna dalam pembentukan bunga dan buah. Apabila daun diserang hama ulat api, maka pembentukan bunga dan buah akan tidak optimal sehingga akan berakibat penurunan produktivitas tanaman. Kerusakan yang ditimbulkan dari serangan ulat api adalah kerusakan daun hingga 50% – 90%, selanjutnya bisa mengakibatkan kematian apabila tidak segera dikendalikan dengan benar.

Daun-daun kelapa sawit melidi karena habis dimakan ulat api
Memiliki masalah yang sama?
Bingung mau berbuat apa untuk keselamatan kebun Anda?

Baca juga : Cara tepat pengendalian ulat api yang menyerang kelapa sawit

Kunjungi website www.pkt-group.com jika memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai cara mengendalikan serangan ulat api dan hama penyakit lainnya, atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.