7 Dampak Pemakaian Pupuk Kimia pada Lingkungan

Luar biasa adalah kata yang paling pas diberikan akibat pemakaian pupuk kimia. Bagaimana tidak, sampai sekarang pemakaian pupuk kimia ini seolah menjadi senjata ampuh bagi kebanyakan petani untuk meningkatkan produksi buah sawitnya. Selain itu bahan kimia juga bermanfaat untuk mengusir serangga atau hama tanaman. Hasil buahnya sendiri tidak memerlukan waktu lama untuk diproduksi, unsur hara kimia ini juga memberikan dampak yang dapat mempercantik tampilan daun bahkan batang. Kelihatannya sehat, rasa pun terbilang oke, tapi benarkah demikian positifnya? Mari simak tuturan berikut untuk melihat buruknya dampak pemakaian formulasi kimia tersebut.

1. Tanah Mengeras

Tidak banyak yang tau kalau tanah adalah bagian pertama yang akan diserang saat pemberian unsur hara zat kimia pada tanaman dilakukan. Padahal tanah adalah mediator terbaik untuk menyerap berbagai unsur makro dan mikro yang terdapat pada area sekitarnya.

2. Peningkatan Hama Mikroorganisme Pengganggu Tanaman

Sebenarnya, tidak semua mikroorganisme dalam tanah bersifat merusak tumbuhan. Ada beberapa dari mereka malah dibutuhkan untuk memangsa (predator) berbagai mikroorganisme yang sifatnya merusak tumbuhan. Namun karena peggunaan pupuk seperti pestisida sulit untuk dikontrol, maka spesies mikroorganisme yang bermanfaat bagi tumbuhan menjadi mati. Punahnya spesies mikroorganisme tersebut mengakibatkan populasi hama pengganggu tumbuhan yang ada semakin meningkat karena tidak ada lagi pemangsanya.

3. Resistensi Hama Tanaman

Tujuan utama pemakaian pupuk kimia ini secara umum adalah untuk memusahkan hama tanaman. Namun kenyataannya menjadi terbalik. Alih-alih mati, hama yang sempat mengalami penurunan jumlah tersebut istilahnya seolah dapat membaca kandungan pestisida sehingga dalam waktu ke depan akan mengalami kekebalan (resistensi) bahkan lebih kuat dari yang sebelumnya. Kekebalan ini menyebabkan pohon yang diserangpun menjadi cepat tumbang.

4. Menjadi Bahan Alami Residu

Anda dapat menjumpai residu pupuk kimia ini di mana-mana, mulai dari tanah, sungai, sumur, udara, air minum, bahkan pada sayur dan buah yang biasa kita makan. Kabar buruknya lagi adalah residu berbahan kimia ini dapat bertahan sampai puluhan tahun karena sulit diuraikan.

5. Punahnya Mikroorganisme Alami Pembasmi Hama

Di sini, imunitas musuh alami dari beberapa hama dan penyakit tanaman mulai menurun kadarnya. Penurunan kekuatan ini berdampak sampai mengalami kelumpuhan. Setelah benar-benar lumpuh, hama dan penyakit yang disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme perusak tanah dan pohon semakin berkembang pesat.

6. Terancam Putusnya Mata Rantai Makanan

Situasi ini menggambarkan sirkulasi rantai makanan yang terputus akibat spesies tertentu mengalami kepunahan. Sama halnya seperti akibat dari residu pestisida yang membuat pemangsa tikus-tikus tanaman juga terinfeksi, maka populasi tikus meningkat. Peningkatan beberapa spesies tertentu ini pula yang akan mengantarkan skema mata rantai yang dibentuk alam menjadi terputus karena adanya perubahan pola interaksi berbagai jenis spesies yang
berhubungan.

7. Kepunahan Beberapa Satwa Hidup

Keberadaan beberapa spesies tidak memiliki sistem kekebalan yang sama. Beberapa hewan dapat bertahan. Sementara yang lain tidak, karena ikut mengalami pencemaran oleh pupuk seperti pestisida lewat residunya melalui air dan udara.

Kelebihan Pupuk MOAF® Dibandingkan Pupuk Konvensional Lainnya

1). Pupuk MOAF® dapat meningkatkan pH tanah, sedangkan pupuk konvensional lainnya dapat menurunkan pH tanah menjadi asam, pH yang rendah dapat menciptakan lingkungan yang cocok untuk berkembang biak hama penyakit. Reaksi MOAF® jauh lebih cepat dan bersifat lebih tahan lama dan stabil.

2). Pelepasan nutrien dalam pupuk MOAF® dapat terkontrol sehingga dapat diaplikasi pada saat musim hujan maupun musim kemarau, dimana pupuk dapat mengikat agregat tanah sehingga penyerapan unsur hara dapat lebih baik, strukur tanah lebih stabil dan dapat menyerap air secara maksimal.

3). Pupuk MOAF® ramah lingkungan pada cuaca yang ekstrem (1 – 2 musim kemarau) tidak merusak fungsi perakaran & tidak terjadi plasmolisis pada perakaran tanaman serta pupuk yang ditabur dalam piringan masih dapat diserap.

4). Pupuk kelapa sawit yang diproduksi oleh PKT (Plantation Key Technology) memiliki formulasi yang berbeda-beda dalam setiap perkebunan, dikarenakan kebutuhan setiap tanaman pasti berbeda. Oleh karena itu PKT terlebih dahulu melakukan survey, analisa sampel akar, tanah dan daun, untuk mengetahui unsur hara yang dibutuhkan dan serangan hama penyakit yang ada pada tanaman. MOAF® menyesuaikan kebutuhan tanaman sehingga tepat nutrisi serta membuat akar lebih cepat menyerap nutrisi.

5). Mempercepat dan meningkatkan hasil produksi panen sawit dengan kualitas bobot yang baik serta peningkatan rendemen atau ekstraksi minyak produksi panen. Teknologi MOAF® juga merupakan syarat mutlak bagi perkebunan yang ingin mengendalikan serangan hama dan penyakit.

Bingung pilih pupuk yang tepat untuk keselamatan kebun kelapa sawit Anda?

Kunjungi website kami www.pkt-group.com jika memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai pupuk yang tepat untuk kelapa sawit di lahan mineral maupun lahan gambut, atau menghubungi whatsapp kami 0821-2000-6888.