Sawit Notif – Para pelaku industri kelapa sawit terus melakukan perundingan kerja sama ekonomi komprehensif dengan Uni Emirat Arab (UEA) dalam rangka usaha membuka jalan perluasan ekspor ke negara tersebut dan negara-negara lain di kawasan Timur Tengah.
Mengutip Bisnis.com, Ketua Umum Gabungan Usaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono menyampaikan, saat ini volume ekspor produk minyak sawit ke UEA tidak terlalu besar, yaitu hanya sekitar 200.000 ton setiap tahun, dan biasanya produk sawit yang dikirim ke negara tersebut akan kembali diekspor ke negara Timur Tengah lainnya.
Berdasarkan data yang dimuat oleh Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor produk minyak nabati dengan kode HS 17 ke UEA memang mencapai 226.260 ton pada tahun 2020, angka tersebut turun sedikit dibandingkan dengan impor pada tahun 2019 yang mencapai 255.200 ton.
Adapun sepanjang semester 1/2021, impor minyak nabati UEA dari Indonesia berjumlah 125.786 ton dengan nilai US$129,78 juta.
Dalam hal ini, Indonesia seharusnya dapat lebih mendorong jumlah ekspor ke UEA. Terlebih, Joko menilai UEA memiliki peran penting untuk melayani pasar-pasar yang tidak bisa dimasuki Indonesia secara langsung, baik karena volumenya kecil, maupun alasan lain.
Pada Kamis (2/9/2021) lalu, Indonesia dan UEA akhirnya resmi meluncurkan negosiasi kerja sama perdagangan dalam skema kesepakatan kemitraan ekonomi komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) di Bogor, Jawa Barat. Kesepakatan kerjasama ini, mencakup bidang perdagangan barang, hak kekayaan intelektual, investasi, perdagangan digital, dan ekonomi syariah.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang turut menghadiri acara tersebut mengatakan, kedua negara berkomitmen untuk menyelesaikan perundingan dalam kurun waktu 1 tahun. Artinya, Indonesia-UEA CEPA ditargetkan rampung atau mencapai tahap konklusi pada tahun 2022.
Di kesempatan yang sama, Menteri Negara Urusan Perdagangan Luar Negeri Uni Emirat Arab Thani bin Ahmed Al Zeyoudi mengatakan bahwa minyak sawit merupakan salah satu produk unggulan Indonesia yang diekspor ke negara beribukota Abu Dhabi tersebut.
Selain minyak nabati, produk potensial Indonesia lainnya yang diimpor oleh UEA mencakup produk tekstil dan perhiasan.
Sumber: Bisnis.com.