Pentingnya Perencanaan untuk Memulai Bisnis Kelapa Sawit

Dalam membangun suatu perkebunan, perencanaan adalah hal yang paling tidak bisa dilewatkan dan akan berkaitan dengan keseluruhan proses yang akan dilalui sepanjang pertumbuhan sawit hingga ke proses panen yang berkelanjutan. Yang paling penting adalah melakukan survei terlebih dahulu agar diketahui kebutuhan serta kekurangan yang ditemui. Standar terutama adalah melakukan survei terhadap area lapangan yang akan dijadikan kebun. Adapun tahap perencanaan untuk memulai bisnis kelapa sawit antara lain:

Penyiapan Jenis Kelas Lahan

Pemilik kebun harus tahu jenis kelas lahan apa yang hendak dipakai. Kelas lahan ini antara lain kelas lahan S1, S2 dan S3.

Penciptaan Lahan sesuai Kebutuhan Tanaman

Setelah tahu jenis lahan dan teknologi yang akan disesuaikan dengan lahan, selanjutnya menyiapkan lahan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Banyak pengusaha menyiapkan lahan tidak sesuai dengan keinginan tanaman. Misalnya lahan berbukit bergunung seharusnya dibuat deras kontur untuk memudahkan pemanenan, perawatan dan pengangkutan. Kalau rawa (lahan gambut) harus dibuat drainase yang airnya mengalir sehingga setiap musim panas sehingga mempertahankan air tanah atau saat musim hujan, airnya bisa dikeluarkan. Di lahan gambut untuk mencegah kebakaran, bisa juga ditanam kacang-kacangan untuk mencegah sumber api seperti puntung rokok dan bahan-bahan mudah terbakar lainnya agar tidak langsung jatuh ke lahan, melainkan ke kacang-kacangan terlebih dahulu.

Penyiapan Bibit

Pada tahap ini banyak terjadi masalah karena kontraktor banyak memilih bibit yang tidak benar. Standar syaratnya harus sudah diuji lembaga penelitian kelapa sawit yang resmi seperti Lonsum, PPKS dan lainnya. Kelas-kelas bibit ini standarnya antara lain:

• Bibit kelas 1 adalah 31 ton/ha/pohon; @pohon 216 kg/pohon/tahun
• Bibit kelas 2 adalah 28 ton/ha/pohon; @pohon 196 kg/pohon/tahun
• Bibit kelas 3 adalah 26 ton/ha/pohon; @pohon 182 kg/pohon/tahun

Penyiapan ini sering diabaikan pengusaha sehingga produksi tidak mencapai target. Banyak pengusaha yang ingin menikmati keuntungan dengan cepat tapi tidak menghargai proses hingga ke bagian terkecil dari perkebunan.

Sistem Perawatan

Sistem perawatan yang memenuhi standar, dimulai dari penggarukan piringan pada lahan sawit hingga pembuatan lahan tidak bergelombang. Hasilnya pengelolaan ini akan memberikan dampak yang pas karena misalnya pada saat hujan, pupuk tidak akan keluar dari piringan.

Pemupukan

Pemupukan harus dilakukan dengan tepat jenis, mulai dari jenis tanah, jenis tanaman, jenis pupuk, jenis dosis, pengamatan musim. Khusus pada pupuk, PT Propadu Konair Tarahabun merekomendasikan pupuk organik yang mereka kembangkan yaitu MOAF^®. Pupuk pada PT PKT ini sendiri bisa digunakan pada musim apapun. Selain itu pemupukan juga harus tepat jenis rotasi, maksudnya ada jarak interval pemberian pupuk pertama, kedua dan selanjutnya. Tidak hanya itu, pemupukan juga memerhatikan tepat jenis tabur dengan catatan tidak sembarang ditabur dan memiliki standar ketinggian serta melihat kontur tanah. Yang terakhir adalah tepat jenis pengawasan sehingga proses berbuahnya sawit memberikan hasil yang optimal.

Sistem Panen

Tidak hanya pemupukan, sistem panen juga harus memiliki mekanisme tepat cara. Jangan memaksakan produksi sawit. Harus sesuai aturan. Setiap tanaman memiliki musim untuk panen. Artinya sistem panen juga harus diawasi agar hasil panen yang didapat maksimal buahnya.

Pengawasan SDM

Pengawasan terhadap sumber daya manusia di lapangan ini berguna untuk menentukan hasil di lapangan karena pengelola teknologi dikendalikan oleh SDM. Demikianlah standarisasi yang harus ditegakkan dalam merencanakan suatu perkebunan. Perkebunan sawit ini akan tetap berjaya di negara tropis kita, asalkan memiliki perawatan dan pengelolaan yang tepat.

Bagi perusahaan yang ingin memulai bisnis kelapa sawit atau memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai seputar perkebunan kelapa sawit, dapat mengunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.