GAPKI Klaim Produksi Sawit Melimpah, Cukup Buat B20

GAPKI Klaim Produksi Sawit Melimpah, Cukup Buat B20

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) optimis bahan baku minyak kelapa sawit untuk pelaksanaan kebijakan mandatori B20 bakal mencukupi. Optimisme ini bukan isapan jempol mengingat produksi minyak sawit diperkirakan mencapai 42 juta ton pada tahun ini.

Ketua GAPKI Joko Supriyono mengatakan produksi minyak sawit nasional pada tahun ini bisa mencapai 42 juta ton. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 30 juta ton yang akan diekspor.

“Kalau melihat besarnya produksi minyak sawit ini, program mandatori biodiesel B20 tidak akan pernah mengalami kesulitan bahan baku,” ujarnya di Nusa Dua, Bali, Rabu (31/10).

Joko menilai kebijakan mandatori B20 akan membantu negara menekan impor minyak dan defisit neraca perdagangan. Kebijakan ini juga mampu mengangkat harga CPO di pasar global dan solusi penyerapan stok di tengah melambatnya permintaan ekspor minyak sawit.

“Ini akan membantu mengurangi defisit neraca perdagangan dan tentu saja akan mengurangi dampak fluktuasi nilai tukar rupiah,” jelas dia.

Menurut data Kementerian ESDM, kebutuhan pasokan minyak sawit dalam bentuk Fatty Acid Methyl Ester (FAME) untuk campuran solar pada kebijakan B20 pada tahun ini mencapai 3,92 juta KL. Namun, penyalurannya hingga 24 Oktober 2018 baru 2,42 juta KL atau sekitar 60 persen target.

Presiden Joko Widodo dalam arahannya saat membuka konferensi internasional minyak sawit (IPOC) 2018 pada Senin (29/1) mengakui pelaksanaan mandatori B20 masih belum berjalan secepat yang diharapkan.

“Ini saya kejar terus agar penggunaannya bisa 100 persen, agar stok CPO yang ada itu bisa diserap kita sendiri. Ngapain kita impor minyak kalau dari kelapa sawit kita bisa gunakan campuran biodiesel,” tegas Jokowi.

Jokowi menyebut implementasi mandatori B20 merupakan salah satu langkah untuk mengembangkan industri sawit. Jika mandatori B20 berjalan, ia optimistis harga sawit atau CPO di pasar global juga bakal terdongkrak.

“Trik dagang seperti ini kan memang harus kita lakukan. Kalau tidak (kita) ditekan terus. Kalau ditekan, ya kita gunakan sendiri kalau B20 ini berjalan. Ganti semua mesin-mesin baik mesin mobil maupun mesin pembangkit listrik semua pakai diesel. Kapok mereka. Tapi ini perlu waktu,” ungkapnya.

Sementara itu, IPOC 2018 and 2019 Price Outlook akan dimulai pada Kamis (1 November) di BICC Nusa Dua Bali. Konferensi IPOC ke-14 tahun ini akan mengambil tema “Palm Oil Development: Contribution to SDGs”

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Kepala Bappenas rencananya akan turut menjadi pembicara dalam konferensi tersebut.

sumber: cnnindonesia.com