Cara Memilih Sawit yang Cocok Dipanen untuk Mendapatkan Hasil Optimal

memilih-kelapa-sawit

Sawit Notif – Pemilihan waktu yang tepat untuk memanen kelapa sawit sangat krusial dalam industri perkebunan, karena berpengaruh langsung pada hasil minyak sawit yang dihasilkan. Untuk itu, petani dan pengelola perkebunan harus memahami berbagai faktor yang menentukan kematangan tandan buah segar (TBS) serta cara mengevaluasinya agar dapat memaksimalkan hasil panen. Berikut adalah beberapa pedoman dan pertimbangan dalam memilih sawit yang tepat untuk dipanen:

1.  Mengamati Umur Tanaman

Kelapa sawit mulai berproduksi pada umur 2,5 hingga 3 tahun, meskipun puncak produksi biasanya tercapai pada usia 6 hingga 10 tahun. Pada usia ini, tanaman mulai menghasilkan tandan buah segar (TBS) dengan kualitas yang lebih tinggi, yang akan menghasilkan lebih banyak minyak. Oleh karena itu, pemilihan waktu panen harus mengacu pada usia tanaman dan fase produktivitasnya.

2.  Ciri Fisik Tandan Buah Segar (TBS)

Secara umum, TBS sawit yang siap panen memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Warna Tandan : TBS yang matang akan menunjukkan warna yang lebih kuning kemerahan pada bagian pelepahnya. Ciri ini merupakan indikator bahwa buah di dalam tandan telah mencapai tingkat kematangan optimal. Secara umum buah sawit yang matang umumnya berwarna merah tua hingga hitam legam. Hindari buah yang masih hijau atau kuning karena belum mencapai kematangan optimal.

Buah yang Terlepas : Buah sawit yang matang dan siap dipanen akan lebih mudah terlepas dari tandannya. Buah yang sudah jatuh atau mulai terlepas sendiri menandakan bahwa waktu panen sudah dekat.

Kelompok Buah : Pada tahap kematangan optimal, kelompok buah di dalam tandan akan terlihat lebih rapat dan padat, dengan jumlah buah yang maksimal.

Bentuk : Buah yang matang biasanya berbentuk bulat sempurna dan ukurannya relatif seragam. Perhatikan juga apakah ada tanda-tanda busuk atau serangan hama.

Daging Buah : Tekan lembut buah sawit. Jika daging buah terasa lunak dan mudah lepas dari biji, itu pertanda buah sudah matang.

Tangkai Buah : Tangkai buah yang matang biasanya mudah diputus.

3. Pemeriksaan Kandungan Minyak (Oil Content)

Untuk memperoleh hasil yang maksimal, penting untuk mengukur kadar minyak dalam TBS. Tandan yang dipanen terlalu dini biasanya mengandung minyak yang lebih rendah, sedangkan TBS yang terlalu matang bisa menyebabkan penurunan kualitas minyak. Pemantauan kadar minyak dapat dilakukan dengan menguji sampel buah secara periodik menggunakan alat ukur kadar minyak atau dengan metode pengujian laboratorium. Secara umum, TBS yang memiliki kandungan minyak sekitar 18%-22% dianggap siap untuk dipanen dengan hasil yang optimal.

4. Pengamatan Pematangan Tandan

Setiap tandan sawit memiliki siklus pematangan yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk memantau pematangan tandan di kebun. Proses pematangan TBS dimulai dari pembentukan buah, diikuti oleh perkembangan pembesaran buah, dan akhirnya pembentukan buah yang masak. Beberapa petani menggunakan alat bantu seperti indikator pematangan untuk memastikan waktu yang tepat untuk memanen, meskipun metode visual dengan mengamati tanda-tanda di atas tetap menjadi cara yang paling umum.

5. Faktor Cuaca

Cuaca memegang peranan penting dalam proses pematangan TBS. Curah hujan yang tinggi dapat memperlambat proses pematangan, sementara kekeringan dapat mempercepatnya. Oleh karena itu, penting untuk memantau kondisi cuaca di daerah perkebunan, karena hal ini akan berpengaruh pada waktu yang tepat untuk memanen.

6. Keberlanjutan dan Teknologi dalam Pemantauan

Teknologi terkini, seperti sistem pemantauan berbasis sensor atau aplikasi berbasis drone, semakin banyak digunakan untuk memantau perkembangan dan kondisi tanaman kelapa sawit secara lebih efisien. Dengan teknologi ini, petani dapat mengidentifikasi tandan yang siap dipanen dengan lebih akurat, mengurangi pemborosan dan meningkatkan hasil produksi.

7. Memperhatikan Kualitas Buah

Selain waktu panen, kualitas buah juga menjadi faktor penting. Tandan yang dipanen harus dalam kondisi segar dan tidak rusak, karena kualitas buah yang baik akan mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan. Sebaiknya, hindari memanen buah yang telah jatuh ke tanah, karena ini bisa mengurangi kualitas TBS. Tekan lembut buah sawit. Jika daging buah terasa lunak dan mudah lepas dari biji, itu pertanda buah sudah matang.

8. Pengelolaan Kebun dan Teknik Pemangkasan

Penting untuk memastikan bahwa kebun sawit dikelola dengan baik, termasuk pemangkasan dan pemeliharaan yang tepat. Pohon sawit yang tidak sehat atau terinfeksi penyakit dapat menghasilkan TBS yang lebih rendah kualitasnya. Oleh karena itu, pastikan kebun dalam keadaan sehat dan bebas dari hama serta penyakit yang bisa memengaruhi kualitas buah.

9. Waktu Panen yang Optimal

Biasanya, panen sawit dilakukan dalam periode waktu tertentu untuk menghindari kerusakan dan memastikan TBS yang dihasilkan maksimal. Waktu terbaik untuk panen adalah pada pagi hari, setelah embun mengering. Ini karena kelembaban yang lebih rendah akan mempermudah proses pemanenan dan mengurangi kerusakan buah.

10. Frekuensi Panen

Panen sawit dilakukan secara teratur dengan interval sekitar 7 hingga 10 hari, tergantung pada produktivitas tanaman. Pemantauan yang cermat terhadap pola pertumbuhan dan pematangan TBS memungkinkan petani untuk melakukan panen secara lebih efisien dan mengurangi pemborosan.

 

Kesimpulan :

Pemilihan sawit yang tepat untuk dipanen bukanlah suatu hal yang sederhana, hal itu memerlukan pemahaman yang mendalam tentang kondisi tanaman, cuaca, dan faktor-faktor lainnya. Dengan menggunakan metode yang tepat dan mengikuti pedoman di atas, petani dapat memaksimalkan hasil panen sawit dan menjaga kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Untuk itu, penting bagi pelaku industri kelapa sawit untuk terus memantau perkembangan teknik dan teknologi terbaru agar tetap kompetitif dan produktif dalam menjalankan usaha perkebunannya.(DK)

 

Tips Singkat :

* Panen secara berkala : Lakukan pemanenan secara teratur untuk memastikan semua buah matang dapat dipanen.

* Gunakan alat yang tepat : Gunakan alat panen yang sesuai untuk menghindari kerusakan pada buah dan pohon sawit.

* Perhatikan cuaca : Hindari panen saat cuaca sedang hujan atau terlalu panas untuk menjaga kualitas buah.

* Kualitas minyak sawit : Buah yang matang menghasilkan minyak sawit dengan kualitas yang lebih baik.

* Produktivitas : Panen yang tepat akan meningkatkan produktivitas pohon sawit.

* Harga jual : Buah sawit yang berkualitas akan mendapatkan harga jual yang lebih tinggi.

 

Bagi perusahaan yang ingin memulai bisnis kelapa sawit atau memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai seputar perkebunan kelapa sawit, dapat mengunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.

Jika ingin meningkatkan hasil produksi panennya dapat menggunakan produk PKT (Plantation Key Technology) yaitu :

Pupuk MOAF® yang sangat mendukung untuk pengendalian berbagai jenis penyakit yang menyerang kelapa sawit. Pupuk MOAF® adalah aplikasi pupuk kelapa sawit yang tepat sasaran, dimana dapat diserap oleh pohon secara maksimal dan juga tidak menyebabkan kerusakan tanah, serta membantu perkembangan mikroorganisme tanah.

Selain itu juga dapat menggunakan, aplikasi pengendali hayati CHIPS® sebagai vaksin Ganoderma yang ramah lingkungan dan berfungsi untuk menekan laju perkembangan berbagai penyakit pada kelapa sawit, sehingga sawit tetap sehat dan berproduksi secara maksimal.