Alasan Kenapa Sawit Membutuhkan Vaksin

Alasan Kenapa Sawit Membutuhkan Vaksin

Tanaman sawit yang menghasilkan kuantitas serta kualitas Tandan Buah Segar (TBS) yang baik adalah dambaan setiap petani, pengelola, maupun pengusaha pemilik kebun. Namun seringnya yang terjadi adalah sebaliknya. Penurunan baik dari segi kuantitas maupun kualitas Tandan Buah Segar (TBS), rusaknya keseimbangan ekosistem perkebunan dan alam, peningkatan hama penyakit, serta matinya pohon sawit. Kondisi ini tentu cukup patetis.

Apalagi tanaman Elaeis guineensis ini adalah salah satu komoditi ekspor penghasil segala jenis produk kebutuhan sehari-hari manusia yang sering memberikan surplus bagi negara. Jika hasil produksi menurun, maka penurunan kuantitas ekspor juga ikut mengalami kemerosotan, sehingga memberikan dampak tidak sehat bagi neraca perdagangan di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan sebuah effort (perjuangan maksimal) agar tidak terjadi ketimpangan pada produksi buah penghasil Crude Palm Oil (CPO) ini.

Selain pemilihan bibit unggul berkualitas dari lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki sertifikasi seperti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), sosialiasi perawatan pada bibit juga harus menjadi perhatian penuh. Pasalnya jika pada tahap awal pemilihan bibit saja sudah terjadi kesalahan karena pertimbangan harga, maka hal ini malah akan memberikan dampak kerugian yang lebih besar dan lama lagi, karena sawit akan berproduksi selama kurang lebih dua puluh lima (25) tahun. Bibit tidak baik tentu akan sulit memberikan
hasil produksi optimal.

Bila pemilihan bibit benar-benar sudah dilaksanakan, maka tahap penting selanjutnya yang harus diperhatikan oleh petani, pengelola, maupun pemilik perkebunan adalah sosialisasi perawatan bibit mulai dari usia 3 (tiga) bulan sampai benih tersebut tumbuh menjadi kecambah yang siap untuk ditanam di lapangan. Sosialiasi perawatan terhadap benih ini penting karena tahap seleksi bibit unggul akan terlihat di sini. Jika selama sosialisasi muncul ketidaknormalan pada benih, maka benih tersebut sudah pasti tidak perlu diikutsertakan dalam penanaman.

Hal penting selanjutya adalah ketika melakukan penanaman, harus benar-benar memakai standarisasi yang tepat mulai dari pelubangan tanah sampai penanaman sawit. Jika sudah dilakukan dengan tepat, maka tahap penting selanjutnya yang harus diperhatikan adalah pemberian nutrisi pada tanaman. Apapun kondisi tanahnya, sesubur dan segembur apapun, jika tumbuhan sawit tidak diberikan pupuk (istilahnya adalah makanan bagi tumbuhan), maka hasil produksi juga tidak akan memberikan hasil maksimal.

Selain pemberian nutrisi berupa unsur hara makro, mikro, enzim, dan hormon, tumbuhan penghasil CPO ini juga membutuhkan vaksinasi. Istilahnya adalah imunisasi pada tanaman. Hal ini dilakukan mengingat banyaknya hama penyakit yang berada di sekitar area tanam, sehingga pohon sawit memiliki imun (daya tahan) terhadap berbagai penyakit alam, termasuk jamur Ganoderma sawit yang dapat mematikan pohon.

Adapun berbagai lembaga dan instansi terus melakukan perkembangan terhadap ilmu terapan untuk menghasilkan produk vaksin ganoderma bagi sawit. Namun yang harus Anda ingat adalah, apapun teknologinya, vaksin tersebut harus sesuai dengan keadaan kondisi sawit, tidak merusak ekosistem perkebunan dan alam, serta bukan merupakan bahan kimia yang dapat meningkatkan hama penyakit akibat punahnya predator alami hama tanaman. Semoga dapat diperhatikan.

Bagi perusahaan yang memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang perkebunan kelapa sawit, dapat mengunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.