Apa saja penyebab sawit gagal panen? Masalah penurunan produksi sawit disebabkan oleh banyak hal. Misalnya karena pemilihan benih yang salah, kondisi tanah yang tidak mendukung, dan sebagainya. Padahal sawit merupakan primadona dan penyumbang penghasil devisa non migas terbesar untuk Indonesia.
Sebagai petani sawit, Anda juga perlu mengetahui penyebab gagal panen yang mungkin jarang Anda sadari selama ini, dan penyebab gagal panen oleh penyakit tertentu.
Penyebab Gagal Panen yang Harus Anda Pahami
Seperti apa kondisi yang kelapa sawit gagal panen? Berikut penjelasan tentang berbagai penyebab kegagalan panen yang penting untuk Anda ketahui:
1. Penggunaan Benih Palsu
Penyebab pertama dan banyak orang yang menduganya sebagai masalah turunan produktivitas kelapa sawit adalah karena penggunaan benih palsu. Hal tersebut dapat terjadi karena minimnya pengetahuan para petani akan benih yang tepat.
Selain itu, harga benih unggul yang biasanya dianggap terlalu mahal juga menjadi kendala bagi petani untuk memperoleh benih tersebut. Pemakaian bibit kelapa sawit yang sembarangan dan tidak unggul alias illegitim seeds berasal dari ketidaktahuan para petani. Kondisi ini juga terjadi karena minimnya pendampingan dari perusahaan.
Selain itu, berdasarkan data terakhir dari Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, produktivitas perkebunan sawit tidak lebih dari 2 ton CPO untuk setiap hektar dalam satu tahun. Angka ini tentu jauh melebihi produksi dari perkebunan swasta yang menembus angka 4 sampai 8 ton untuk setiap hektar dalam satu tahun.
Rendahnya angka tersebut terjadi karena para petani cenderung menanam sawit secara cepat serta murah tanpa memperhatikan benih sawit yang digunakan palsu atau tidak, sehingga ini dapat mempengaruhi hasil produktivitas pohon sawit.
2. Tidak Mengolah Kebun Secara Benar
Penyebab gagal panen berikutnya yaitu para petani yang kurang memperhatikan bagaimana cara mengolah kebun kelapa sawit secara benar. Mereka kurang memperhatikan mulai dari proses perawatan, pemupukan, sampai dengan proses panen.
Salah satu contohnya adalah para petani belum tahu bagaimana cara untuk memotong pelepah atau membersihkan gawangan secara benar. Ketika panen pun, para petani tersebut tidak mempunyai pengetahuan mengenai apakah kelapa sawit sudah benar-benar matang atau belum.
Padahal seharusnya seorang petani kelapa sawit memahami hal tersebut. Karena pemahaman tentang proses pengolahan merupakan informasi dasar yang harus mereka ketahui.
3. Peremajaan Kebun Kelapa Sawit Terlambat
Tidak sedikit yang beranggapan bahwa faktor gagalnya panen juga disebabkan oleh peremajaan kebun yang cenderung terlambat. Pemerintah telah meremajakan kebun dengan luas sekitar 4.000 ha. Angka ini dianggap masih belum signifikan daripada kebutuhan yang totalnya bisa mencapai lebih dari 1 juta ha serta umurnya lebih dari 25 tahun.
Kemudian di Riau saja, total 68.000 ha yang usianya juga lebih dari 25 tahun. Belum lagi lahan kelapa sawit yang tidak produktif. Kondisi ini terjadi karena pemakaian benih yang kualitasnya tidak bagus.
4. Lahan Terkena Dampak Pencemaran Lingkungan
Selain berasal dari faktor internal yaitu ketidaktahuan para petani tentang bibit yang unggul, ternyata gagal panen pun juga berasal dari faktor eksternal. Faktor eksternal tersebut adalah lahan kelapa sawit yang tercemar dari aktivitas pertambangan nikel.
Berdasarkan keterangan salah satu petani, kondisi paling parah dikarenakan faktor eksternal yang terjadi selama 4 bulan terakhir. Ditambah lagi dengan kondisi curah hujan yang cukup tinggi. Kemudian lumpur merah pun masuk ke lahan dan bahkan ketinggiannya bisa sampai betis orang dewasa.
Akibatnya, para petani kesulitan memanen kelapa sawit. Jika bisa, sawit tersebut masih harus digendong dan harus melalui rintangan berupa lumpur tersebut. Akibatnya, para petani mengalami kesulitan sehingga berpengaruh terhadap produktivitasnya.
Penyebab Gagal Panen Karena Penyakit
Prospek kelapa sawit memang menunjukkan hasil yang baik setiap tahunnya. Sebenarnya produksinya pun bisa meningkat ketika para petani mampu melakukan perawatan secara benar. Namun, terkadang ada saja penyakit yang menyerang kelapa sawit sehingga berpengaruh terhadap proses panen. Berikut penjelasannya:
1. Ganoderma atau Penyakit Busuk Pangkal Batang
Para petani sawit yang berpengalaman mungkin sudah mengenal penyakit ini. Namun, tentu masih banyak juga yang belum memahami cara membasmi jamur Ganoderma sawit. Perlu Anda ketehaui, tanaman sawit yang terindikasi terinfeksi jamur ini bisa dilihat dari tampilannya.
Misalnya, warna daun yang cenderung kusam serta muncul daun tombak yang lebih dari satu. Ciri berikutnya pelepah berpatahan atau menggantung pada batang. Kemudian, pangkal batang pohon sawit terlihat membusuk dan akhirnya menyebabkan pohon sawit tumbang.
Sebagai petani sawit, sangat penting memahami cara mencegah Ganoderma ini. Jangan biarkan tanamanmu terinfeksi jamur dan baru kamu obati. Akan lebih baik jika kamu melakukan tindakan pencegahan, agar masalah tidak sampai terlalu parah.
2. Marasmius palmivorus atau Busuk Buah
Penyakit kelapa sawit lain yang juga menjadi penyebab gagal panen yaitu busuk buah. Penyakit ini terjadi karena serangan jamur bernama Marasmius palmivorus. Gejala awal sebenarnya bisa Anda lihat seperti munculnya benang yang berwarna putih atau miselia. Benang tersebut bisa Anda temukan pada permukaan buah.
Semakin lama benang putih tersebut dibiarkan akan membuatnya semakin meluas hingga menutupi hampir semua badan buah sawit. Setelah itu, jamur mulai melakukan penetrasi menuju lapisan mesokarp atau daging buah. Pada akhirnya, buah kelapa sawit pun akan busuk dan warnanya berubah menjadi kecoklatan.
3. Crown disease atau Penyakit Tajuk
Crown disease atau penyakit tajuk merupakan sebuah penyakit turunan. Penyakit ini terjadi karena masalah pada gen pada tanaman induk. Anda bisa mengetahui gejalanya ketika sawit sudah berusia antara 2 sampai dengan 4 tahun.
Ciri-cirinya yaitu pelepah yang bengkok serta tidak mempunyai helai daun. Bahkan tidak ada satu helai pun, mulai dari tengah sampai dengan ujung pelepah. Kemudian, tanaman yang terkena penyakit tajuk juga tidak dapat menghasilkan buah seperti halnya tanaman seusianya.
4. Penyakit Busuk Kuncup
Salah satu gejala penyakit busuk kuncup yang juga menjadi penyebab gagal panen yaitu kuncup yang bengkok. Kemudian jaringan pada kuncup juga akan membusuk. Kondisi ini mengakibatkan perubahan warna yang berubah menjadi kecoklatan.
Ketika sudah dewasa, biasanya kuncup akan tetap bengkok, lalu perlahan tanaman pun akan tumbang alias mati. Namun, hal ini sebenarnya dapat Anda atasi secara cepat. Hanya saja, dengan catatan Anda sudah mengetahui kondisi tersebut sedari awal.
5. Anthracnose
Penyakit berikutnya bisa Anda lihat dengan munculnya bercak berwarna coklat pada bagian ujung serta tepi daun. Semua bercak tersebut juga dikelilingi warna kuning. Selain itu, ada gejala yang lainnya seperti warna hitam dan coklat pada bagian tulang daun.
Perlahan daun akan mulai mengering dan rusak. Kondisi yang menyebabkan masalah pada kelapa sawit tersebut berasal dari jamur bernama Botryodiplodia palmarum, Glomerella cingulata, maupun Melanconium sp.
Sudah Paham Apa Saja Penyebab Sawit Gagal Panen?
Demikianlah informasi tentang kondisi yang mengakibatkan kelapa sawit gagal panen. Anda harus memahami dan mampu mencegah masalah tersebut sehingga produksi kelapa sawit akan lebih berkualitas dan meningkat. Semoga bermanfaat!
Bagi perusahaan yang mengalami gagal panen kelapa sawit dan ingin bertanya lebih lanjut mengenai cara mengendalikan serangan hama dan penyakit, terutama serangan Ganoderma sawit, dapat mengunjungi website kami www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp kami +62 821 2000 6888.