Teknik Pembibitan Sawit yang Benar Sesuai Standar

Teknik Pembibitan Sawit yang Benar Sesuai Standar

Kelapa sawit adalah salah satu tanaman perkebunan yang sangat berpengaruh bagi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana teknik pembibitan sawit yang baik dan benar sesuai standar agar produktivitas tanaman tetap tinggi serta hasilnya berkualitas.

Pada Artikel ini, kita akan membahas informasi mulai dari persiapan bibit hingga perawatan di main nursery untuk bisa menghasilkan kelapa sawit yang berkualitas tinggi. 

Pentingnya Pembibitan Sawit

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan paling populer karena potensi bisnisnya menguntungkan. Selain itu, bisnis perkebunan kelapa sawit hingga pengolahan hasilnya pun mendapat dukungan dari pemerintah. 

Oleh karena itu, tidak heran jika peminat bibit kelapa sawit cukup banyak. Kondisi ini menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi para petani untuk menghasilkan bibit sawit yang berkualitas. 

Tersedianya pohon induk atau varietas unggul saja tidak cukup untuk menghasilkan bibit yang berkualitas. Petani perlu memiliki kemampuan dalam menerapkan teknik pembibitan yang benar dan sesuai standar. Sebab, teknik pembibitan sawit memang tidak boleh dilakukan sembarangan. Terdapat juga beberapa kelainan genetik yang sering terjadi di pembibitan, yaitu:

  • Anak daun rapat atau narrow internode.
  • Anak daun jarang atau wide internode.
  • Sudut pelepah tajam atau rachis
  • Daun seperti rumput atau grass like leaf.
  • Daun tumbuh menggulung atau rolled leaf.
  • Tajuk tidak normal.
  • Terjadi chimera atau kelainan pada pembentukan klorofil daun.
  • Terkena penyakit tajuk atau crown disease.
  • Titik tumbuh tidak berkembang secara normal, seperti berukuran kecil.

Teknik Pembibitan Sawit Sesuai Standar

Tersedianya bibit kelapa sawit berkualitas tinggi sangat penting bagi keberhasilan perkebunan kelapa sawit dalam menghasilkan produk berkualitas karena 60% produksi ditentukan oleh kualitas bibit unggul. Salah satu faktor utama yang menentukan kualitas bibit adalah teknik pembibitan sawit yang benar dan sesuai standar. 

Melalui teknik yang tepat, bibit kelapa sawit bisa tumbuh dengan sehat dan kuat, serta mempunyai daya tahan tinggi terhadap serangan hama maupun penyakit. 

Berikut ini penjelasan lengkap mengenai tahapan pembibitan kelapa sawit sesuai standar, yaitu:

1. Persiapan Pembibitan

Menyiapkan proses pembibitan yang baik dan benar akan sangat berpengaruh terhadap kualitas bibit sawit. Berikut ini beberapa persiapan yang perlu Anda lakukan, yaitu:

  • Pemilihan lahan

Pilihlah lahan subur dan mempunyai sumber cadangan air yang cukup untuk dijadikan tempat pembibitan. Selain itu, sebaiknya pilih lahan hamparan terbuka dengan topografi areal yang datar (flat), dekat dengan areal land clearing atau replanting, dan aman dari gangguan hama, ternak, hingga manusia.

  • Persiapan media tanam

Siapkan media tanam yang baik dan cocok untuk bibit sawit, seperti top soil (tanah bagian atas) yang memiliki tekstur gembur dan bebas dari kontaminasi (hama dan penyakit, pelarut, residu, serta bahan kimia). Bila tanah yang akan digunakan kurang gembur dapat dicampur pasir dengan perbandingan pasir : tanah, yaitu 3:1. 

  • Persiapan benih

Pilihlah benih yang produksi tinggi, bebas hama dan penyakit, dan tahan terhadap lingkungan yang ekstrem. Benih kelapa sawit yang berkualitas tinggi mempunyai mata tunas (plumula) berwarna kuning gading. Serta, benih bagus hanya memiliki satu mata tunas dengan bentuk tunas yang lurus serta akar yang segar dan masih bertudung.

  • Pembuatan bedengan dan naungan

Siapkan bedengan atau tempat penyemaian dari bahan yang kuat dan tahan lama. Pada pembibitan awal, bedengan dibuat pada areal yang telah diratakan dengan ukuran lebar ± 1,2 m dan panjang ± 8 m untuk setiap bedengan. Bedengan harus memakai net jaring untuk mencegah penyinaran matahari langsung dan mencegah butiran air jatuh langsung ke permukaan kecambah.

  • Penyiapan Instalasi Penyiraman Air

Untuk menjamin perawatan kecambah dan kebutuhan air yang cukup, maka diperlukan membangun jaringan instalasi air guna untuk penyiraman bibit 2 kali sehari (pagi dan sore). Sedangkan, disaat musim hujan tinggi (10 mm per hari) maka tidak dilakukan penyiraman.

  • Penyiapan pupuk

Siapkan pupuk organik dan pupuk anorganik yang dibutuhkan untuk memperkaya media tanam serta memenuhi kebutuhan nutrisi bibit sawit.

Anda dapat memilih pupuk MOAF® dari PKT yang membantu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan struktur akar, mempercepat pertumbuhan dan perkembangan vegetatif tanaman, serta memperbaiki dan memperkuat seluruh jaringan tanaman agar daya tahan terhadap infeksi hama dan penyakit lebih baik.

  • Persiapan alat dan perlengkapan

Siapkan alat dan perlengkapan seperti polybag, ember, sekop, dan sprayer untuk membantu proses pembibitan pada tanaman sawit.

2. Pembibitan Awal (Pre Nursery)

Pre nursery adalah tahapan awal dalam pembibitan sawit yang biasanya dilakukan sebelum bibit tanaman ditanam di main nursery atau tempat pembibitan utama. Pembibitan awal bertujuan untuk menguji dan memperbaiki kualitas benih serta mempersiapkan bibit agar tumbuh dengan baik.

Berikut ini persiapan lokasi yang perlu Anda lakukan untuk tahap pre nursery, yaitu :

  • Bedengan yang dibutuhkan berukuran 8 x 1,2 m dan buatkan naungan.
  • Buat bagian dasar bedengan di atas permukaan tanah sekitarnya.
  • Tambahkan papan untuk memisahkan kelompok berdasarkan varietas.

A. Penanaman Kecambah

Kecambah yang ditanam di pre nursery harus diseleksi terlebih dahulu sehingga kecambah yang ditanam adalah kecambah yang baik. Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda lakukan untuk menanam kecambah sawit, yaitu:

  • Keluarkan kantong kecambah dari kotak dan plastik kemasan kecambah. Kemudian, tempatkan kecambah di dalam nampan. Lalu, lakukan seleksi kecambah untuk memisahkan kecambah normal dengan kecambah abnormal. Kecambah abnormal langsung disingkirkan.
  • Pada kecambah normal, buat lubang tanam sedalam 5 cm pada babybag menggunakan jari telunjuk. Sebelum ditanam kecambah di dalam lubang tersebut, diberi CHIPS® 2.1 sebanyak 5 gram per baby bag.
  • Kemudian, dilanjutkan penanaman kecambah, dimana akar (radikula) ke arah bawah  dan bakal batang (plumula) ke arah atas (jangan sampai terbalik) pada lubang tanam yang sudah dibuat dan diberikan CHIPS® 2.1 untuk tindak preventif pengendalian Ganoderma.
  • Tutup dan ratakan tanah di dalam baby bag.
  • Sebelum kecambah ditanam pastikan tanah dalam baby bag disiram air sampai jenuh.

B. Pemeliharaan pada Pembibitan Awal

Berikut ini cara melakukan pemeliharaan saat pembibitan awal pada teknik budidaya kelapa sawit, yaitu:

  • Lamanya fase pembibitan pre nursery adalah 3 bulan.
  • Penyiraman dilakukan ketika pagi dan sore setiap harinya.
  • Lakukan pengendalian gulma satu kali setiap 2 minggu dengan cara manual.
  • Pemupukan menggunakan pupuk MOAF® empat kali dalam sebulan (sesuai dengan umur bibit). Pemberian pupuk MOAF® sebaiknya dilarutkan dengan air yang konsentrasinya 0,2% – 0,3% (2 gram – 3 gram per liter air). Kemudian, larutan tersebut sebanyak 20 cc disiram ke dalam baby bag yang dilakukan setiap minggu (minggu ganjil diberi MOAF® 1 dan minggu genap diberi MOAF® 3+).
  • Selain, pengendalian gulma pada pembibitan pre nursery baik di dalam baby bag maupun di luar baby bag, juga perlu pengendalian hama dan penyakit.
  • Sebelum dilakukan pemindahan bibit ke main nursery, perlu dilakukan seleksi lagi untuk mencegah adanya bibit abnormal di main nursery. Seleksi bibit dilakukan pada umur 2 dan 3 bulan. Bibit abnormal di singkirkan dari pembibitan pre nursery agar pada saat transplanting ke pembibitan main nursery tidak tercampur dengan bibit yang normal.

3. Pembibitan Utama (Main Nursery)

Main nursery adalah area atau tempat di suatu perkebunan yang digunakan untuk mempersiapkan bibit tanaman kelapa sawit dalam jumlah besar sebelum akhirnya dipindahkan ke lahan areal land clearing atau replanting secara permanen. Berikut ini persiapan lokasi pembibitan sawit utama (main nursery), yaitu:

  • Lahan untuk pembibitan main nursery harus rata dan bebas gulma.
  • Dekat dari sumber air yang permanen agar bisa untuk penyiraman bibit. 
  • Isi tanah dalam large polybag, sebaiknya tanah yang diambil bebas dari inokulum Ganoderma (jangan diambil tanah dari perkebunan sawit yang sudah ada serangan Ganoderma) dan tanah tersebut diayak supaya bersih dari sisa-sisa akar dan sampah. Sehingga, struktur tanah menjadi gembur dan remah, mudah mengikat air dan unsur hara.
  • Atur jarak antar polybag dengan jarak 90 x 90 x 90 cm.
  • Buat instalasi sprinkle untuk penyiraman bibit kelapa sawit agar kebutuhan air cukup untuk pertumbuhan vegetatif. 

A. Pemindahan Bibit 

Berikut ini beberapa hal yang harus Anda kerjakan ketika melakukan pemindahan bibit ke tempat pembibitan utama, yaitu:

  • Bibit harus disiram dengan air hingga jenuh satu hari sebelum bibit sawit akan dipindahkan ke main nursery.
  • Pastikan juga large bag yang sudah diisi tanah dan disusun pada main nursery disiram sampai jenuh.
  • Di pre nursery bibit harus sudah diseleksi dengan benar agar bibit abnormal tidak terikut saat penanaman dalam large polybag
  • Setelah hal diatas dilakukan, kemudian lakukan proses pemindahan bibit ke large bag.
  • Lakukan pemupukan dengan pupuk MOAF® secara berkala dengan dosis yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan tanaman (sesuai umur bibit).
  • Pastikan proses penyiraman bibit yang di main nursery dilakukan pagi dan sore hari.

B. Pemeliharaan pada Pembibitan Utama

Berikut ini cara merawat bibit sawit yang dilakukan pada pembibitan utama, yaitu:

  • Lamanya fase pembibitan main nursery minimal selama 9 hingga 12 bulan.
  • Jika tidak turun hujan, maka penyiraman dapat dilakukan dua kali dalam satu hari.
  • Gulma di dalam dan di luar large polybag bisa dikendalikan dengan cara manual.
  • Taburkan pupuk MOAF® dari PKT secara merata di dalam large polybag sekeliling bibit.
  • Pengendalian penyakit maupun hama dapat dilakukan jika ada gejala serangan.
  • Sebelum bibit dipindahkan ke areal land clearing dan replanting, sebaiknya bibit di seleksi pada umur 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan. Bibit yang abnormal harus disingkirkan dari lokasi areal pembibitan main nursery agar pada saat diangkut ke areal penanaman tidak tercampur dengan bibit normal.

4. Penanaman Bibit Sawit di Lapangan

Berikut ini cara memindahkan bibit sawit yang sudah di seleksi di main nursery hingga siap ditanam di lapangan yang baik dan benar, yaitu:

  • Bibit berumur 9 – 12 bulan sudah layak dipindahkan untuk areal tidak ada serangan hama babi dan landak. Sedangkan, lokasi areal penanaman yang rawan serangan hama babi, landak, serta penyakit Ganoderma perlu umur bibit 16 – 18 bulan. 
  • Putar polybag 180 derajat ketika 3 atau 4 minggu sebelum dipindahkan agar akar yang ada di bawah polybag terputus.
  • Bibit harus disiram dengan cukup air sebelum dipindah ke lapangan.

Sudah Tau Teknik Pembibitan Sawit Sesuai Standar?

Pembibitan sawit adalah tahap yang sangat penting dalam budidaya kelapa sawit karena bibit yang berkualitas tinggi sangat dibutuhkan untuk menjamin kesuksesan produksi kelapa sawit. Pembibitan diharapkan bisa membantu meningkatkan dan mendukung perkembangan sektor perkebunan.

FAQ 

Berikut ini beberapa pertanyaan tentang pembibitan tanaman kelapa sawit, yaitu:

1. Apa Itu Pembibitan Sawit?

Pembibitan adalah proses awal budidaya dengan tujuan menghasilkan bibit kelapa sawit unggul  dengan cara menanam benih terpilih sehingga menghasilkan bibit berkualitas tinggi dan mampu tumbuh dengan baik.

2. Apa Itu Main Nursery dan Pre Nursery?

Pre nursery adalah tahap awal pembibitan yang mana biji kelapa sawit ditanam dalam baby bag dengan media tanam kaya akan unsur hara. 

Sementara itu, main nursery adalah tahap pembibitan setelah pre nursery berupa memindahkan bibit kelapa sawit ke media tanam yang lebih besar.

3. Seperti Apa Pembibitan Kelapa Sawit yang Belum Memenuhi Standar?

Terdapat kesalahan dalam melakukan pembibitan kelapa sawit, yaitu tidak dilakukan secara dua tahap, salah memilih lokasi pembibitan, penanaman terlalu dangkal, keterlambatan penanaman, jarak tanam terlalu dekat, hingga dosis pemupukan tidak sesuai.