Serangan Hama Rhynchoporus vulneratus (Kumbang Merah) Pada Tanaman Kelapa Sawit

Serangan Hama Rhynchoporus vulneratus (Kumbang Merah) Pada Tanaman Kelapa Sawit

Hama merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya produksi kelapa sawit, baik secara kuantitas maupun kualitas. Rhynchophorus vulneratus atau kumbang merah merupakan salah satu jenis hama yang merugikan tanaman kelapa sawit.

Hama Rhyncopurus vulneratus akhir-akhir ini banyak menyerang pertanaman kelapa sawit yang menyebabkan kerusakan tanaman dan pada akhirnya dapat mengakibatkan tanaman menjadi mati. Kumbang merah menyerang tanaman mulai dari yang muda sampai tanaman yang telah berproduksi di lapangan. Hama kelapa sawit ini menyerang dan merusak bagian titik tumbuh (pangkal pucuk tanaman), sehingga menyebabkan tajuk patah dan terkulai karena pangkal tajuk tanaman telah rusak akibat lubang bekas gigitan hama tersebut, serta terlihat lendir berwarna merah kecoklatan pada bekas gigitan hama R. vulneratus.

Pada tanaman muda, biasanya kumbang dewasa akan melubangi bagian pangkal pucuk atau bagian titik tumbuh sehingga mengakibatkan pelepah daun rusak dan patah, sedangkan serangan pada tanaman dewasa, dapat dilihat dari pelepah muda yang belum membuka (daun tombak) telah dilubangi oleh kumbang ini.

Telur Rhynchophorus vulneratus menetas dan menjadi larva dalam 2 – 3 hari. Makanan larva adalah tunas batang muda. Periode kehidupan larva akan terjadi selama 41 – 78 hari (rata-rata 63 hari). Kemudian menjadi pupa yang berlangsung selama 15 – 27 hari (rata-rata 19,5) hari dalam suhu 30° C dan 80% R.H. Terhitung lama hidup kumbang ini adalah 120 – 168 hari.

Pengendalian hama kumbang merah

1. Pengendalian Kultur Teknis

Sanitasi merupakan metode pengendalian yang efektif untuk memutus siklus hidup kumbang tanduk. Sanitasi lahan harus diperhatikan. kumbang betina mempunyai kebiasaan untuk meletakkan telur pada batang kelapa sawit yang membusuk merupakan habitat yang cocok untuk kumbang tanduk. Batang yang masih tegak di robohkan kemudian dicacah. Batang yang membusuk dibelah sehingga terpapar sinar matahari. Larva kumbang merah tidak tahan terhadap suhu yang tinggi.

2. Pengendalian Mekanik

Metode pengendalian secara langsung kontak dengan hama sasaran dengan cara memungut larva yang terdapat pada batang yang sudah melapuk. Satu batang yang melapuk biasanya terdapat 12-42 larva. Teknik ini tidak begitu efektif untuk kebun yang luas.

3. Pengendalian Hayati

Pengendalian kumbang merah secara kultur teknis dan mekanik seperti diatas dapat dilakukan, namun hasilnya tidak efisien karena akan memakan waktu yang cukup lama dan pastinya tidak tuntas secara keseluruhan. Pengendalian hama kumbang merah akan efisien jika dilakukan secara hayati dengan menggunakan teknologi CHIPS® 3.1 dari PKT (Plantation Key Technology).

Keistimewaan teknologi CHIPS® 3.1 yang diformulasikan khusus untuk pengendalian hama kumbang merah secara sistemik. Sistemik yang berarti ketika kumbang merahterpapar dengan bahan aktif CHIPS® 3.1 ini secara tidak langsung dan tidak sadar hama kumbang merah tersebut akan membawa penyakit kembali kehabitatnya. Kumbang tersebut tidak mati ditempat secara langsung, melainkan akan menginfeksi kumbang ataupun larva lainnya yang berada disarangnya. Tersebarnya bahan aktif CHIPS® 3.1 tersebut akan menekan laju pertumbuhan telur, larva dan kumbang dewasa lainnya, sehingga dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya aplikasi.

Bagaimana ? sangat mudah kan untuk mengendalikan hama kumbang merah (Rhynchophorus vulneratus)

Bagi perusahaan yang memiliki masalah yang sama dan ingin bertanya lebih lanjut mengenai cara mengendalikan serangan kumbang merah dan hama penyakit lainnya, dapat mengunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.