Pencegahan Serangan Ganoderma Lebih Awal saat Replanting Kelapa Sawit

Pencegahan Serangan Ganoderma Lebih Awal saat Replanting Kelapa Sawit

Replanting kelapa sawit harus dilakukan dengan benar dan bebas dari penyakit seperti Ganoderma. Sebab, Ganoderma merupakan penyakit yang menyerang pangkal batang kelapa sawit, sehingga pada saat proses replanting Ganoderma dapat mengakibatkan busuk batang sawit.

Penyakit ini harus diwaspadai, agar proses replanting kelapa sawit berjalan lancar. Bagi Anda yang masih awam mengenai penyakit kelapa sawit dan cara mencegahnya saat melakukan replanting, simak artikel ini sampai selesai!

Mengenal Serangan Ganoderma

Ganoderma boninense adalah salah satu jenis penyakit yang menyerang kelapa sawit di seluruh perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia. Penyakit ini berupa jamur patogen yang biasanya menyerang bagian pangkal batang kelapa sawit yang sudah masuk pada tahap tanaman generasi ke-2.

Serangan jamur Ganoderma ini tentunya sangat merugikan para petani sawit dan membuat produksi kelapa sawit mengalami penurunan. Selain itu, para petani juga harus mengeluarkan biaya lebih untuk merawat tanaman kelapa sawit yang terserang oleh Ganoderma.

Ancaman jamur patogen Ganoderma ini mampu menghancurkan populasi kelapa sawit hingga 60%, berdasarkan pernyataan Ganoderma Center di tahun 2008 lalu. Salah satu penyebab munculnya jamur ini adalah akibat proses replanting yang dilakukan tidak sesuai dengan persyaratan kultur teknis sehingga muncul generasi kedua dari Ganoderma.

Apa Itu Proses Replanting Kelapa Sawit?

Seperti namanya, replanting adalah penanaman kembali terhadap komoditi kelapa sawit sebelumnya. Secara sederhana, replanting kelapa sawit adalah proses mengganti kelapa sawit yang sudah tidak produktif lagi dengan cara menumbangkan tanaman terdahulu, kemudian diganti dengan bibit baru.

Biasanya, tanaman kelapa sawit yang sudah tidak produktif lagi, umurnya sudah mencapai 25 tahun. Proses penumbangannya ini bisa dilakukan dengan cara mekanis atau menyuntikan cairan kimia (under planting sawit).

Nah, ketika sudah tumbang, bekas dari pohon kelapa sawit tadi akan menjadi tempat baru bagi bibit sawit yang berusia 12 hingga 18 bulan. Jadi, replanting merupakan salah satu cara menanam kelapa sawit dengan memanfaatkan media bekas pohon kelapa sawit yang sudah tua dan tidak produktif.

Cara ini tentu saja akan menghemat tempat dan biaya lainnya untuk membuka lahan baru bagi komoditi kelapa sawit yang baru.

Bahkan, pemerintah Indonesia menargetkan replanting di kebun sawit mencapai 540.000 hektar hingga tahun 2024 mendatang. Namun, berdasarkan data dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), target tersebut baru mencapai 256.744 per 2016 hingga Juni 2022.

Tujuan pemerintah Indonesia mempercepat program peremajaan pohon sawit adalah sebagai berikut:

  • Peremajaan kelapa sawit bisa menghentikan produksi sawit yang menurun drastis.
  • Sebagai salah satu upaya percepatan pengembangan perkebunan sawit melalui perluasan.
  • Meningkatkan jumlah lapangan kerja sekaligus pendapatan masyarakat melalui pengembangan perkebunan sawit.
  • Bantu meningkatkan daya saing lewat peningkatan produktivitas dan pengembangan industri di hilir yang berbasis perkebunan.
  • Meningkatkan pendapatan nasional dengan mengikutsertakan pengusaha dan masyarakat lokal.
  • Mendukung pengembangan wilayah yang memiliki perkebunan sawit potensial.
3 Cara Mencegah Ganoderma saat Melakukan Replanting Kelapa Sawit

Penyakit Ganoderma sudah menjadi ancaman cukup serius untuk pertumbuhan kelapa sawit, Anda harus melakukan pencegahan jamur satu ini agar proses replanting membuahkan hasil. Berikut 3 cara mencegah Ganoderma lebih awal yang bisa Anda lakukan:

1. Penumbangan

Sebelum melakukan replanting sawit, Anda harus menumbangkan pohon kelapa sawit yang sudah tua dan tidak produktif terlebih dahulu. Proses penumbangan atau felled ini harus dilakukan dengan cara benar.

Anda bisa melakukan cara mekanis dengan bantuan excavator yang sudah memiliki chipping bucket. Tumbangkan pohon sawit tua secara merata dan bongkar tunggul. Kemudian, geser pohon sawit yang ditumbang ke arah jalur pancangan tumpukan. Setelah itu, batang pohon dan tunggul di chipping dengan ketebalan maksimal 10 cm.

Lubang bekas bonggol pohon tadi harus dibiarkan terkena sinar matahari selama 3 minggu. Setelah itu, tutup lubang tersebut dengan tanaman bibit yang baru.

2. Pembibitan dan Penanaman

Saat proses pembibitan, untuk tahap pre-nursery, aplikasikan CHIPS® dari PKT pada media tanah di dalam polybag yang berumur 3 bulan dengan dosis 50 gram (sebelum kecambah ditanam ataupun setelah kecambah ditanam di dalam polybag).

Menjelang pemindahan bibit sawit dari pre-nursery menjadi main-nursery, Anda dapat aplikasikan CHIPS® kembali dengan dosis 250 gram di dalam polybag (bibit akan di transplanting ke lapangan umur 12-18 bulan).

3. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan dan Tanaman Menghasilkan

Pencegahan jamur Ganoderma sawit pada areal endemik setelah replanting kelapa sawit berikutnya adalah melakukan sanitasi terhadap areal tanaman sawit yang belum menghasilkan (TBM).

Pada fase tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan, Anda perlu membuat lingkungan yang baik dan sehat untuk pertumbuhan bibit sawit. Pertumbuhan dan perkembangan bibit sawit bisa Anda tingkatkan menggunakan CHIPS® 2.1 dan pupuk MOAF® dari PKT yang sangat berpengaruh terhadap kualitas tanah dan pertumbuhan pohon sawit.

Kemudian, untuk menjaga jumlah agensia hayati, Anda perlu menambahkan dosis CHIPS® sebanyak 1,2 Kg/pohon untuk tanaman belum menghasilkan dan diaplikasikan di sekeliling bola tanah bibit dengan cara mengorek tanah sedalam 15 cm (paliran). Kemudian, CHIPS® 2.1 tersebut ditempel pada paliran bola tanah. Setelah itu ditimbun dan dipadatkan dengan tanah agar jumlah agen hayati tetap terjaga dan melindungi bibit sawit Anda dari serangan Ganoderma.

Berhasil atau tidaknya cara pencegahan di atas tergantung seberapa konsistennya Anda merawat bibit sawit Anda. Dalam upaya pengendalian dan pencegahan serangan Ganoderma, tentu saja Anda harus berkomitmen dan bersungguh-sungguh menerapkan cara di atas.

Yuk, Lakukan Pencegahan Ganoderma!

Karena jamur Ganoderma termasuk penyakit sawit luar tanah, maka Anda juga perlu menjaga kesehatan tanah yang akan menjadi tempat replanting kelapa sawit nantinya.

Menganalisa tanah harus Anda lakukan secara tepat, mulai dari menilai kualitas tanah, sifat fisik tanah secara akurat, dan penentuan status unsur hara dari tanah. Hasil analisa ini nantinya bisa Anda gunakan sebagai dasar pemupukan dan pengendalian hama penyakit kelapa sawit yang efisien.

Jika analisa Anda menyatakan bahwa kondisi tanah tidak sehat, maka Anda harus menyehatkannya dengan cara menggunakan pupuk MOAF® dan mengaplikasikan teknologi pengendali hayati CHIPS®. Pemberian jenis pupuk MOAF® bermanfaat untuk meningkatkan produksi, tidak menyebabkan kerusakan tanah, dan menjaga keseimbangan agroekosistem tanah. Sedangkan, teknologi pengendali hayati CHIPS® dapat membantu pengendalian penyakit Ganoderma, karena dengan banyaknya mikroorganisme yang menguntungkan bagi tanaman kelapa sawit membuat Ganoderma tidak mampu bertahan hidup di tanah top soil. 

FAQ
1. Strategi pengendalian jamur Ganoderma paling baik seperti apa?

Strategi pengendalian jamur Ganoderma dapat menggunakan kombinasi pupuk MOAF® dan pengendali hayati CHIPS® dari PKT yang sudah diformulasikan khusus untuk  setiap areal berbeda di perkebunan tanaman kelapa sawit Anda.

2. Bagaimana perawatan kelapa sawit agar terhindar dari jamur Ganoderma?

Perawatan tanaman kelapa sawit yang tepat agar terhindar oleh jamur Ganoderma adalah melakukan pruning pelepah kering (tetap mempertahankan 40-48 pelepah per pokok) dan mengumpulkan buah atau bunga tanaman yang telah busuk, lalu dimusnahkan.

3. Seperti apa ciri-ciri jamur Ganoderma boninense?

Memiliki warna cokelat muda sampai cokelat tua, cokelat tua kehitaman, putih ke abu-abuan, merah hati, cokelat putih susu, dan jingga kemerahan. Kemudian memiliki ukuran batang yang panjangnya mencapai 8 inchi dan ada yang tidak memiliki batang atau tangkai (menempel di pangkal batang pohon). Bentuknya menyerupai kuping dan piring, serta permukaannya berwarna sesuai dengan jenis Ganoderma.

4. Bagaimana cara mendeteksi dini kelapa sawit yang terkena serangan jamur Ganoderma?

Gejala awal tanaman sawit yang terjangkit jamur Ganoderma bisa Anda deteksi lewat penampakan tiga daun tombak tidak membuka, pertumbuhan pucuk tidak sempurna, daun yang keluar dari pucuk lebih kecil dari daun yang ada di bawahnya, pelepah mengering bahkan berpatahan, tumbuh basidiokarp Ganoderma pada pangkal batang sawit, dan akar batang membusuk.