Pengendalian Terpadu Hama Pengganggu Tanaman Kelapa Sawit

Hama pengganggu tanaman kelapa sawit adalah organisme yang bersifat merusak atau mengakibatkan kematian tanaman. Sebagai salah satu tanaman primadona perkebunan di tanah air, kelapa sawit membutuhkan pengendalian terpadu untuk menghadapi serangan hama pengganggu tanaman ini. 

Sistem pengendalian terpadu terhadap hama tanaman kelapa sawit bertujuan untuk mengendalikan populasi serta tingkat serangan terhadap tanaman. Dengan begitu, para petani sawit akan terhindar dari kerugian secara finansial.

Jenis Hama Pengganggu Tanaman Sawit

Berikut beberapa jenis hama pengganggu tanaman yang banyak ditemukan oleh petani sawit Indonesia yang diantaranya adalah:

A. Ulat Api dan Ulat Kantong

Ulat api dan ulat kantong berkembang biak dengan cara bertelur pada permukaan daun bagian bawah tanaman kelapa sawit. Umumnya telur ini ada pada pelepah daun sawit dengan bentuk berderet sejajar sekitar 3 hingga 4 baris. 

Kemampuan reproduksi seekor imago ulat api dan ulat kantong bervariasi, pada jenis tertentu bahkan mampu bertelur hingga 400 butir pada masa hidupnya. Bentuk pupa ulat api adalah bulat telur dengan warna cokelat gelap di atas permukaan tanah sekitar piringan. Kerusakan ekstrem dari serangan ulat api dan ulat kantong adalah tanaman kelapa sawit kehilangan jumlah daun hingga 90%.

Akibat dari serangan kedua hama ini menyebabkan produktivitas tanaman kelapa sawit akan menurun pada tahun pertama hingga 30%. Pada tahun kedua serangan penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit mencapai maksimal 70%.

B. Hama Oryctes rhinoceros

Jenis hama yang termasuk golongan pengganggu tanaman kelapa sawit berikutnya adalah hama Oryctes rhinoceros yang banyak menyerang pada semua umur tanaman yakni tanaman baru tanam, TBM, dan TM. Hama ini menyerang pada bagian titik tumbuh tanaman kelapa sawit yang menyebabkan kerusakan tanaman dan matinya pohon. 

Pada tanaman menghasilkan (TM), hama ini menyerang bagian daun atau pelepah sehingga menyebabkan adanya lubang-lubang dan patahnya pelepah pada titik tumbuh sehingga pertumbuhan dan produktivitas tanaman terganggu. Sedangkan, pada tanaman baru tanam dan TBM hama ini menyerang titik tumbuh tanaman kelapa sawit sehingga menyebabkan kematian pada tanaman.

C. Penggerek Tandan Buah (Tirathaba sp.)

Hama tanaman kelapa sawit lainnya adalah hama penggerek tandan buah yang bernama Tirathaba sp. Fase paling berbahaya dari jenis hama ini adalah fase ulat (larva) dan biasanya menyerang tanaman yang baru memasuki fase TM 1 dan seterusnya. 

Serangan hama ini berawal dari telur yang biasanya akan diletakkan ulat pada bagian tandan buah. Setelah telur menetas, maka ulat akan berkembang dengan cara memakan bagian buah sawit yang masih muda.

Tirathaba sp. juga akan menyerang bagian buah sawit hingga ke bagian intinya dan buah akan gugur atau berkembang tanpa inti. Serangan hama ini akan membuat buah sawit tumbuh menjadi tidak normal (menyusut bobotnya) sehingga akan mengakibatkan terjadinya kerugian secara finansial.

D. Rayap

Hama pengganggu tanaman kelapa sawit berikutnya adalah rayap yang umumnya ditemukan di lahan gambut perkebunan. Hama jenis ini dapat menyebabkan kerugian dalam budidaya karena mengakibatkan kematian pada tanaman. 

Gejala serangan hama ini ditandai dengan adanya jalur tanah pada batang kelapa sawit hingga mencapai pucuk tanaman. Kemudian, saat tanaman dibongkar maka bagian tengah batang akan mengalami kerusakan akibat aktivitas rayap.

E. Tikus

Tikus adalah hama utama dalam industri perkebunan kelapa sawit. Species tikus yang kerap menyerang perkebunan kelapa sawit adalah Rattus tiomanicus. Hama ini memakan bagian bawah daun tanaman kelapa sawit serta memakan buah matang di tandan hingga menyebabkan kerusakan.

Hama tikus juga memakan larva kumbang penyerbuk pada bunga jantan tanaman kelapa sawit yang menyebabkan kurangnya populasi hama penyerbuk sehingga menyebabkan turunnya produksi.  Siklus hidup hama tikus ini adalah sekitar satu tahun hingga delapan belas bulan. Selama waktu tersebut tikus betina biasanya akan berkembangbiak enam kali dengan rata-rata jumlah tujuh atau delapan ekor tikus.

Hama tikus memiliki pertahanan seperti perlawanan terhadap perilaku, ketahanan  ekologis, dan fisiologis. Maka, pengendalian hama tikus ini dapat menggunakan rodentisida dan biologis kontrol dengan burung hantu (Tyto alba). 

Pengendalian Terpadu Hama Pengganggu Tanaman Kelapa Sawit

Melihat dampak kerusakan yang berpotensi menimbulkan banyak kerugian bagi para petani sawit, maka populasi hama pengganggu tanaman ini harus dikendalikan. Agar tidak berakibat pada kerusakan lingkungan hidup kedepannya maka harus menggunakan metode terpadu sebagai berikut:

A. Pengendalian Ulat Api dan Ulat Kantong

Pengendalian terpadu hama pengganggu tanaman jenis ulat api dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

a. Monitoring

Petani sawit dapat melakukan monitoring demi meminimalisir penggunaan insektisida yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan hidup. Caranya adalah dengan melakukan monitoring serangan hama ulat api dan ulat kantong secara rutin (minimal 1 kali dalam sebulan) untuk memantau perkembangan serangan hama ulat kantong. Tidak perlu dilakukan pengendalian jika tingkat serangan masih dalam batas wajar (di bawah ambang ekonomi).

b. Pengendalian Hayati

Memusnahkan ulat api dan ulat kantong dengan menggunakan agen hayati yang efektif bagi perkembangan ulat api. Selain itu bisa juga menggunakan langkah pencegahan yang dengan menanam tanaman beneficial plant untuk sebagai sumber makanan bagi predator hama ulat kantong. 

B. Pengendalian Hama Oryctes rhinoceros

Pengendalian terpadu pada hama pengganggu tanaman sawit jenis ini adalah dengan cara-cara sebagai berikut:

  • Menjaga  kebersihan kebun, tanaman liar sekitar kelapa sawit rutin dibersihkan agar pertumbuhan maksimal.
  • Sampah dan pohon mati segera dimusnahkan. Hal ini untuk mencegah timbulnya larva hama yang bisa saja menyerang sewaktu-waktu. Meskipun ada obat jamur Ganoderma ada baiknya diberantas sebelum terlambat.
  • Pengendalian kumbang menggunakan teknologi CHIPS® dari PKT (Plantation Key Technology) secara sistematik. Sistematik yang dimaksud adalah ketika hama terpapar dengan bahan aktif CHIPS® ini secara tidak langsung dan tidak sadar hama Oryctes tersebut akan membawa bahan aktif tersebut kembali ke habitatnya. Kumbang tersebut tidak mati ditempat secara langsung, melainkan akan menginfeksi kumbang ataupun larva lainnya yang berada di sarangnya. Tersebarnya bahan aktif CHIPS® tersebut akan menekan laju pertumbuhan telur, larva dan kumbang dewasa lainnya, sehingga dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya aplikasi.
C. Pengendalian Hama Penggerek Tandan Buah

Pengendalian hama ini dapat petani sawit lakukan dengan cara kastrasi, sanitasi buah busuk, dan monitoring serangan hama secara berkala. Kastrasi adalah pekerjaan membuang bunga jantan dan bunga betina tanaman dengan tujuan untuk menghindari serangan hama penggerek buah juga untuk menunjang pertumbuhan vegetatif tanaman lebih baik. Sedangkan, sanitasi buah busuk adalah untuk mencegah kerusakan buah kelapa sawit lainnya. Perlu juga melakukan monitoring serangan hama secara berkala dengan melihat jumlah dan intensitas serangan hama tersebut pada tandan kelapa sawit di setiap pohonnya.

D. Pengendalian Rayap

Rayap dapat menyerang tanaman kelapa sawit yaitu dengan menggerek dan memakan pangkal batang kelapa sawit, lalu merusak jaringan akar, batang, daun, bahkan sampai ke titik tumbuh tanaman kelapa sawit, sehingga dapat menyebabkan kematian pada TBM maupun TM.

Maka itu, perlu pengendalian hama rayap dengan mengaplikasikan CHIPS® dari PKT yang mengandung mikroorganisme yang dapat mengendalikan populasi rayap di perkebunan kelapa sawit. 

E. Pengendalian Hama Tikus

Pengendalian hama tikus dengan cara memanfaatkan burung hantu (Tyto alba) dapat membantu meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit. Lantaran, Tyto alba adalah predator yang potensial untuk mengendalikan tikus secara biologi di perkebunan kelapa sawit dan dapat memangsa 2 – 5 ekor tikus setiap harinya. 

Tyto alba juga dapat mengendalikan serangan tikus secara alami dan mengurangi penggunaan rodentisida. Oleh karena itu, pemanfaatan Tyto alba dinilai lebih aman karena dapat mengurangi penggunaan bahan kimia dalam pengendalian hama tikus.

Penutup

Sebagai perusahaan yang ahli dalam tanaman kelapa sawit, PKT (Plantation Key Technology) juga menyediakan produk yang dapat mengendalikan serangan hama pengganggu tanaman kelapa sawit secara efektif dan ramah lingkungan. PKT sebagai perusahaan research & solution yang terintegrasi, mulai dari mendiagnosa masalah, hingga menyediakan solusi nyata. PKT memiliki jaringan riset, laboratorium produksi dan pabrik untuk menghasilkan produk berkualitas untuk tanaman kelapa sawit.

PKT menyediakan produk bioteknologi CHIPS® dan pupuk MOAF® yang membantu mengatasi berbagai permasalahan perkebunan sawit mulai dari serangan hama dan penyakit pada tanaman hingga menutrisi tanaman. Dengan mengaplikasikan produk unggul dari PKT pihak perkebunan akan memperoleh produktivitas tinggi dari pohon sawit yang sehat.

Demikianlah uraian mengenai jenis hama pengganggu tanaman pada kelapa sawit beserta metode dan langkah pengendalian terpadu yang dapat petani lakukan. Semoga dengan memahami uraian di atas para petani dapat memaksimalkan produktivitas tanaman kelapa sawit.

Bagi perusahaan sawit yang ingin mendapatkan produk bioteknologi dari PKT dapat mengunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.

FAQ

1. Apa itu hama pengganggu tanaman dalam perkebunan kelapa sawit?

Hama pengganggu tanaman kelapa sawit adalah organisme yang dapat merusak pertumbuhan tanaman dan menurunkan produktivitas kelapa sawit. Hama ini harus dikendalikan dengan metode yang tepat dengan memperhatikan aspek ekonomi yang ramah lingkungan. Maka dalam hal ini, PKT memiliki pengendalian terpadu guna melindungi tanaman dari serangan hama pengganggu tanaman kelapa sawit yaitu pengendali hayati CHIPS® CHIPS® adalah teknologi pengendali hayati yang diformulasi khusus sesuai kebutuhan tanaman untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit.

2. Apa saja jenis hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit?

Beberapa hama yang kerap kali mengganggu tanaman kelapa sawit adalah, ulat api dan ulat kantong, hama Oryctes rhinoceros, hama penggerek tandan buah, rayap, dan tikus. Semua hama tersebut berpotensi mengganggu perkembangan dan produktivitas tanaman kelapa sawit sehingga perlu dikendalikan secara berkala menggunakan teknologi pengendali hayati CHIPS® dari PKT.

3. Bagaimana mengatasi hama pada tanaman kelapa sawit?

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan strategi pengendalian terpadu yang efektif dengan mengaplikasikan pupuk MOAF® dan CHIPS® dari PKT guna meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta membantu meningkatkan hasil produktivitas dari pohon yang sehat.