Sawit Notif – Tahun ini, Indonesia secara resmi memegang Presidensi Group of Twenty (G20) selama setahun penuh, dimulai dari 1 Desember 2021 hingga KTT G20 di November 2022 mendatang. Salah satu dari agenda jalur keuangan Presidensi G20 Indonesia adalah mewujudkan inklusi keuangan untuk pengembangan pasar dan pembiayaan usaha kecil, menengah, dan koperasi (UKMK) sawit melalui digitalisasi.
Melalui kelembagaan UKMK, petani sawit akan dituntun untuk menghasilkan berbagai produk turunan sawit sederhana, sekaligus memasarkan secara digital melalui marketplace.
Sejalan dengan rencana ini, mengutip Tribunnews.com, dalam workshop “Promosi Digitalisasi dan Hilirisasi Produk Sawit Skala UKMK Batch I” yang digelar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kemenkeu, Senin (7/03), Kepala Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Kemenkeu Balikpapan, Adi Nugroho mengatakan, petani sawit tidak hanya berperan menyediakan bahan baku untuk produksi minyak sawit mentah, namun juga berpotensi menjadi produsen produk turunan berbasis minyak sawit atau limbah kelapa sawit.
Di kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Yuana Rochma Astuti menjelaskan bahwa sebelumnya pemerintah telah mengeluarkan Gerakan Bangga Buatan Indonesia, tujuannya untuk membantu para pelaku usaha, terutama 9,2 juta UMKM yang sudah onboarding dalam memasarkan produknya secara digital di marketplace yang tersedia di tanah air.
Sumber: Tribunnews.com