Apabila serangan ulat api di perkebunan kelapa sawit tidak dikendalikan secara terpadu, pastinya tidak akan memberikan hasil yang optimal. Pengendalian yang tidak optimal ikut mendorong tingginya serangan ulat api. Kegagalan pengendalian yang dilakukan tidak terlepas dari minimnya pengetahuan ekologi ulat api.
Tindakan pengendalian ulat api secara terpadu selalu memberikan hasil yang terbaik, dalam waktu yang relatif singkat, dapat menurunkan populasi ulat api di perkebunan kelapa sawit. Pengendalian akan memberikan hasil yang lebih optimal jika mengkombinasikan beberapa metode yang kompatibel.
Untuk mengendalikan populasi ulat api di perkebunan kelapa sawit, ada baiknya para pekebun dapat memilih alternatif pengendalian yang tepat (menghindari bahan kimia), karena yang kita ketahui penggunaan bahan kimia (pestisida) dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup di dalam areal pertanaman.
Pengendalian hama ulat api dapat dilakukan sebagai berikut :
- Melakukan sensus secara rutin
Untuk mengetahui penyebaran serangan dari ulat api tersebut dengan cara membuat titik sensus minimal 5% dari total areal tanaman, tetapi akan lebih baik jika persentase ini dapat kita tingkatkan lebih luas lagi. Kemudian pada saat sensus, sebaiknya dilakukan pengambilan sampel daun yang paling tengah (sering disebut dengan daun ke 16) karena biasanya serangan dimulai dari daun tersebut. Hal ini dilakukan agar memudahkan kita untuk mengetahui seberapa besar populasi ulat api yang ada di dalam areal pertanaman. - Melakukan penanaman tanaman inang
Tanaman inang yang dimaksud adalah bunga pukul delapan (Tunera subulata), dimana tanaman ini juga memiliki fungsi sebagai sumber pakan bagi predator ulat api, sehingga populasi ulat api dapat menurun sampai di bawah batas wajar serangan. Membuat plot tanaman di pinggir jalan kebun dengan ukuran bervariasi (sesuai kondisi areal), namun umumnya ukuran plot antara 3 – 4 meter, dengan populasi tanaman inang 300 – 400 bibit. - Pengendalian secara mekanis
Pengutipan ulat kantong secara langsung pada kelapa sawit yang terserang. Hal ini perlu dilakukan di pembibitan serta pada bibit yang akan ditanam di lapangan. Pada saat terjadi ledakan populasi ulat kantong di areal tanaman muda, maka tindakan pengutipan dapat dilakukan untuk membersihkan sisa ulat yang lolos dari pemberantasan dan sempat berkepompong. Teknik ini tidak begitu efektif untuk kebun yang luas. - Pengendalian hayati
Pengendalian ulat api secara kultur teknis dan mekanik seperti diatas dapat dilakukan, namun hasilnya tidak efisien karena akan memakan waktu yang cukup lama dan pastinya tidak tuntas secara keseluruhan. Pengendalian hama ulat api akan efisien jika dilakukan secara hayati dengan menggunakan teknologi CHIPS® 3.1 dari PKT (Plantation Key Technology).
Keistimewaan teknologi CHIPS® 3.1 yang diformulasikan khusus untuk pengendalian hama ulat api secara sistemik. Sistemik yang berarti ketika ulat api terpapar dengan bahan aktif CHIPS® 3.1 ini secara tidak langsung dan tidak sadar hama ulat api tersebut akan membawa penyakit kembali kehabitatnya. Ulat tersebut tidak mati ditempat secara langsung, melainkan akan menginfeksi ulat lainnya yang berada disarangnya. Tersebarnya bahan aktif CHIPS® 3.1 tersebut akan menekan laju pertumbuhan telur, larva dan imago lainnya, sehingga dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya aplikasi.
Bagaimana ? sangat mudah kan untuk mengendalikan hama ulat api
Bagi perusahaan yang memiliki masalah yang sama dan ingin bertanya lebih lanjut mengenai cara mengendalikan serangan ulat api dan hama penyakit lainnya, dapat mengunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.
One Comment on “Cara Tepat Pengendalian Ulat Api yang Menyerang Kelapa Sawit”
Comments are closed.