Kelapa sawit banyak dibudidayakan di Indonesia. Bisnis ini pun menjadi sangat menjanjikan keuntungan yang begitu besar bagi para pelakunya. Namun, ada banyak kemungkinan masalah di balik manisnya bisnis kelapa sawit, salah satunya adalah keberadaan hama tungau.
Tungau (Aceria guerreronis Keifer) secara signifikan dapat mengurangi produktivitas tanaman kelapa sawit karena membuat banyak buah berjatuhan, ukurannya berubah hingga buah pun mengalami kelainan.
Apa Itu Hama Tungau?
Tungau adalah hewan kecil yang memiliki delapan kaki. Meskipun tungau dan kutu memiliki ukuran yang sama, tetapi dua jenis hama ini memiliki banyak perbedaan. Tungau sendiri kemungkinan besar masih berhubungan erat dengan laba-laba.
Tungau memiliki banyak jenis, namun yang paling sering ditemui oleh petani adalah tungau Oligonychus. Perlu dipahami, tungau Oligonychus memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut:
- Tungau dewasa memiliki bentuk tubuh yang memanjang menyerupai serangga. Ukuran panjangnya sekitar 205-255 mm, dan lebar 36-52 mm.
- Tubuhnya berwarna putih bersih, sehingga saat kutu berada di daun terlihat sekilas seperti abu bekas bakaran.
- Tungau memiliki dua pasang kaki serta memiliki bulu yang panjang.
- Tungau betina dapat mengeluarkan 200 telur di bawah kondisi lingkungan yang sesuai.
Dari tahap telur, tungau yang tengah berkembang biak ini akan melewati tahap nimfa sebanyak dua kali untuk kemudian bertumbuh hingga dewasa. Aceria guerreronis membutuhkan waktu sekitar 10 hari untuk tumbuh dari telur hingga dewasa. Pada umumnya, betina dewasa bertelur di buah kelapa sawit muda.
Oleh karena itu, nantinya siklus hidup telur tungau ini juga akan menyesuaikan diri dengan perkembangan buah kelapa sawit. Jika tanaman kelapa sawit sudah dinyatakan terkena hama tungau, maka terdapat kemungkinan besar pertumbuhan sawit akan terganggu, hingga berpotensi mengalami gagal panen.
Bagaimana Hama Ini Menyerang?
Tungau umumnya menyerang bagian tanaman yang terinfeksi. Tungau hidup di sepanjang tulang daun, dengan menghisap cairan daun, dan merubah warna daun dari hijau menjadi kecoklatan mengkilat. Namun, ada cara lain yang digunakan oleh tungau untuk menginfeksi tanaman kelapa sawit di perkebunan. Apa sajakah itu?
-
Penyebaran Alami
Tungau dapat berpindah dari satu mahkota bunga, ke mahkota bunga lainnya. Tungau juga dapat beralih dari buah yang berkecambah ke tunas baru yang dibawa oleh serangga dan burung, dan melalui kontak antara daun.
-
Penyebaran Pasif
Tungau berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan bantuan angin dan bagian tanaman yang terinfeksi.
Gejala yang Ditimbulkan
Sepintas, koloni yang dibentuk hama tungau di dedaunan tampak seperti noda perak samar yang menyebar. Ada beberapa diagnosa gejala yang disebabkan oleh tungau. Diagnosa pertama, serangan wabah tungau pada buah kelapa sawit menimbulkan gejala luka pada area yang terserang. Jika gejala tersebut terlihat, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan lanjutan terkait kondisi kelapa sawit.
Cara Mengatasi Hama Tungau
Ada banyak sekali cara untuk mengatasi tungau yang menyerang kelapa sawit. Pasalnya, hama ini tumbuh dengan cepat dan berbahaya di musim kemarau. Tungau di persemaian juga dapat merusak bibit. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi tungau:
-
Sanitasi Tanaman dan Perkebunan
Melakukan sanitasi terhadap tanaman serta perkebunan kelapa sawit juga bisa mengusir serangan wabah tungau. Adapun beberapa langkah sanitasi tanaman dan perkebunan yang tepat adalah sebagai berikut:
- Membersihkan lahan kebun kelapa sawit.
- Melakukan pemantauan terhadap perkembangan buah kelapa sawit, disertai pemeliharaan tanaman.
- Melakukan pembuangan atau pemusnahan buah-buah yang telah terserang tungau.
-
Pemberian Pupuk
Langkah berikutnya yang bisa dilakukan untuk mengendalikan hama yaitu memberikan pupuk yang tepat seperti pupuk MOAF® dengan takaran berimbang agar bisa meningkatkan unsur hara pada tanah. Hal ini pun membuat tanaman memiliki daya tahan yang tinggi terhadap serangan-serangan tungau.
-
Pemanfaatan Agen Hayati
Pemanfaatan serta penggunaan agen hayati sangat manjur untuk mengatasi hama. Namun, perlu dipahami bahwa penggunaan tersebut harus dengan takaran yang berimbang.
-
Upaya Karantina
Melakukan karantina terhadap pohon kelapa sawit yang sedang tumbuh juga menjadi salah satu cara untuk mengatasi tungau.
Perlakuan karantina mengharuskan tanaman, buah, maupun benih kelapa sawit yang sudah terpapar tungau tidak dipindahkan dari lokasi yang menjadi tempat tungau bersarang atau tumbuh.
Hal ini dilakukan untuk menghindari perpindahan tungau dari suatu daerah ke daerah lain. Sehingga penyebarannya pun dapat berhenti di satu lokasi saja.
-
Pemanfaatan Predator Alami Tungau
Selain dengan menggunakan pupuk, sanitasi tanaman, hingga pemberian insektisida, ternyata memanfaatkan predator yang secara alami memakan tungau juga menjadi salah satu cara penting untuk mengendalikan hama kelapa sawit tersebut.
Ada beberapa predator alami yang memang mengonsumsi tungau diantaranya sebagai berikut:
- Amblyseius largoensis merupakan spesies tungau yang masuk ke dalam famili Phytoseiidae. Tungau yang satu ini hanya ditemukan pertama kali di Eropa.
- Bdella distincta merupakan spesies cacing yang masuk ke dalam famili Metazoa. Cacing yang satu ini menjadi musuh alami tungau.
- Neoseiulus mumai merupakan musuh alami tungau dan biasa dipelihara secara massal.
- Steneotarsonemus furcatus adalah tungau tarsonemid phytophagous terkenal yang biasa ditemukan pada kelapa.
- Cendawan entomopatogen Hirsutella sp, musuh alami yang satu ini menjadi favorite karena cendawan merupakan salah satu musuh ramah pada lingkungan saat membunuh hama.
Meski tidaklah mudah untuk mengusir hama tungau, setidaknya ada beberapa hal dan cara untuk mengatasinya agar tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dengan baik.