BPDPKS Danai 232 Program Penelitian Sawit

BPDPKS Danai 232 Program Penelitian Sawit

Sawit Notif – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sejak tahun 2015 hingga saat ini telah membiayai sebanyak 232 program penelitian dan pengembangan sawit. Program itu turut bekerja sama dengan 69 lembaga penelitian dan pengembang, serta melibatkan 840 orang penelitian dan 346 orang mahasiswa. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman dalam Pekan Riset Sawit Indonesia 2021, Rabu (17/11), mengutip Merdeka.com.

Sementara Eddy menjelaskan, penyelenggaraan acara Pekan Riset Sawit Indonesia 2021 bertujuan untuk mendiseminasikan hasil-hasil penelitian dan pengembangan sawit yang mendapatkan pendanaan dari BPDPKS. 

Sebagai komoditas strategis nasional, kelapa sawit sangat membutuhkan penelitian dan pengembangan atau riset, baik dengan solusi konkrit dalam menjaga berbagai persoalan yang dihadapi oleh industri sawit dari hulu sampai hilir, sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2015 tentang Penghimpunan Dana Perkebunan. 

Tentunya, hasil riset akan berdampak langsung untuk pengembangan industri kelapa sawit nasional yang berkelanjutan, maupun sebagai bahan, rekomendasi untuk mengambil kebijakan serta melawan kampanye hitam atau kampanye negatif terhadap sawit berdasarkan data dan fakta objektif. 

Di samping itu, program riset bertujuan untuk pembentukan dan penguatan lembaga riset yang telah ada, namun dengan lebih fokus pada teknologi sektor industri, inovasi produk, skema pembiayaan tentang pasar dan adopsi lingkungan. 

“Output dari kegiatan tersebut nantinya juga akan segera kami integrasikan dengan database di badan riset dan inovasi nasional, sehingga dapat diakses oleh masyarakat umum” ujar Eddy. 

Pada masa yang akan datang, Eddy mengharapkan jumlah publikasi ilmiah bisa terus meningkat sebagai wujud dari upaya hasil riset kelapa sawit yang selanjutkan dapat diimplementasikan oleh industri, masyarakat, dan pemerintah, demi mewujudkan peningkatan produktivitas, efisiensi, dan nilai tambah produk sawit, terutama terkait dengan sawit berkelanjutan. 

Sumber: Merdeka.com