Bagaimana Siklus Hidup dan Cara Penyebaran Jamur Ganoderma di Perkebunan Kelapa Sawit?

Siklus Hidup dan Cara Penyebaran Jamur Ganoderma - Sawitnotif

Merawat tanaman sawit dibutuhkan perhatian yang cukup, terutama dari gulma parasit yang dapat menghambat dan mengganggu pertumbuhan tanaman sawit. Mari mengenal lebih dalam mengenai siklus hidup Ganoderma boninense disease atau penyakit Ganoderma pada sawit.

Mengenal Jamur Ganoderma

Bagaimana cara hidup jamur Ganoderma boninense? Jamur Ganoderma merupakan salah satu jenis jamur parasit, yang cara bertahan hidupnya adalah dengan mengambil makanan dari tanaman lain. 

Jamur jenis ini dapat mengakibatkan pembusukan pada akar tanaman yang ditumpangi.

Ada banyak jenis jamur Ganoderma, namun yang paling sering menyerang tanaman sawit adalah jenis Ganoderma boninense. Jamur Ganoderma dapat menyebabkan penyakit Ganoderma boninense sawit, yakni busuk pangkal batang (BPB).

Agar anda dapat mengatasi keberadaan jamur Ganoderma ini, berikut pembahasan mengenai siklus hidup Ganoderma boninense disease atau jamur Ganoderma.

Siklus Hidup Ganoderma boninense

Untuk mencegah keberadaan dan pertumbuhan jamur Ganoderma boninense ini, Anda bisa mempelajari perkembangan siklus hidup Ganoderma boninense

Bagaimana cara hidup jamur Ganoderma boninense? Adapun jenis jamur Ganoderma boninense ini memiliki 3 fase siklus, yakni fase Spora, fase miselia, dan fase basidiokarp (tubuh buah).

1. Fase Spora

Seperti pada tumbuhan jenis jamur, umumnya siklus hidup Ganoderma boninense akan berawal dari fase spora. Spora akan keluar dari tubuh buah yang sudah matang, lalu beterbangan untuk mencari tempat hidup spora yang baru.

Kemudian, spora akan menumbuhkan sel-sel baru yang akan berubah dan membentuk filamen halus, yang dikenal dengan sebutan hifa.

2. Fase Miselia

Setelah spora menetap dan menjadi hifa, selanjutnya hifa akan berfusi antara satu dan lainnya hingga membentuk jaringan benang yang disebut dengan miselium. Nah, dalam kondisi inilah jamur Ganoderma boninense masuk ke dalam tahap fase miselia.

Miselium memiliki fungsi sebagai penyerap makanan bagi jamur Ganoderma boninense. Miselium menyerap semua nutrisi yang dibutuhkan untuk masa perkembangan jamur Ganoderma boninense.

Nutrisi berupa enzim yang diserap, diekskresikan oleh miselium ke lingkungan sekitar ia tumbuh. Proses ini bertujuan untuk memecah senyawa organik kompleks di substrat. Hasil katalis ini berupa senyawa yang cukup sederhana, sehingga mudah diserap oleh hifa.

3. Fase Basidiokarp

Akhir dari masa pertumbuhan dan perkembangan jamur Ganoderma boninense adalah menjadi tumbuhan yang matang, yang disebut dengan tubuh buah.

Miselium terus-menerus berkembang hingga fisiknya berubah menjadi gumpalan. Gumpalan inilah yang menjadi cikal bakal Basidiokarp atau tubuh buah jamur Ganoderma boninense.

Jika basidiokarp Ganoderma boninense ini sudah tumbuh ke permukaan dan berbentuk, maka ini merupakan pertanda buruk bagi tumbuhan inangnya. Karena pada fase basidiokarp inilah penyakit Ganoderma sawit akan mulai menginfeksi.

Jangan sampai Anda menunggu jamur Ganoderma pada fase ini, karena berarti sudah terlambat bagi bibit sawit untuk tumbuh dengan subur. 

Inilah akhir siklus hidup Ganoderma boninense yang tumbuh menjadi tubuh buah dan siap mengeluarkan jutaan spora lainnya untuk melanjutkan siklus kehidupan yang baru.

Penyakit Busuk Pangkal Batang

Siklus hidup Ganoderma boninense disease yang dibiarkan, akan menyebabkan penyakit kelapa sawit seperti busuk pangkal batang (BPB). Pohon sawit yang sudah terinfeksi pun juga bisa menginfeksi pohon sawit lainnya.

Namun, jika akar telah busuk karena terinfeksi penyakit busuk pangkal batang (BPB), maka tinggi peluang akar sawit muda yang sehat akan dengan mudah tertular.

Penyakit kelapa sawit BPB yang disebabkan oleh jamur Ganoderma boninense ini dapat menginfeksi tanaman lebih awal 12 hingga 24 bulan, pada pohon sawit yang berumur 4 sampai 5 tahun.

Jika pohon sawit telah terinfeksi BPB, maka akan secara cepat menurunkan perkembangan pertumbuhan pohon sawit tersebut hingga 50%-80%, sampai pohon sawit tersebut benar-benar mati.

Untuk mencegah penyakit BPB pada pohon sawit, berikut beberapa ciri-ciri jamur Ganoderma boninense yang telah menginfeksi pohon sawit.

Ciri-Ciri Tanaman Sawit Terinfeksi BPB

Ada beberapa ciri tanaman sawit yang terinfeksi penyakit BPB atau yang juga disebut dengan istilah jamur akar merah, karena jamur Ganoderma boninense memiliki warna yang kemerahan serta hinggap dan tumbuh di area akar pohon sawit.

Adapun ciri-ciri pohon sawit yang terinfeksi adalah sebagai berikut:

1. Daun Tidak Sehat

Ciri umum suatu tanaman atau tumbuhan mengalami penyakit dan terinfeksi adalah daunnya yang menjadi tidak sehat. Umumnya, daun yang sehat memiliki warna hijau dan segar. Karena ini berarti kandungan klorofil pada pohon cukup dan baik.

Daun merupakan tempat tanaman memasak makanannya. Terdapat stomata pada daun yang membantu pohon mengolah nutrisi yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan pohon.

Ciri daun pohon sawit yang terinfeksi BPB adalah nampak layu, warna daun menguning, dan terdapat bercak kuning yang disebut dengan nekrosis.

2. Terdapat Pelepah Pucuk pada Daun

Ciri lainnya adalah terdapatnya pelepah pucuk yang berukuran lebih kecil dibandingkan pelepah pucuk yang ada di bawahnya. Kalau sudah seperti ini, dipastikan pohon sawit yang terinfeksi tersebut telah memasuki stadium 1.

3. Muncul Miselia

Miselia juga menjadi ciri terinfeksinya pohon sawit. Miselia yang berbentuk benang-benang halus ini akan muncul di daerah pangkal batang dan akar pohon sawit. Keberadaan miselia juga menyebabkan daun mengering dengan bercak kuning nekrosis pada ujung daun.

Jika pohon sawit sudah mengalami ciri ini, maka masa infeksi sudah memasuki stadium 2.

4. Tumbuhnya Basidiokarp pada Akar Pohon

Ciri yang satu ini mungkin akan susah dilihat karena tumbuhnya basidiokarp terletak pada akar pohon sawit. Membutuhkan usaha yang lebih untuk mengecek akar sawit karena terletak di dalam tanah. 

Basidiokarp inilah bentuk sempurna dari jamur akar merah Ganoderma boninense. Jika sudah seperti ini, maka pohon sawit yang Anda tanam sudah memasuki stadium 3.

5. Muncul 3 Daun Tombak

Jika sudah terinfeksi cukup parah, maka daun pohon sawit akan tumbuh namun tidak mekar pada bagian pucuk daunnya. Sehingga daun menyerupai tombak yang disertai dengan pelepah daun yang mengering. 

6. Pelepah Daun Patah

Setelah daun tombak yang daunnya tidak mekar terbuka serta dalam keadaan mengering, maka pelepah daun satu per satu akan patah dari pohonnya. Ini sudah termasuk dalam kondisi terparah dari pohon sawit yang terkena BPB.

Jika sudah ada pada tahap ini, maka tinggal menunggu pohon sawit tumbang dan mati saja.

7. Pohon Sawit Tumbang dan Mati

Ciri dan tahapan terakhir dari pohon sawit yang terinfeksi BPB adalah pohon mengalami tumbang dan mati. Sebaiknya Anda menyingkirkan bangkai pohon yang terinfeksi karena jamur Ganoderma boninense ini masih hidup pada bangkai tersebut.

Kenali Ganoderma pada Kelapa Sawit Anda!

Sekian pembahasan mengenai siklus hidup Ganoderma boninense beserta penyakit infeksi yang disebarkannya pada pohon kelapa sawit. Mari lebih teliti dan perhatikan ciri-ciri pohon sawit yang terinfeksi jenis jamur Ganoderma boninense ini. Semoga bermanfaat!

Bagi perusahaan yang memiliki masalah yang sama dan ingin bertanya lebih lanjut mengenai cara mengendalikan serangan Ganoderma dan hama penyakit lainnya, dapat mengunjungi website kami www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp kami +62 821 2000 6888.