Peremajaan kelapa sawit memiliki beberapa cara yang salah satunya adalah underplanting. Sistem underplanting sedikit berbeda dari jenis peremajaan sawit lain sebab pada sistem ini tanaman baru akan ditanam sedangkan tanaman lama tetap dibiarkan saja.
Hal ini menjadi perdebatan pro dan kontra yang mengundang isu bahwa sistem peremajaan sawit ini menimbulkan hama penyakit baru. Terutama penyakit pada tanaman lama dan bisa menular ke tanaman baru yang sedang bertumbuh.
Mengenal Apa Itu Underplanting Sawit
Secara umum underplanting tanaman kelapa sawit merupakan penanaman kembali atau replanting sawit dengan cara menanam bibit baru. Bibit baru tersebut penanamannya terletak pada bagian bawah tanaman lama yang sengaja tidak ditebang karena bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan produksi.
Tujuannya adalah untuk menghemat biaya replanting dan memberikan pendapatan kepada petani paling tidak satu tahun pertama setelah underplanting dari hasil panen tanaman tua. Setelah TBM berumur satu tahun, tanaman tua kemudian ditebang yang bertujuan supaya tanaman muda dapat tumbuh dengan baik. Namun dalam jangka menengah dan panjang, praktik underplanting justru mengancam perkebunan sawit petani.
Beberapa hal terkait teknik underplanting sawit adalah sebagai berikut:
1. Tanaman Lama Masih Produktif
Teknik underplanting sawit menyebabkan tanaman lama masih tetap produktif dan tanaman baru akan tumbuh seiring nutrisi yang didapatkan. Tanaman lama juga akan tetap menghasilkan buah dan bisa dipanen seperti biasanya.
2. Dalam Jangka Setahun Pohon Lama Ditebang
Setelah menunggu sekitar satu tahun, pohon sawit lama akan ditebang supaya tanaman baru dapat tumbuh maksimal. Cara menebang pohon lama dengan membongkar pangkal batang sampai ke akar-akarnya dan ditumbang mengikuti arah gawangan mati atau gawangan pasar pikul supaya tidak merusak TBM.
3. Berbeda dengan Teknik Tebang Serentak dan Tumpang Sari
Pada teknik tebang serentak, semua tanaman kelapa sawit yang tidak produktif dalam areal perkebunan akan ditebang dan secara bersamaan barulah menanam bibit sawit baru.
Kemudian, teknik tumpang sari adalah teknik dengan menanam tanaman baru sambil menunggu sawit tumbuh pada gawangan yang akan ditanam tanaman lain. Biasanya berupa umbi-umbian sehingga tanaman tumpang sari tetap menghasilkan.
Sedangkan, teknik underplanting adalah teknik yang berbeda dengan tebang serentak dan tumpang sari, dimana tanaman tua ditumbangkan seluruhnya baru kemudian ditanami bibit sawit baru. Sebelum menerapkannya, para petani harus mengetahui keunggulan dan kelemahan teknik underplanting. Selain itu, teknik underplanting ini sangat rawan menimbulkan hama dan penyakit bagi tanaman baru dan bisa merugikan pihak perkebunan sawit.
Pro Kontra Underplanting Sawit
Pro kontra teknik underplanting menjadi isu yang tidak dapat dihindari sebab beberapa mengatakan bahwa teknik ini sangat berisiko. Risiko yang paling sering terjadi adalah serangan hama Oryctes, rayap dan penyakit jamur Ganoderma yang mematikan pohon kelapa sawit.
Kontra melakukan underplanting sawit adalah berasal dari pohon sawit lama yang ditanami bibit baru. Tegakan pohon sawit dapat menjadi sarang bagi hama Oryctes. Larva-larva Oryctes ini akan bermetamorfosis menjadi kumbang tanduk dan mengakibatkan batang sawit banyak berlubang sehingga bisa mematikan pucuk tanaman. Bahkan pada musim hujan serangan hama Oryctes akan mengakibatkan penyakit busuk pucuk.
Tidak hanya batang, daun dan buahnya juga dapat digerogoti Oryctes. Jika dibiarkan, lama kelamaan pohon sawit akan mati dan tumbang. Bibit baru yang ditanami pun bisa terkena imbasnya.
Alasan kedua dari kelemahan underplanting sawit adalah serangan penyakit busuk pangkal batang. Penyakit ini disebabkan oleh Ganoderma dan harus diantisipasi secepatnya. Pembusukan akibat Ganoderma pada pohon sawit lama dapat ditularkan kepada bibit sawit baru karena Ganoderma merupakan penyakit tular tanah.
Mengatasi persoalan tentang Ganoderma, PKT memiliki teknologi pengendali hayati CHIPS® yang bermanfaat sebagai vaksin Ganoderma ramah lingkungan dan berfungsi untuk menekan laju perkembangan Ganoderma yang ada di pohon maupun segala serangan infeksi dari luar pohon di areal kebun, sehingga sawit tetap sehat dan berproduksi secara maksimal.
Keuntungan Underplanting Sawit
Namun, bukan hanya kontra. Sistem underplanting juga memiliki isu pro bagi perkebunan sawit yakni keuntungan dari menerapkan sistem underplanting yang diantaranya adalah:
1. Efisien Biaya
Teknik underplanting menekan biaya penanaman bibit baru, artinya pelaku sawit masih memiliki tanaman kelapa sawit lama yang produktif. Jadi tinggal meneruskan penanaman bibit baru di bawah tanaman lama.
2. Masih Mendatangkan Keuntungan
Tidak adanya penebangan tanaman lama membuat pelaku sawit masih bisa menikmati hasil panen seperti biasa. Serta mendatangkan keuntungan selama satu tahun sebelum tanaman lama harus ditebang.
Keuntungan berguna untuk pengeluaran dana penanaman bibit sawit baru. Sebab, tanaman baru membutuhkan dana dan modal tidak sedikit sampai mampu panen secara berkala. Maka itu, petani dapat menghemat pengeluaran biaya penanaman karena adanya hasil produksi pohon sawit lama.
3. Tidak Vakum Pendapatan
Petani tetap akan memperoleh penghasilan dari pohon lama yang dipanen buahnya dan dibiarkan hidup. Dengan demikian, penghasilan petani sawit tidak terhenti dan tetap mendapat pemasukan sehari-hari.
Praktisi perkebunan juga tidak perlu takut kehabisan biaya dalam pola penanaman sawit yang baru. Karena menerapkan teknik underplanting tidak akan merugikan pelaku perkebunan sawit.
Kerugian Teknik Underplanting
Teknik underplanting tidak dilarang namun akan lebih besar menyebabkan risiko buruk jangka panjang, yang antara lain:
1. Penyakit Pangkal Batang Busuk
Penyebab penyakit batang busuk adalah Ganoderma, patogen ini akan menyerang pangkal batang dan menyebabkan pembusukan yang makin lama tanaman akan tumbang lalu mati.
Serangan Ganoderma akan cepat menular melalui kontak akar dan spora Ganoderma yang terbawa oleh angin. Ganoderma sangat berbahaya jika sudah menyerang tanaman lama karena patogen ini akan menular ke tanaman baru.
2. Menjadi Sarang Larva Oryctes
Kerugian kedua dari teknik underplanting adalah dapat menjadi sarang larva Oryctes yang mendukung larva tersebut bermetamorfosis menjadi kumbang tanduk. Larva akan membuat batang sawit berlubang dan larva bisa ganas memakan daun, batang, serta titik tumbuh tanaman yang menyebabkan tanaman mati.
3. Tidak Memutus Hama Penyakit
Teknik underplanting tidak memutuskan rantai makanan hama, bahkan menimbulkan penyakit yang berasal dari spora Ganoderma. Cara peremajaan sawit yang paling baik adalah tidak menerapkan teknik underplanting. Dalam hal peremajaan sawit, teknik tebang serentak lebih aman meski tidak produktif pada awal tanaman belum menghasilkan.
Maka, dalam memberikan keuntungan secara produktivitas, dianjurkan bagi perkebunan untuk mengaplikasikan pupuk berkualitas seperti pupuk MOAF® dari Plantation Key Technology (PKT).
PKT adalah pelopor industri perkebunan yang memiliki pupuk berkualitas Multi Organic Alkali Fertilizer atau MOAF®. Manfaat pupuk ini adalah untuk mengatasi kendala produksi panen kelapa sawit secara kuantitas dan kualitas.
Dengan kualitas pupuk kelapa sawit terbaik dan mumpuni, mengaplikasikan pupuk MOAF® dapat menetralisir pH tanah, dan meningkatkan hasil panen tanpa harus mencemari lingkungan (ramah lingkungan).
Penutup
Nah, itulah pro dan kontra dari teknik underplanting sawit yang perlu dipahami oleh para petani. Selain teknik underplanting, kamu dapat mempertimbangkan teknik replanting yang dapat mengurangi resiko hama dan penyakit pada tanaman.
Maka itu, bagi perusahaan perkebunan sawit yang ingin memperoleh hasil panen melimpah dan mengendalikan hama penyakit pada tanaman sawit. Anda dapat kunjungi website kami www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp kami 0821-2000-6888.
FAQ
1. Apa itu under pruning?
Under pruning adalah kondisi terlambatnya penunasan pelepah sawit tidak produktif. Keterlambatan mengakibatkan terganggunya panen buah sawit, mengurangi produksi hasil panen, serta menjadi sarang hama dan penyakit karena pohon lembab akibat sinar matahari tidak masuk kedalam kanopi daun tanaman.
2. Apa yang dimaksud pruning pada kelapa sawit?
Pruning adalah salah satu teknik pemangkasan pelepah sawit yang tidak produktif. Pruning tidak dapat dilakukan secara besar-besaran atau terlalu boros sebab pelepah produktif mampu menghasilkan asimilat. Asimilat baik untuk produksi TBS (tandan buah segar) dengan mempertahankan 40 – 48 pelepah per pokok per tahun. Jika kekurangan satu pelepah saja tidak cukup untuk pembentukan asimilat sehingga menyebabkan penurunan TBS 6 – 7 kg TBS per pokok per tahun.
3. Apa itu replanting kelapa sawit?
Replanting merupakan upaya mempertahankan produktivitas sawit. Replanting dapat diartikan sebagai upaya penanaman kembali komoditi tanaman kelapa sawit.