Sawit Notif – Terbitnya kebijakan pelarangan ekspor CPO, minyak goreng, dan bahan bakunya berdampak kepada penumpukan stok sawit di tangki penyimpanan. Kondisi ini sudah digambarkan dalam data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) yang dirilis pada bulan Juni 2022.
Mengutip Infosawit.com, Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono mengatakan rendahnya ekspor disebabkan upaya pemerintah menambah pasokan minyak goreng dalam negeri, karena sampai dengan bulan April harga minyak goreng masih belum seperti yang diharapkan.
Berdasarkan informasi dari year on year, yang dirujuk dari data GAPKI bahwa ekspor produk minyak sawit Indonesia pada bulan April 2022 sebesar 2,018 juta ton lebih rendah dari ekspor bulan April 2021 sebesar 2,636 juta ton.
Sedangkan, ekspor sawit dari bulan Januari sampai April 2022 hanya mencapai 8,38 juta ton, jumlah ini lebih rendah dibandingkan periode 2021 yang mencapai 10,79 juta ton.
Kemudian, jumlah konsumsi dalam negeri per April 2022 sebesar 1,75 juta ton lebih tinggi dari April 2021 berjumlah 1,58 juta ton.
Jika dihitung per April, total produksi sawit mencapai 4,25 juta ton dan stok awal 5,68 juta ton. Setelah dikurangi total ekspor dan penggunaan di dalam negeri, maka stok akhir mencapai 6,1 juta ton atau sekitar 6,1 miliar Kilogram (1 ton=1.000 kilogram).
Sumber: Infosawit.com