Sawit Notif – Harga komoditas minyak sawit mentah (CPO) naik pada awal perdagangan pada Selasa (01/11) setelah Rusia membatalkan kesepakatan ekspor gandum dan biji-bijian ke Laut Hitam. Dikutip dari Refinitiv, harga CPO di sesi awal perdagangan telah menguat 1,33% ke MYR 4.108/ton pada pukul 08:04 WIB.
Mengutip Cnbcindonesia.com, Analis komoditas Reuters memprediksikan bahwa harga CPO masih akan menguji titik support MYR 4.007/ton, dan penembusan di bawahnya dapat membuka jalan menuju kisaran MYR 3.850-3.929/ton.
Senin (31/10) kemarin minyak sawit berjangka di Bursa Malaysia Exchange Derivatives berakhir meroket 1,45% menjadi MYR 4.047/ton (US$ 856,33/ton) setelah Rusia menarik diri dari kesepakatan ekspor gandum dan biji-bijian ke Laut Hitam pada akhir pekan kemarin.
Sedangkan, perjanjian yang dibuat pada bulan juli memungkinkan produk pertanian penting untuk diekspor dari beberapa pelabuhan Ukraina. Lantaran, hal tersebut dapat meningkatkan potensi terhambatnya ekspor biji-bijian dan minyak bunga matahari secara global.
Kemudian, di dalam negeri pemerintah Indonesia kembali memperpanjang kebijakan penghapusan pungutan ekspor CPO hingga akhir tahun ini, kebijakan tidak berlaku kecuali harga acuan CPO dapat menembus US$800/ton.
Oleh karena itu, harga acuan CPO pada periode 1-15 November 2022 ditetapkan berada di US $770,88/ton. Kemudian, harga referensi juga akan ditetapkan dalam setiap dua minggu.
Sumber: Cnbcindonesia.com