Sawit Notif – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) meminta pemerintah membenahi harga tandan buah sawit (TBS). Menurut HMI, harga TBS saat ini terlalu rendah sehingga merugikan petani.
Mengutip News.detik.com, Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan (Hankam) PB HMI, Arven Marta mengatakan bukan tanpa dasar, harga tandan sawit (TBS) dari Rp 3.200/kg kini turun drastis menjadi Rp 500/kg, bahkan beberapa pabrik tidak mau membeli sawit dari petani.
Menurutnya, jika mengacu pada harga minyak sawit mentah (CPO) dunia, harga TBS petani tidak pantas diremehkan. Dikatakan, turunnya harga TBS karena kebijakan larangan ekspor CPO beberapa waktu lalu.
“Alih-alih ingin mengendalikan harga minyak goreng berdasarkan harga eceran tertinggi (HET), tapi malah menimbulkan masalah baru, harga TBS tidak pernah naik. Kebijakan ini membunuh petani,” kata Arven.
Sedangkan menurut Arven, pemerintah belum memikirkan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, yang ditunjuk Presiden untuk menangani aplikasi kelapa sawit, belum memberikan hasil.
Arven menyarankan pemerintah membuat program keterkaitan hulu-hilir di bidang pertanian. Dengan begitu, harga TBS bisa menguntungkan petani.
Sumber: News.detik.com