Sawit Notif – Partenokarpi adalah suatu fenomena ketika buah kelapa sawit terbentuk tanpa adanya proses pembuahan. Peristiwa ini menunjukkan bahwa pembuahan bukan satu-satunya pembentukan biji kelapa sawit. Namun secara umum, pada tanaman kelapa sawit, partenokarpi ditandai dengan terbentuknya buah yang tidak memiliki biji atau inti sawit. Kondisi ini seringkali menjadi perhatian para petani sawit karena dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas hasil panen.
Jenis-jenis Partenokarpi :
Partenokarpi Alami
Partenokarpi Alami merupakan proses fertilisasi yang terjadi pada suatu tanaman tanpa adanya polinasi, sehingga buah yang dihasilkan tanpa biji. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Noll pada tahun 1972 dengan tujuan buah yang terbentuk tanpa polinasi.
Partenokarpi Buatan
Partenokarpi Buatan merupakan proses pembentukan maupun perkembangan pada buah merupakan peranan besar yang banyak didukung melalui kontribusi suatu Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Zat pengatur tumbuh secara alami atau endogen terdapat dalam tubuh tanaman beserta komponen pendukung lainnya.
Penyebab Terjadinya Partenokarpi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya partenokarpi pada tanaman sawit antara lain:
* Kekurangan Nutrisi
Kekurangan unsur hara tertentu, seperti boron dan seng, dapat mengganggu proses pembuahan sehingga menyebabkan partenokarpi. Boron berperan penting untuk membantu perkembangan sel baru, mengatur keseimbangan nutrisi tanaman dan meningkatkan laju fotosintesis. Sedangkan seng berfungsi untuk mendukung pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji / buah, dan memperkuat daya tahan tanaman terhadap hama / penyakit
* Gangguan Fisiologis
Kondisi lingkungan yang ekstrim, seperti suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, serta kelembaban yang rendah, dapat mengganggu proses fisiologis tanaman dan memicu partenokarpi.
* Serangan Hama dan Penyakit
Serangan hama dan penyakit tertentu, seperti hama penggerek buah, dapat merusak bunga dan mengganggu proses penyerbukan.
* Penggunaan Pestisida Berlebihan
Penggunaan pestisida secara berlebihan atau tidak tepat dapat merusak serangga penyerbuk dan mengganggu proses polinasi. Proses polinasi adalah proses jatuhnya serbuk sari di permukaan putik sari.
* Faktor Genetik
Beberapa varietas kelapa sawit memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami partenokarpi dibandingkan varietas lainnya. Contoh varietas dengan potensi partenokarpi iaalah anggur tanpa biji,semangka tanpa biji, mentimun partenokarpik dantomat partekarpik. Semua dibudidayakan dengan partenokarpi
Namun pada saat ini faktor genetik menjadi isu tertinggi akibat partenokarpi pada tanaman sawit. Fenomena feminism ini terjadi akibat penggunaan bibit kelapa sawit yang diasumsikan toleran penyakit Ganoderma.
Dampak Partenokarpi pada Tanaman Sawit
Partenokarpi dapat memberikan dampak negatif pada tanaman sawit, antara lain:
* Penurunan Produktivitas
Buah partenokarpi umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil dan kandungan minyak yang lebih rendah dibandingkan dengan buah normal. Hal ini tentu saja akan menurunkan produktivitas tanaman sawit.
* Penurunan Kualitas Buah
Selain kandungan minyak yang rendah, buah partenokarpi juga memiliki kualitas fisik yang kurang baik, seperti bentuk yang tidak sempurna dan warna yang tidak merata.
* Peningkatan Biaya Produksi
Untuk mengatasi masalah partenokarpi, petani seringkali harus melakukan tindakan pengendalian tambahan, seperti pemupukan, penyemprotan pestisida, dan penyerbukan buatan. Hal ini pasti akan meningkatkan biaya produksi kelapa sawit dan menambah biaya perawatan kelapa sawit.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Partenokarpi
Untuk mencegah dan mengendalikan terjadinya partenokarpi, dapat dilakukan beberapa upaya, antara lain:
* Pemberian Pupuk Berimbang
Memberikan pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman dapat membantu mencegah defisiensi nutrisi yang dapat memicu partenokarpi.
* Pengendalian Hama dan Penyakit
Melakukan pengendalian hama dan penyakit secara teratur dapat menjaga kesehatan tanaman dan meningkatkan proses penyerbukan.
* Penyerbukan Buatan
Jika populasi serangga penyerbuk alami berkurang, dapat dilakukan penyerbukan buatan untuk meningkatkan persentase buah yang terbuahi.
* Pemilihan Varietas Tahan
Memilih varietas kelapa sawit yang tahan terhadap partenokarpi dapat menjadi solusi jangka panjang.
* Pengaturan Lingkungan Tanaman
Menjaga kondisi lingkungan tanaman agar tetap optimal dapat membantu mencegah terjadinya gangguan fisiologis yang dapat memicu partenokarpi.
Kesimpulan :
Partenokarpi pada tanaman sawit merupakan suatu masalah yang perlu mendapat perhatian serius dari para petani. Dengan memahami penyebab dan dampak partenokarpi, serta menerapkan upaya pencegahan dan pengendalian yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen kelapa sawit.(DK)(AD)(SD).
Bagi perusahaan yang ingin memulai bisnis kelapa sawit atau memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai seputar perkebunan kelapa sawit, dapat mengunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.
Jika ingin meningkatkan hasil produksi panennya dapat menggunakan produk PKT (Plantation Key Technology) yaitu :
Pupuk MOAF® yang sangat mendukung untuk pengendalian berbagai jenis penyakit yang menyerang kelapa sawit. Pupuk MOAF® adalah aplikasi pupuk kelapa sawit yang tepat sasaran, dimana dapat diserap oleh pohon secara maksimal dan juga tidak menyebabkan kerusakan tanah, serta membantu perkembangan mikroorganisme tanah.
Selain itu juga dapat menggunakan, aplikasi pengendali hayati CHIPS® sebagai vaksin Ganoderma yang ramah lingkungan dan berfungsi untuk menekan laju perkembangan berbagai penyakit pada kelapa sawit, sehingga sawit tetap sehat dan berproduksi secara maksimal.