Metode Pruning dalam Budidaya Kelapa Sawit

Metode Pruning dalam Budidaya Kelapa Sawit

Kegiatan pruning kelapa sawit adalah salah satu metode yang digunakan oleh para petani dalam upaya melakukan budidaya tanaman sawitnya. Dengan kegiatan pruning ini maka produktivitas pada pohon kelapa sawit akan meningkat.

Meski begitu, kegiatan pruning ini tidak bisa Anda lakukan secara sembarangan. Karena produktivitas tanaman kelapa sawit dalam menghasilkan tandan buah segar (TBS) tergantung pada jumlah pelepah yang dimilikinya. 

Jumlah pelepah ideal untuk tanaman kelapa sawit yaitu:

– umur 3 – 6 tahun adalah 56 pelepah per pokok (songgo 3).

– umur tanaman 7 – 13 tahun jumlah pelepah yang harus dipertahankan 48 pelepah per pokok (songgo 2). 

– untuk tanaman di atas 13 tahun dipertahankan 40 pelepah per pokok (songgo 1).

Lalu bagaimana cara pruning kelapa sawit dan perawatan sawit yang benar? Simak penjelasannya di bawah ini!

Pengertian Pruning

Pruning pada tanaman kelapa sawit adalah kegiatan untuk memangkas pelepah kelapa sawit yang sudah tidak lagi produktif (tidak mampu lagi menghasilkan asimilat) untuk ditranslokasikan ke titik tumbuh yang berfungsi guna menghasilkan bakal bunga jantan dan betina dalam proses pollination. Tujuan utama dilakukannya pemangkasan ini adalah agar tak banyak unsur hara yang terbuang pada pelepah daun yang tidak produktif.

Disamping itu juga dapat mengurangi kelembaban di lingkungan pohon kelapa sawit. Serta, setiap pelepah yang di pruning maka akan keluar hormon seperti oksin, sitokinin, dan giberelin yang merangsang pembungaan tanaman kelapa sawit. Namun, bila over pruning maka hormon tersebut tidak akan muncul. Bahkan, menimbulkan zat inhibitor yang menghambat keluarnya bunga betina dan munculnya bunga jantan lebih banyak sehingga tanaman tidak dapat menghasilkan TBS. 

Demikian juga pelepah yang tidak produktif akan mengambil sebagian nutrisi untuk pertumbuhan pelepah dan anak daun. Sehingga mengurangi jumlah nutrisi yang translokasi ke bakal bunga dan TBS di ketiak pelepah daun pohon sawit. 

Nah, untuk menghindari kesia-siaan penyaluran nutrisi tersebut, maka bagian pelepah yang sudah tidak produktif harus dibuang. Dengan begitu, nutrisi akan dapat terdistribusikan ke bagian generatif kelapa sawit.

Akan tetapi perlu Anda pahami bahwa untuk melakukan pruning pada tanaman sawit tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Pasalnya, pengurangan jumlah pada pelepahnya juga akan berdampak pada pengurangan daya fotosintesisnya. 

Kegiatan pruning kelapa sawit yang dilakukan dengan cara tidak tepat juga akan mengakibatkan menurunnya produktivitas tanaman kelapa sawit. 

Manfaat Pruning

Selain untuk meningkatkan produktivitas, manfaat lain dari melakukan pruning kelapa sawit adalah sebagai berikut:

  • Kebersihan atau sanitasi tanaman dapat terjaga sehingga ikut mengurangi potensi terserang hama atau penyakit.
  • Pengurangan pelepah akan memudahkan Anda melakukan sensus (penghitungan) buah serta melakukan pengamatan buah matang ketika masa panen akan tiba.
  • Proses penyerbukan secara alamiah akan lebih mudah terjadi.
  • Mencegah terbuangnya sebagian nutrisi secara sia-sia sekaligus memaksimalkan pemanfaatan unsur hara yang berasal dari tanah dan pemupukan.
  • Kegiatan pruning pada akhirnya akan memudahkan proses pengambilan buah sawit saat panen yang terdapat pada ketiak pelepah sawit.
  • Pruning juga akan mengurangi potensi terjadinya losses produksi karena buah sawit yang tersangkut pada pelepah sawit.
Cara Pruning pada Budidaya Kelapa Sawit

Agar tidak salah langkah, berikut tahapan pruning kelapa sawit yang baik dan benar:

1. Lakukan Perhitungan Pemangkasan

Sebelum melakukan pemotongan maka lakukan perhitungan jumlah spiral yang akan tersisa. Tentukan juga pelepah tua yang mana saja yang akan dilakukan pemotongan. Idealnya jumlah spiral yang tersisa bisa dihitung berdasarkan umur tanaman yang sudah dijelaskan pada kalimat sebelumnya.

2. Lakukan Pemangkasan dengan Tepat

Jika telah siap, maka lakukan pemotongan pelepah. Pastikan memotong pelepah sawit sedekat mungkin (mepet) dengan batang pohonnya, namun jangan sampai merusak batang atau tandan lain yang masih produktif.

Dengan melakukan hal itu maka potensi losses karena brondolan sawit tersangkut sisa potongan dari pelepah dapat diminimalisir. Selain itu, brondolan yang tersangkut juga akan berpotensi membusuk sehingga mengundang hama untuk datang.

3. Gunakanlah Alat yang Sesuai 

Alat untuk memangkas pelepah dari kelapa sawit yang berusia 1 3 – 7  tahun adalah dodos. Sedangkan untuk kelapa sawit yang berusia 8 – 25 tahun tahun dapat memakai egrek. Anda juga bisa menggunakan alat pruning pelepah sawit modern yang menggunakan mesin dengan sistem penggerak eksentrik memakai Camshaft.

4. Memanfaatkan Limbah Pelepah Tua

Setelah selesai melakukan pruning, manfaatkanlah pelepah tua tersebut sebagai pupuk kelapa sawit alami yang ditambah dengan pupuk MOAF® dari PKT dan sudah diformulasi khusus sesuai dengan kebutuhan tanaman. Maka, pertumbuhan akar sawit akan lebih baik karena mendapatkan cukup unsur hara serta kelembaban tanahnya terjaga.

Cara pemanfaatan limbah pelepah sawit adalah:

  • Potonglah setiap pelepah sawit menjadi dua bagian.
  • Kemudian tumpuklah pelepah sawit yang sudah dipotong diantara pokok dalam barisan tanaman yang disusun rapi (potongan pelepah disusun pada gawangan mati yang sejajar dengan barisan tanaman).
Jenis Pruning

Setelah paham langkah melakukan pruning, maka pastikan Anda juga mengerti beberapa jenis atau tahapan dari pruning kelapa sawit.

1. Pruning Sanitasi

Pruning sanitasi ini bertujuan untuk membersihkan pelepah sawit yang sudah kering dimana pelepah ini merupakan pelepah bawaan dari proses pembibitan. Pruning jenis ini idealnya dilakukan pada saat menjelang panen perdana. 

2. Pruning Rutin

Pruning rutin merupakan pruning yang dilakukan secara rutin dengan rotasi minimal 1,3 kali per tahun. Tujuan dari pruning rutin ini adalah menjaga ketersedian pelepah ideal sekaligus menghindari terjadinya kelembaban berlebih akibat jumlah pelepah yang tidak ideal dan dapat mengundang berbagai macam penyakit tanaman kelapa sawit. 

Penutup

Dalam menjalankan praktik budidaya, penting untuk memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan sosial sehingga budidaya kelapa sawit dapat berkelanjutan serta memberikan manfaat optimal. Itulah beberapa penjelasan mengenai pruning kelapa sawit.

Selain metode pruning, ada beberapa praktik budidaya lainnya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit, seperti pemupukan yang tepat, pengendalian hama dan penyakit, serta pemilihan bibit unggul yang sesuai dengan kondisi lingkungan.

Baca juga: Cara Menghitung Dosis Pupuk Kelapa Sawit

FAQ
1. Kapan pruning sawit dilakukan?

Pruning sawit dapat dilakukan menjelang kegiatan panen perdana (pruning sanitasi) dan pruning rutin 1,3 kali.

2. Mengapa perlu dilakukan pruning pada tanaman kelapa sawit?

Tanaman sawit perlu pruning agar proses panen lebih mudah serta memaksimalkan unsur hara hanya bagi pelepah yang produktif saja.

3. Berapa jumlah ideal pelepah sawit setelah pruning?

Jumlah pelepah pohon sawit yang ideal setelah melakukan pruning adalah saat tanaman sawit diatas 15 tahun sebanyak 40 hingga 48 pelepah. Sedangkan untuk tanaman sawit yang berusia di bawah 15 tahun maka jumlah ideal pelepahnya adalah 48 hingga 56 pelepah.

Bagi perusahaan yang memiliki  ingin bertanya lebih lanjut mengenai cara meningkatkan produktivitas dan budidaya tanaman kelapa sawit yang tepat, dapat mengunjungi website kami www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp +62 821 2000 6888.