Mentan Dorong Peremajaan Sawit Jambi Dipercepat

Mentan Dorong Peremajaan Sawit Jambi Dipercepat

Sawit Notif – Dalam kunjungan kerjanya di Jambi (5/11) lalu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong agar peremajaan atau replanting sawi Jambi segera dipercepat, seiring dengan meningkatnya kebutuhan minyak dunia, mengutip Tempo.co.

Tercatat saat ini, hanya sekitar 20 – 30 persen dari total keseluruhan perkebunan kelapa sawit Jambi yang masih berproduktivitas. 

Kedatangan Syahrul ke Jambi merupakan instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kemudian berkoordinasi secara teknis dengan Gubernur dan Bupati terkait. 

Syahrul mengatakan, Jokowi telah meminta semua jajaran terkait, termasuk pemerintah daerah agar bersungguh-sungguh dalam membantu para petani yang sudah rela memotong sawitnya untuk dilakukan replanting. 

Di sisi lain, Syahrul mengajak para petani Jambi untuk bisa menggunakan lahan yang sedang dalam proses replanting agar dapat dimanfaatkan untuk penanaman jagung atau tanaman lain yang juga memiliki nilai ekonomi. Periode tumbuh kembalinya sawit setelah proses replanting diperkirakan kurang lebih akan memakan waktu lebih dari 1,5 tahun hingga 2 tahun.

Kelapa sawit nasional sejak dulu telah berkembang sangat pesat hingga menghantarkan Indonesia sebagai produsen sekaligus eksportir terbesar minyak sawit di dunia, dengan total produksi sebesar 47,18 juta ton pada tahun 2020, sekitar 37,3 juta ton terserap oleh pasar ekspor. 

Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan kelapa sawit yang memiliki usia penanaman beragam, serta untuk menjaga luasan lahan serta memperbaiki tata kelola perkebunan, Pemerintah mewajibkan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) kepada perkebunan-perkebunan sawit berumur lebih dari 25 tahun, produktivitas rendah, dan sudah waktunya diremajakan. 

Upaya peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit tersebut difasilitasi dengan pemanfaatan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) sejak tahun 2016. Setiap tahunnya, program PSR ditargetkan dapat menjangkau seluas 180.000 hektar di 21 provinsi sentra kelapa sawit. 

Di masa pandemi Covid-19, program PSR turut berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi nasional karena banyaknya tenaga kerja yang diserap, sehingga mampu memutar roda perekonomian dengan multiplier effect. 

Diketahui, luas tutupan sawit nasional mencapai 16,38 juta hektar, 6,72 juta diantaranya merupakan sawit rakyat. Dari total luasan tersebut, seluas 2,78 juta hektar berpotensial untuk diremajakan. Sampai saat ini, produktivitas sawit nasional mencapai 3 – 4 ton per hektar. 

Sumber: Tempo.co