Jakarta — Pelaku usaha kelapa sawit di dalam negeri optimistis kebijakan pemerintah yang mewajibkan campuran 20% bahan bakar nabati atau biodiesel (B20), bisa meningkatkan harga minyak kelapa sawit (CPO) hingga US$50 per metrik ton.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki), Togar Sitanggang mengatakan, kebijakan tersebut juga berpotensi menaikkan permintaan CPO hingga 1 juta ton di akhir tahun ini.
“Dengan program B20 bisa mengangkat harga sawit minimum US$50 per metrik ton dan berpotensi mengerek pertumbuhan industri kelapa sawit nasional,” kata Togar Sitanggang, kepada pers di Jakarta, Senin (14/8/2018).
Seperti diketahui, saat ini rata-rata harga CPO berada di kisaran US$540 per metrik ton. Dengan demikian, diharapkan dengan kebijakan B20 harga CPO bisa mencapai US$600 per metrik ton.
Sedangkan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Mukti Sardjono mengatakan, kebijakan B20 ini bisa menguntungkan perusahaan-perusahaan kelapa sawit. Sebab kebijakan tersebut kelak tidak hanya bagi public service obligation (PSO), namun juga nanti akan diterapkan untuk non PSO.
“Tentunya akan memerlukan biodiesel lebih banyak sehingga akan meningkatkan permintaan konsumsi CPO dalam negeri yang juga akan mendorong peningkatan harga CPO. Kondisi tersebut akan sangat baik bagi perusahaan-perusahaan kelapa sawit,” ujarnya.
Kebijakan ini ditempuh untuk memangkas impor minyak diesel, dalam rangka mengurangi defisit transaksi berjalan (current account deficit).
Apabila kebijakan ini sudah terealisasi, maka konsumsi minyak swait mentah atau crude palm oil (CPO) domestik Indonesia akan meningkat pesat dan mampu menjadi sentimen positif bagi emiten-emiten sektor perkebunan.
sumber: industry.co.id