Cara Survei Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit

Cara Survei Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit

Memulai bisnis perkebunan kelapa sawit tidak semudah memetik hasilnya yang melimpah ruah. Ada banyak hal dan tahap-tahap penting yang harus dilakukan seorang pengelola sebelum menghasilkan keuntungan di masa panen. Salah satu hal penting itu adalah melakukan survei lahan yang kelak akan dibuka menjadi perkebunan. Lahan yang tepat sangat memengaruhi hasil buahnya. Oleh karena itu sebelum memutuskan memulai bisnis ini. Lalu apa saja langkah-langkah untuk melakukan survei tanah dan lahan kelapa sawit ini? Berikut beberapa tahapannya.

  1. Pengumpulan data agroklimat seperti curah hujan, suhu, tinggi tanah dari permukaan laut, lama penyinaran, kecepatan angin, dan lain sebagainya. Hal ini diperlukan agar pengelola kebun mengetahui memaksimalkan daerah ini. Mengetahui kekurangan dan kelebihan wilayahnya sangat penting dilakukan agar tidak terjadi kesalahan pengelolaan di kemudian hari.
  2. Survei lapangan untuk menganalisa topografi area, jenis lahan, jenis vegetasi yang tumbuh, sumber air permanen, serta pengaruh terhadap pencemaran lingkungan. Tahap kegiatan lapangan, ada dua kegiatan utama, yaitu pra survei dan survei utama. Pra survei bertujuan untuk menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan pada survei utama. Di dalam kegiatan ini, dikumpulkan data pendukung seperti data sosial ekonomi, peta daerah, dan data yang terkait dengan lahan lainnya; konsultasi dengan instansi terkait maupun perizinan, sampai penentuan letak basecamp, sarana transportasi, tenaga pendamping, dan sebagainya. Pada survei utama, dilakukan pengamatan tanah dan lingkungannya, termasuk data dan kondisi iklim dan hidrologi yang belum sempat terekam pada pra survei. Pengamatan tanah dilakukan dengan membuat lubang ukuran 50 x 50 cm sedalam 40-50 cm, yang dinamakan sebagai minipit, dengan pemboran sedalam 150-175 cm atau sampai pada lapisan keras/batuan untuk mengambil contoh tanah, dan pada lubang profil yang berukuran 150 x 200 cm sedalam 200 cm untuk mendeskripsikan morfologi tanah. Pengamatan ini dilakukan secara sistematis, sehingga mewakili seluruh wilayah yang diteliti. Hasil pengamatan digunakan untuk mengoreksi penarikan batas satuan lahan yang dilakukan berdasarkan interpretasi citra penginderaan jauh.
  3. Pembangunan perkebunan setelah data terhadap kondisi lapangan yang didapat memang layak untuk dibangun. Setelah melewati dua tahap di atas maka perkebunan kelapa sawit ini sudah bisa resmi digarap. Kelapa sawit bukanlah tanaman yang sulit dikembangkan, hanya saja harus melewati beberapa tahap yang setiap tahapannya tidak bisa diabaikan begitu saja.

Setelah tahap survei selesai maka pemilihan bibit kelapa sawit sudah bisa langsung dilakukan. Selain lahan tempat kelapa sawit tumbuh, pekerja dan sumber daya manusia juga harus dipilih yang handal agar tak salah dalam mengembangkannya. Demikianlah tahap-tahap survei ini. Semoga para pembaca dan pebisnis pemula di bidang ini bisa terbantu dengan maksimal.

Bagi perusahaan yang  ingin bertanya lebih lanjut seputar perkebunan kelapa sawit , dapat mengunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.