Cara Menanam Kelapa Sawit yang Baik dan Benar

Jenis-Jenis Hama dan Penyakit pada Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit adalah salah satu tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Keuntungan yang didapat dalam bisnis ini juga sangat menggiurkan sehingga banyak orang berbondong-bondong menanam kelapa sawit. Tapi tak banyak yang tahu bahwa untuk memulai perkebunan kelapa sawit yang berhasil haruslah memiliki beberapa tahapan penting. Mulai dari pembibitan, perawatan, pemupukan hingga pemanenan harus dilakukan sesuai dengan prosedur.

Cara menanam sawit yang benar akan mempengaruhi kualitas tanaman sawit dan mempengaruhi buah yang akan dihasilkan. Mungkin beberapa petani sawit masih ada yang menanam kelapa sawit secara sembarangan dan tidak begitu memperhatikan teknik menanam yang baik dan benar. Sehingga terkadang hal itulah yang menjadi penyebab kenapa pohon kelapa sawit yang sedang ditanam tidak berproduksi secara maksimal sesuai dengan harapan.

Oleh karena itu, pada tulisan kali ini akan dijelaskan bagaimana cara menanam kelapa sawit yang benar agar pohon kelapa sawit yang sedang dibudidaya dapat tumbuh dengan subur dan baik serta menghasilkan buah sawit yang melimpah dan sesuai harapan.

Cara Budidaya Tanaman Kelapa Sawit

Budidaya kelapa sawit yang tepat sangat penting karena tanaman ini membutuhkan perawatan yang cermat untuk mencapai hasil yang optimal. Tanaman kelapa sawit memerlukan lingkungan yang tepat, pemilihan bibit yang baik, dan perawatan yang konsisten agar tumbuh dengan baik. Untuk memulai budidaya kelapa sawit ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

A. Iklim

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Salah satu faktor yang harus diperhatikan saat memulai budidaya kelapa sawit adalah iklim, berikut kriteria iklim yang bagus untuk budidaya kelapa sawit.

  • Pohon sawit memerlukan penyinaran dari sinar matahari langsung selama 5 – 7 jam per hari
  • Suhu lingkungan yang ideal pada perkebunan sawit yaitu 24 – 28 derajat Celcius
  • Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan pohon sawit yaitu 1.500 – 4.000 mm per tahun
  • Tanaman sawit membutuhkan kecepatan angin sekitar 5 – 6 km per jam untuk membantu proses penyerbukannya
  • Tanaman sawit akan tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian sekitar 1.500 mdpl

B. Media Tanam

Media tanam disebut juga dengan media tumbuh, bagi tanaman umumnya berupa tanah. Berikut beberapa saran dalam memilih media tanam untuk kelapa sawit:

  • Jenis tanah yang cocok untuk menanam sawit yaitu tanah yang mengandung lempung, tidak berbatu dengan pH 4 – 6
  • Tanah untuk menanam kelapa sawit harus memiliki aerasi yang baik dan subur
  • Perkebunan sawit sebaiknya mempunyai sistem drainase yang baik, dengan permukaan air yang cukup dalam, solum juga harus dalam keadaan cukup dam sekitar 80 cm.

C. Waktu Penanaman Kelapa Sawit

Waktu penanaman kelapa sawit biasanya tergantung pada kondisi iklim dan lokasi geografis. Namun, umumnya, musim hujan menjadi waktu yang lebih baik untuk menanam kelapa sawit. Di Indonesia, tanaman kelapa sawit sering ditanam pada awal musim hujan, sekitar bulan Oktober hingga Desember. Kelembaban tanah yang tinggi selama musim hujan membantu pertumbuhan bibit kelapa sawit. Namun, praktek ini dapat bervariasi tergantung pada lokasi spesifik dan kondisi cuaca setempat.

D. Pembibitan Kelapa Sawit

  • Penyemaian
    Kecambah atau bibit kelapa sawit dimasukkan ke dalam polibag yang berukuran 12 x 35 cm atau 15 x 23 cm. Sebelumnya polybag tersebut telah diisi dengan tanah lapisan atas yang telah diayak sekitar 1,5 – 2,0 kg. Kecambah sawit atau bibit sawit lalu ditanam ke dalam polybag yang telah berisi tanah sedalam 2 cm.Lakukan pengecekan agar tanah dalam polybag selalu dalam keadaan lembab. Karena jika tanah kering, kecambah bibit tidak akan dapat tumbuh dengan baik. Kemudian polybag disimpan pada bedengan berdiameter 120 cm.  Setelah disimpan dan dirawat sekitar 3-4 bulan, kecambah bibit tersebut telah menumbuhkan daun sekitar 4-5 helai. Bibit yang telah berdaun 4-5 helai telah siap untuk dipindahtanamkan. Kemudian bibit dari pendederan tersebut dipindahkan ke polybag setebal 0,11 mm yang berukuran 40 x 50 cm. Polybag tersebut diisi dengan tanah lapisan bagian atas yang telah diayak sebanyak 15 – 30 kg. Kemudian polybag diatur ke posisi segitiga sama sisi dengan jarak antar polybag yaitu 90 x 90 cm.
  • Pemeliharaan Pembibitan
    Ketika proses pembibitan, lakukan perawatan tanaman berupa penyiraman, penyiangan, penyulaman dan pemupukan. Penyiraman dilakukan dua kali sehari setiap pagi dan sore hari. Penyiangan dilakukan 2 sampai 3 kali dalam sebulan atau sesuaikan dengan keadaan gulma pada bibit. Penyulaman yaitu menyeleksi bibit yang mati dan pertumbuhannya tidak normal. Seleksi bibit dilakukan ketika bibit berumur 4 bulan dan 9 bulan. Bibit yang tumbuh tidak normal, terserang penyakit dan memiliki kelainan genetik atau cacat fisik sebaiknya dibuang dan diganti dengan bibit yang baru dan sehat.

E. Teknik Menanam Sawit

1. Penentuan Pola Tanam
Pola menanam yang dapat diterapkan pada budidaya sawit yaitu pola monokultur atau tumpang sari. Tanaman penutup tanah pada areal lahan perkebunan sawit sangat penting adanya untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi pada tanah. Selain itu bermanfaat juga untuk mempertahankan kelembaban, mencegah erosi dan untuk menekan pertumbuhan tanaman pengganggu atau gulma. Tanaman penutup tanah yang dimaksud lebih baik berupa tanaman kacang-kacangan. Tanaman penutup sebaiknya segera ditanam segera setelah persiapan lahan selesai. Nah, ada beberapa pola tanam yang bisa Anda coba yaitu :

  • Baris Bergantian

Contoh pola pertama yaitu menanam kelapa sawit dan tanaman berkayu secara bergantian dengan melakukan penjarangan pada kebun kelapa sawit monokultur. Jarak tanam varian: 12–16 meter antar baris kelapa sawit, 7–9 meter antar pohon kelapa sawit, 12–16 meter antar baris tanaman berkayu, dan 3,5–4,5 meter antar pohon berkayu. Jumlah tanaman dapat bervariasi tergantung pada jarak tanam awal.

  • Lorong

Pola lorong adalah dimana Anda menanam kelapa sawit dan tanaman berkayu dalam dua baris berselang-seling, dengan jarak tanam yang lebih lebar. Varian jarak tanam: 24–32 meter antar baris kelapa sawit, 7–9 meter antar pohon kelapa sawit, 24–32 meter antar baris tanaman berkayu, dan 3,5–4,5 meter antar pohon berkayu. Jumlah tanaman juga bervariasi sesuai jarak tanam awal.

  • Penyisipan Tanaman Berkayu

Berikutnya, menambahkan tanaman berkayu di antara pohon kelapa sawit tanpa melakukan penjarangan. Jumlah tanaman berkayu setara dengan jumlah pohon kelapa sawit per hektar.

  • Pagar dengan Tanaman Berkayu

Pola tanam selanjutnya yaitu menanam tanaman berkayu sebagai pagar tanpa menebang kelapa sawit. Namun, jumlah tanaman berkayu tergantung pada jenis, jarak tanam, dan luas kebun.

  • Seleksi dengan Tanaman Berkayu

Pola yang bisa Anda lakukan selanjutnya adalah menebang pohon kelapa sawit tidak produktif (sawit jantan) dan menggantinya dengan tanaman berkayu. Nah, jumlah tanaman berkayu yang digunakan bergantung pada jumlah pohon sawit jantan yang ditebang.

2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum penanaman dilakukan. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 50 x 40 cm dan kedalaman 40 cm. Tanah galian bagian atas setebal 20 cm dipisahkan dari tanah bagian bawah. Jarak antar lubang tanam yaitu 9 x 9 x 9 m atau Anda bisa memilih pola secara selang-seling dengan jarak 4,5m x 7,8 m. Namun apabila kebun kelapa sawit berupa area berbukit, harus dibuat teras melingkari bukit dengan jarak 1,5 m dari sisi lereng.

3. Cara Menanam
Waktu paling baik untuk menanam yaitu pada musim hujan, setelah hujan turun. Hal ini dimaksudkan agar cukup air untuk tumbuh. Lepaskan plastik polybag yang berisi bibit sawit dengan hati-hati jangan sampai bola tanahnya rusak karena dapat merusak perakaran bibit sawit. Kemudian masukkan bibit ke dalam lubang tanam.

F. Cara Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit

  • Pemupukan
    Berikan pupuk secara teratur dengan dosis yang tepat sesuai dengan umur tanaman.  Pemupukan bisa dilakukan dengan pupuk organik maupun anorganik yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
  • Pengendalian Hama dan Penyakit
    Pemeliharaan selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah memonitor secara teratur keberadaan hama dan penyakit pada tanaman. Terapkan pengendalian hama dan penyakit yang tepat, baik dengan cara kultural, biologis, maupun menggunakan pestisida jika diperlukan.

Perawatan sawit bisa dibilang gampang susah. Para petani yang memiliki jam kerja panjang tentu akan lebih berpengalaman dan mengetahui cara menanam sawit yang benar dan mudah. Akan tetapi bagi yang baru ingin mencobanya tentu akan menemui banyak kesulitasn dan permasalahan di lapangan. Oleh karena itu, jangan mudah menyerah dan hadapi setiap kesulitannya sebagai pengalaman.

Tertarik Mencoba Budidaya Tanaman Kelapa Sawit?

Itulah beberapa cara tanam sawit yang benar supaya dapat menghasilkan panen buah sawit yang melimpah. Yang perlu diperhatikan ialah bahwa setiap varietas atau jenis tanaman sawit mempunyai teknik menanam yang berbeda-beda. Akan tetapi, cara menanam yang telah dijelaskan di atas merupakan cara yang dapat digunakan agar menghasilkan buah sawit yang besar dan hasil panen yang maksimal.

PKT telah membuktikan pemahaman mendalam mereka akan cara menanam kelapa sawit selama bertahun-tahun. Melalui pengalaman yang kaya dan komitmen yang tak henti-hentinya terhadap inovasi dan penelitian, PKT telah menjadi teladan dalam industri ini. Oleh karena itu, jika Anda membutuhkan bantuan dalam pemeliharaan dalam menanam kelapa sawit seperti pemupukan dan mengatasi penyakit jamur dalam kelapa sawit, Anda dapat menghubungi PKT dan dapatkan solusi terbaik untuk perkebunan kelapa sawit Anda!