Indonesia merupakan negara penghasil produk kelapa sawit yang cukup besar. Besarnya potensi ini didukung dengan kemampuan Indonesia dalam melakukan budidaya kelapa sawit. Tanaman ini mampu menghasilkan minyak makanan, minyak industri, dan bahan bakar nabati (biodiesel).
Jenis Kelapa Sawit
Dalam buku Teknologi Budidaya Kelapa Sawit yang diterbitkan oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, disebutkan, ada beberapa jenis tanaman kelapa sawit.
Jika dilihat dari ketebalan cangkangnya, jenis kelapa sawit terdiri atas dura, tenera, dan pisifera. Dura merupakan jenis varietas kelapa sawit yang memiliki cangkang/tempurung tebal (2-8 mm), daging buah tipis, daging biji (kernel) besar dengan rendemen kandungan minyak rendah, yakni hanya sekitar 12-14%.
Pisifera merupakan jenis varietas kelapa sawit yang memiliki cangkang/tempurung sangat tipis, daging buah tebal, daging biji tipis, inti hanya dilapisi serabut, kandungan rendemen minyaknya tinggi.
Sedangkan, Tenera adalah hasil persilangan antara varietas dura dan pisifera. Ciri-cirinya : memiliki cangkang/tempurung tipis, daging buah sangat tebal, tandan buah lebih banyak dengan ukuran kecil dan kandungan rendemen minyaknya tinggi sekitar 22-26%.
Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Pohon kelapa sawit memerlukan iklim dan lokasi tanah yang pas untuk tumbuh. Pohon kelapa sawit memerlukan penyinaran dari sinar matahari langsung selama 5-7 jam per hari. Selain itu, pohon kelapa sawit memerlukan curah hujan yang baik, yakni antara 1.500-4.000 milimeter per tahun. Suhu lingkungan pun harus diperhatikan.
Sebab, pohon sawit hanya dapat tumbuh di wilayah dengan suhu 24-28 derajat celcius. Selanjutnya, tanaman sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan kecepatan angin 5-6 kilometer per jam.
Selain iklim dan lokasi penanaman, Anda juga perlu memperhatikan media tanamnya. Jenis tanah yang cocok adalah tanam yang mengandung lempung dan tidak berbatu dengan pH 4-6. Tanah yang digunakan untuk menanam kelapa sawit pun harus memiliki sistem drainase yang baik dengan permukaan air yang cukup dalam.
Cara Budidaya Kelapa Sawit
Sebelum menanam bibit kelapa sawit, Anda perlu menyiapkan beberapa hal, antara lain penyemaian bibit, menentukan pola tanaman, dan membuat lubang tanam. Setelah proses ini dilewati, Anda baru bisa menanam bibit sawit di lokasi yang telah disiapkan. Berikut penjelasan lengkapnya:.
Penyemaian bibit
Langkah pertama dalam menyemai kelapa sawit yaitu menyiapkan polybag berukuran 12×35 sentimeter atau 15 x 23 sentimeter. Polybag tersebut kemudian diisi dengan tanah lapisan atas yang telah diayak dengan volume 1,5-2 kilogram. Selanjutnya, kecambah atau bibit sawit ditanam ke dalam polibag dengan kedalaman 2 sentimeter.
Bibit-bibit sawit tersebut perlu disimpan dalam bedengan berdiameter 120 sentimeter. Namun selama penyimpanan, Anda harus memastikan tanah di dalam polibag selalu berada dalam keadaan lembab.
Bibit-bibit sawit tersebut biasanya akan menumbuhkan daun sekitar 4 hingga 5 helai dan siap untuk dipindah tanamkan saat berusia tiga atau empat bulan. Selanjutnya, pindahkan bibit sawit ke dalam polibag baru dengan ukuran yang lebih besar, yakni 40×50 sentimeter dengan ketebalan 0,11 milimeter. Isi polibag baru tersebut dengan tanah lapisan atas yang telah diayak dengan volume 15-30 kilogram. Setelah itu, siram lapisan tanah dengan pupuk organik.
Selama proses penyemaian, Anda perlu melakukan perawatan berupa penyiraman, penyiangan, penyulaman, dan pemupukan. Bibit-bibit sawit perlu disiram sebanyak dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari. Penyiraman dapat disesuaikan dengan curah hujan. Sementara penyiangan dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam sebulan. Penyiangan bisa disesuaikan dengan keadaan gulma pada bibit sawit.
Sementara itu, penyeleksian bibit yang mati dan tidak tumbuh normal (penyulaman) dilakukan saat bibit sawit mencapai usia 4 bulan dan 9 bulan. Selama proses tersebut, Anda perlu membuang atau mengganti bibit yang tumbuh tidak normal, memiliki kelainan genetik, dan terkena penyakit.
Menentukan pola tanaman
Setelah proses pembibitan selesai, langkah selanjutnya adalah menentukan pola tanaman. Adapun pola penanaman yang biasanya diterapkan dalam budidaya kelapa sawit adalah pola monokultur atau tumpang sari. Pola tanam monokultur adalah budidaya pertanian yang menanam tanaman sejenis dalam satu areal dengan tujuan meningkatkan hasil pertanian.
Menanam tanaman penutup tanah
Langkah selanjutnya adalah menanam Tanaman Penutup Tanah (TPT) atau Legume Cover Crops (LCC). Dalam budidaya kelapa sawit, TPT dibutuhkan untuk menekan pertumbuhan gulma, melindungi tanah dari sinar matahari langsung, mengurangi aliran permukaan, menjaga kelembaban tanah, menambah kesuburan tanah, dan melindungi tanah dari tetesan langsung air hujan.
Selain itu, TPT juga berfungsi sebagai pupuk organik dan menghindari penyiangan intensif. Perlu diketahui, penyiangan yang dilakukan secara intensif dapat membuat lapisan atas tanah tergerus dan mengganggu pertumbuhan kelapa sawit.
Adapun jenis TPT yang bisa diterapkan dalam budidaya kelapa sawit adalah Mucuna bracteata atau kacang penutup tanah. Tanaman ini merupakan primadona dalam budidaya kelapa sawit di Indonesia. Selain berfungsi sebagai penutup tanah di perkebunan kelapa sawit, tanaman ini juga memiliki laju pertumbuhan yang cepat, tidak disukai ternak, tidak memerlukan banyak sinar matahari, dan bisa diperbanyak secara vegetatif.
Membuat lubang tanam
Setelah selesai menutup tanah dengan TPT, Anda perlu membuat lubang tanam. Lubang ini dibuat beberapa hari sebelum proses penanaman dilakukan. Adapun ukurannya yakni 50×40 sentimeter dengan kedalaman 40 sentimeter. Kemudian, tanah galian pada bagian atas (top soil) setebal 20 cm harus dipisahkan dengan tanah bagian bawah.
Anda pun perlu memperhatikan jarak antar-lubang. Perlu diketahui, jarak antar-lubang tanaman sebaiknya 9x9x9 meter dengan sistem segitiga sama sisi. Selain itu, perhatikan pula jumlah untuk setiap pohon, yakni 143 pohon per hektar.
Penanaman bibit kelapa sawit
Bibit yang telah berumur 8 bulan dapat dipindahkan ke areal perkebunan. Tapi umumnya, bibit tanaman baru dipindahkan ke area tanam saat berusia 10-14 bulan. Penanaman pun perlu dilakukan pada awal musim hujan atau setelah hujan turun dengan teratur.
Sehari sebelum bibit dipindahkan ke area tanam, siram bibit dengan air untuk menjaga kelembaban tanah. Pemindahan bibit ke area tanam harus dilakukan secara hati-hati. Anda perlu melepas polybag dengan hati-hati. Caranya dengan mengiris sisi luar polybag secara vertikal. Jangan sampai bola tanah yang berada di dalam polibag rusak, karena dapat menyebabkan akar bibit sawit rusak.
Setelah itu, masukkan bibit ke dalam lubang tanam dan timbun dengan tanah galian bagian atas. Jangan lupa untuk menyebarkan pengendali hama penyakit di sekitar tanaman. Setelah bibit ditanam, siram dengan pupuk organik secara merata.
Demikian cara lengkap membudidayakan kelapa sawit. Dengan penanaman dan pemeliharaan cara yang benar, tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan maksimal dan memberikan keuntungan yang berlimpah bagi produsen.
Bagi perusahaan perkebunan yang ingin meningkatkan produksi sawit dapat segera menghubungi ahlinya PKT ( Plantation Key Technology) melalui nomor telepon atau Whatsapp +62 821 2000 6888 atau kunjungi website www.pkt-group.com