Sawit Notif – Kebijakan pemerintah dalam meng-nolkan pungutan ekspor telah berjalan selama 51 hari. Namun, harga tandan buah segar (TBS) sawit masih sulit untuk dinaikan.
Mengutip Sawitindonesia.com, Dr. Gulat ME Manurung, MP, CIMA, Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), sudah sebulan sejak pungutan ekspor dibebaskan pada 15 Mei menciptakan harapan bagi petani sawit. Harapan tersebut ialah bahwa harga TBS petani akan membaik sampai akhir oktober.
Gulat juga mengatakan bahwa hari ini, tepat 51 hari setelah pengumuman pungutan ekspor kelapa sawit dibebaskan. Namun, tanda-tanda kenaikan harga TBS belum juga terlihat.
Berdasarkan informasi yang didapat dari Posko Harga TBS APKASINDO, Sampai dengan 8 September 2022, harga TBS petani swadaya mandiri di 22 provinsi rata-rata bertahan di Rp 1.836/kg. Sedangkan rata-rata harga TBS petani mitra di 22 provinsi berada pada kisaran harga Rp 2000/kg. Padahal harga TBS Petani Swadaya di beberapa provinsi sudah ada yang Rp2.000-2150/kg, tapi sebagian besar provinsi lainnya masih menyedihkan.
Sementara itu, harga TBS petani mitra di provinsi seperti Sumut, Riau, Jambi, dan Sumbar sudah berada pada kisaran Rp 2.100-2.500/kg.
Gulat menjelaskan, perpanjangan penghapusan tarif pungutan ditujukan merangsang normalnya hubungan hulu-hilir yang sempat terganggu saat larangan ekspor dan pasca pencabutan larangan Ekspor.
Gulat mengatakan, “Harus diakui bahwa kombinasi penghapusan tarif pungutan ekspor dan kebijakan flush-out tidak diperpanjang telah berhasil sedikit mendongkrak harga TBS. Memang membuat petani atau pekebun mulai merasakan manfaatnya. Jadi kalau “baru mulai” naik langsung diberlakukan kembali pungutan ekspor, tentu akan turun kembali atau jangan-jangan bisa lebih rendah sebelum pungutan dinolkan,”katanya.
Sumber: Sawitindonesia.com