Sawit Notif – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa penyebab harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani anjlok. Ia menyebut rendahnya harga TBS sawit terjadi karena tangki-tangki crude palm oil (CPO) untuk kegiatan ekspor di tingkat pengusaha masih penuh, dikutip Tempo.co.
Diketahui, Harga TBS di tingkat petani anjlok bahkan di bawah harga yang telah ditetapkan. Pekan lalu, harga TBS di beberapa daerah perkebunan sawit tidak menjangkau level Rp 1.000 per kilogram.
Dalam mengatasi permasalahan harga TBS sawit yang anjlok, Zulkifli Hasan menerangkan bahwa Kemendag harus terus mendorong ekspor CPO guna tangki-tangki CPO kembali kosong dan TBS petani dapat diserap kembali, Minggu (10/7).
Selain itu, Zulkifli Hasan juga menemui petani sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Lampung di Desa Merak Batin, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk menyikapi rendahnya harga TBS sawit akhir-akhir ini. Dari pertemuan tersebut, Zulkifli mengaku telah mendapatkan gambaran situasi yang dihadapi petani sawit saat ini.
Selanjutanya, Zulkifli menjelaskan bahwa yang menjadi persoalan utama adalah bagaimana mendorong agar TBS petani dapat terserap.
Selain itu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengklaim hingga saat ini ekspor minyak sawit mentah atau CPO belum lancar akibat ketersediaan kapal-kapal yang masih minim.
Sekretaris Jenderal Gapki, Eddy Martono melaporkan eksportir masih sulit untuk mendapatkan kapal yang akan mengangkut barang ekspor. Hal ini semenjak larangan ekspor digunakan untuk angkut crude oil dari Rusia.
Sumber: Tempo.co.