Bandung – Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Dono Bustami mengatakan asumsi ekspor sawit Indonesia pada 2018 mencapai 33 juta ton. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding 2017 yang mencapai 37 juta ton.
” Tahun lalu saja kita 37 juta ton. Tahun ini asumsinya masih sama di 33 juta ton,” kata dia kepada para wartawan usai membuka acara Pekan Riset Sawit 2018 di Kota Bandung, Selasa (13/12).
Menurut Dono, industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia. Nilai ekspor tersebut mencapai Rp 240 triliun di tahun 2016. Besarnya potensi kelapa sawit dalam negeri, kata dia, harus terus digarap agar bisa lebih maksimal.
Untuk mencapai ke arah tersebut, imbuh dia, diperlukan riset yang inovatif dan kreatif untuk mengembangkan industri ini. Ia mengatakan, riset bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, serta peningkatan produk baru agar terserap pasar lebih besar lagi.
Saat ini, kata Dono, sudah ada 32 priposal yang ditetapkan untuk tujuh bidang. Ruang lingkup penelitian dan pengembangan dilakukan pihak akademisi, lembaga peneliatian, dan industri. Penelitian mencakup aspek lingkungan, oleokimia dan biomaterial, bioenergi, pangan dan kesehatan, pasca panen dan pengolahan, budidaya, serta sosial ekonomi, bisnis, manajemen, pasar, dan TIK.
Dikatakan Dono, sejak tahun 2015-2017, BPDPKS telah menggandeng 24 universitas baik negeri maupun swasta, 127 peneliti senior, 13 lembaga penelitian non perguruan tinggi, dan 146 mahasiswa. ” Hasil yang telah dicapai yaitu 115 kontrak penelitian sawit, 11 paten, 101 publikasi ilmiah nasional dan internasional, dan menerbitkan 3 buku,” ujar dia.
Sumber: republika.co.id