Penyakit busuk buah dijumpai hampir pada semua daerah pertanaman kelapa sawit dengan cara penyebaran penyakit yang tidak merata di suatu daerah, namun bukan berarti penyakit ini tidak dapat meluas ke seluruh areal pertanaman. Intensitas penyakit busuk buah biasanya meningkat pada saat musim hujan ataupun pada daerah yang lembap, dimana hal ini dapat menyebabkan turunnya kualitas dan kuantitas buah yang dipanen.
Penyebab utama penyakit busuk buah adalah jamur Marasmius palmivorus yang berbentuk rizomorf dan ujungnya seperti kapas berwarna putih atau merah muda. Bentuk badan buahnya seperti payung dengan diameter 2,5 – 7,5 cm, dalam kondisi kering akan berwarna putih dan kondisi basah akan berwarna merah muda, serta memiliki tangkai berukuran 2,5 – 3,5 cm. Pada sisi bawah badan buah terdapat banyak basidium yang menghasilkan spora dalam jumlah yang sangat banyak.
Mengenal Penyakit Busuk Buah pada Kelapa Sawit
Penyakit busuk buah pada kelapa sawit, yang juga dikenal sebagai penyakit busuk tandan buah segar (TBS), dapat disebabkan oleh beberapa patogen, termasuk jamur, bakteri, dan bahkan nematoda. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan pada tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang merupakan hasil utama dalam industri kelapa sawit.
Gejalanya bervariasi tergantung pada jenis patogen yang terlibat, tetapi cenderung meliputi perubahan warna tandan buah segar, peningkatan kelembaban di sekitar buah, dan pembusukan yang dapat menyebabkan kehilangan kualitas serta jumlah hasil panen yang signifikan.
Pengendalian penyakit busuk buah pada kelapa sawit dapat melibatkan sejumlah tindakan, termasuk praktik sanitasi yang baik di kebun kelapa sawit, pemilihan bibit yang tahan penyakit, pengelolaan air dan drainase yang tepat, serta penerapan fungisida atau strategi biokontrol yang sesuai. Tindakan ini ditujukan untuk mengurangi risiko infeksi patogen dan menjaga kesehatan tandan buah segar agar tetap produktif.
Gejala Serangan Penyakit Busuk Buah
Berikut beberapa Gejala Serangan Penyakit busuk buah:
1. Pembusukan Buah
Salah satu gejala paling umum penyakit busuk buah adalah munculnya area busuk pada buah. Ini dapat berupa bercak basah, lunak, dan berbau busuk. Busuk pada buah dapat muncul di bagian tertentu atau menyebar ke seluruh permukaan buah.
2. Perubahan Warna dan Tekstur
Buah yang terinfeksi dapat mengalami perubahan warna yang tidak normal atau perubahan tekstur seperti lembek atau berair. Warna buah yang biasanya sehat bisa berubah menjadi coklat, hitam, atau warna-warna yang tidak biasa.
3. Bintik-bintik atau Lesi
Pada beberapa kasus, buah yang terinfeksi dapat menunjukkan bintik-bintik, lesi, atau pola warna yang tidak normal. Lesi ini bisa berukuran kecil atau berkembang menjadi area yang lebih besar seiring waktu.
4. Penurunan Produksi
Tanaman yang mengalami penyakit busuk buah dapat mengalami penurunan produksi buah. Buah yang terinfeksi cenderung lebih kecil atau tidak berkualitas baik, dan jumlah buah yang diproduksi oleh tanaman dapat menurun.
5. Penyakit pada Daun atau Batang
Beberapa patogen penyebab penyakit busuk buah juga dapat menyebabkan gejala pada daun atau batang. Ini bisa berupa bercak-becak pada daun, pembusukan pada batang, atau gejala lainnya.
6. Peningkatan Kelembaban
Penyakit busuk buah seringkali berkembang dengan baik dalam kondisi kelembaban tinggi. Jika tanaman mengalami penyakit busuk buah, seringkali lingkungan sekitarnya menjadi lebih lembab.
7. Pelebaran Infeksi
Infeksi pada satu buah atau bagian tanaman bisa menyebar ke bagian lainnya. Oleh karena itu, memahami bagaimana penyakit menyebar dapat membantu dalam pengendalian dan pencegahan lebih lanjut.
Anda bisa melihat gambar dibawah sebagai salah satu contoh penyakit busuk buah pada kelapa sawit.
Faktor Pendukung Timbulnya Penyakit Busuk Buah
Adapun faktor pendukung timbulnya penyakit ini adalah:
A. Kelembapan Udara Tinggi
Kelembapan udara yang tinggi cenderung menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan jamur seperti Marasmius palmivorus. Faktor cuaca, terutama musim hujan, dapat meningkatkan kelembapan udara di sekitar pertanaman.
Keadaan ini memberikan lingkungan yang ideal bagi jamur untuk berkembang biak dan menyebabkan infeksi pada buah. Selain itu, jika areal pertanaman memiliki semak atau tumbuhan lain yang menahan kelembapan, hal ini juga dapat mendukung pertumbuhan jamur.
B. Rotasi Pemanenan, Pruning, dan Sanitasi yang Terlambat
Rotasi pemanenan yang terlambat atau tidak teratur, kegiatan pruning (pemangkasan), dan sanitasi yang tidak tepat waktu dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit.
Potongan-potongan yang terinfeksi atau sisa-sisa tanaman yang tidak dibersihkan dengan baik dapat menjadi sumber infeksi untuk tanaman lainnya. Area tanam yang kurang bersih memungkinkan patogen untuk bertahan dan menyebar dengan lebih mudah.
C. Jarak Tanam yang Terlalu Rapat
Jarak tanam yang terlalu rapat dapat menciptakan kondisi di mana udara tidak dapat mengalir dengan baik di antara tanaman. Hal ini menyebabkan sirkulasi udara yang buruk, meningkatkan kelembaban di antara tanaman, dan menyediakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan jamur dan penyebaran penyakit.
Ketika tanaman tumbuh terlalu rapat, cahaya matahari juga mungkin tidak bisa mencapai semua bagian tanaman, menciptakan kondisi lembab yang ideal bagi penyakit busuk buah.
Cara Pengendalian Jamur Pemicu Penyakit Busuk Buah
Untuk pengendalian jamur pemicu penyakit busuk buah, berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan:
1. Perawatan Kebun atau Areal Pertanaman yang Sesuai dengan Standar Perkebunan
Ini melibatkan praktik pertanian yang komprehensif dan sesuai dengan standar perkebunan, termasuk pengelolaan air yang tepat, sanitasi yang baik, pemangkasan yang teratur, pengendalian gulma, dan pemeliharaan kesuburan tanah.
Perawatan yang baik pada kebun atau area pertanaman dapat meminimalkan faktor-faktor lingkungan yang mendukung pertumbuhan jamur penyebab penyakit busuk buah.
2. Membersihkan dan Membuang Buah Busuk dari Pohon
Tindakan ini sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi ke buah-buah lainnya. Dengan membuang buah-buah yang terinfeksi atau busuk dari pohon, Anda dapat mengurangi sumber penyebaran jamur ke buah lainnya dan area pertanaman secara keseluruhan.
3. Aplikasi Pupuk yang Sesuai dan Tidak Merusak Ekosistem Tanah
Penggunaan pupuk yang sesuai dan ramah lingkungan adalah hal penting dalam menjaga kesehatan tanaman. Penggunaan pupuk yang mudah diserap oleh tanaman dan tidak merusak ekosistem tanah membantu meningkatkan kekuatan dan daya tahan tanaman terhadap penyakit.
Formulasi pupuk yang mendukung perkembangan mikroorganisme tanah, seperti yang dilakukan oleh PT PKT (Plantation Key Technology) dalam formulasi pupuk MOAF, dapat menjadi faktor penting dalam pengendalian penyakit pada tanaman.
Baca juga: Kelebihan Pupuk MOAF® Dibandingkan Pupuk Konvensional Lainnya untuk Kelapa Sawit
4. Aplikasi Pengendali Hayati CHIPS sebagai Vaksin yang Ramah Lingkungan
Pengendali hayati seperti CHIPS merupakan metode yang ramah lingkungan dan efektif dalam mengendalikan penyakit tanaman. CHIPS berfungsi sebagai vaksin yang membantu menekan laju perkembangan berbagai penyakit pada tanaman, termasuk penyakit pada kelapa sawit.
Ini membantu tanaman kelapa sawit tetap sehat dan berproduksi secara maksimal tanpa risiko dampak negatif pada lingkungan.
Baca juga: Mengenal CHIPS Sebagai Pengendali Hayati
Bagaimana, Masih Mau Kompromi dengan Penyakit Ini?
Penting bagi para petani dan pelaku industri kelapa sawit untuk memahami dan mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh penyakit busuk buah. Melalui penerapan praktik pertanian yang baik, seperti perawatan kebun yang sesuai standar, pengelolaan sanitasi yang efektif, dan penggunaan teknologi terkini seperti formulasi pupuk dan pengendali hayati, kita dapat meningkatkan resistensi tanaman kelapa sawit terhadap penyakit. Hubungi kontak PT PKT untuk mendapatkan pupuk terbaik dalam mengatasi penyakit ini dan berdiskusi dengan salah satu tim profesional PT PKT.