Bahaya Jamur Ganoderma Bagi Perkebunan Kelapa Sawit

Bahaya Jamur Ganoderma Bagi Perkebunan Kelapa Sawit

Kelapa sawit, sebagai salah satu komoditas utama dalam industri perkebunan, kini dihadapkan pada ancaman yang dapat merugikan produksi dan kesehatan tanaman. Bahaya tersebut datang dalam bentuk jamur Ganoderma, yang telah menjadi penyebab keprihatinan di kalangan petani kelapa sawit.

Jamur ini dapat menyerang akar dan batang tanaman kelapa sawit, mengakibatkan kerusakan yang signifikan dan bahkan kematian tanaman. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai bahaya jamur Ganoderma bagi perkebunan kelapa sawit, serta upaya-upaya yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini.

Mengenal Jamur Ganoderma

Jamur Ganoderma pada kelapa sawit adalah jenis jamur patogen yang menyebabkan penyakit pada tanaman kelapa sawit. Jamur ini termasuk dalam genus Ganoderma, yang dikenal dengan kemampuannya untuk menginfeksi dan merusak jaringan tanaman, terutama akar dan batang. Ganoderma dapat mengakibatkan penyakit yang dikenal sebagai penyakit busuk akar dan busuk pangkal batang kelapa sawit.

Penyakit ini dapat merugikan secara ekonomi karena dapat mengurangi hasil produksi kelapa sawit dan bahkan menyebabkan kematian tanaman. Ganoderma biasanya menyebar melalui spora atau melalui kontak langsung antara tanaman yang terinfeksi dengan tanaman yang sehat. Tanaman yang terinfeksi umumnya menunjukkan gejala seperti pembusukan pada akar dan pangkal batang, daun kuning, serta kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan.

Bahaya Ganoderma untuk Kelapa Sawit

Jamur Ganoderma boninense dapat menyebabkan kerusakan serius pada tanaman kelapa sawit. Jamur ini menyerang dan merusak jaringan dalam batang serta akar, sehingga aliran air dan nutrisi ke seluruh bagian tanaman terganggu. Akibatnya, kelapa sawit menjadi lemah, layu, dan akhirnya mati. Dalam kasus parah, serangan Ganoderma bisa menyebabkan kematian hingga 80% tanaman di satu area, yang tentu berdampak besar pada penurunan hasil panen dan produksi minyak sawit secara keseluruhan. Berikut dampak lainnya yang perlu Anda ketahui:

A. Penurunan Produksi dan Kualitas Buah

Ganoderma dapat menginfeksi akar dan pangkal batang kelapa sawit, menghambat penyerapan nutrisi dan air oleh tanaman. Akibatnya, produksi buah kelapa sawit dapat menurun, sedangkan kualitas buah yang dihasilkan juga dapat terpengaruh.

B. Kematian Tanaman

Infeksi yang parah oleh Ganoderma dapat menyebabkan kematian tanaman kelapa sawit. Ini berpotensi merugikan secara ekonomi karena mengurangi jumlah pohon produktif di perkebunan, yang pada gilirannya mengurangi hasil panen.

C. Kerusakan Infrastruktur Perkebunan

Akar dan pangkal batang yang terinfeksi oleh Ganoderma dapat melemahkan struktur tanaman, meningkatkan risiko patah batang atau rebahnya pohon. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada infrastruktur perkebunan, seperti saluran irigasi, jalan perkebunan, dan fasilitas lainnya.

D. Biaya Pengendalian dan Rehabilitasi

Mengatasi infeksi Ganoderma memerlukan langkah-langkah pengendalian yang melibatkan biaya tinggi. Mulai dari pemotongan dan pembuangan tanaman yang terinfeksi hingga penggunaan agen biokontrol atau bahan kimia tertentu, upaya-upaya ini dapat menguras sumber daya finansial perusahaan kelapa sawit.

E. Dampak pada Ekosistem Lokal dan Keseimbangan Lingkungan

Kerusakan pada perkebunan kelapa sawit akibat Ganoderma dapat memiliki dampak ekologis yang lebih luas. Penurunan populasi kelapa sawit dapat mengganggu ekosistem lokal dan keseimbangan lingkungan di sekitarnya, mempengaruhi flora dan fauna yang bergantung pada keberadaan perkebunan tersebut.

F. Penurunan Produktivitas

Bahaya yang paling dikhawatirkan ketika Ganoderma menyebar secara luas dan cepat adalah penurunan produksi buah karena sistem perakaran yang rusak. Akibatnya, tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan menjadi lebih ringan dan jumlah minyak kelapa sawit yang diproduksi menurun. Karena infeksi Ganoderma dapat menghambat penyerapan nutrisi dan mengganggu transportasi air dan nutrisi dari dalam tanah.

G. Kerugian Finansial Industri Kelapa Sawit

Produktivitas perkebunan sawit yang mengalami penurunan akibat serangan Ganoderma akan menyebabkan kerugian secara finansial bagi pengelola hasil perkebunan sawit. Kenapa hal tersebut dapat terjadi?

Karena ketika tanaman sawit banyak yang mati atau gagal panen sebab serangan Ganoderma, maka produksi yang dihasilkan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian penyakit ini sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan pengelola sawit.

Ganoderma sebagai penyebab busuk pangkal batang akan menyebabkan tingginya risiko kematian pada tanaman kelapa sawit. Kematian tanaman kelapa sawit akibat Ganoderma dapat terjadi ketika infeksi penyakit Ganoderma telah mencapai tingkat yang parah, sehingga tanaman tidak dapat bertahan lagi dan menyebabkan kerugian secara finansial. Untuk mengurangi risiko kematian tanaman kelapa sawit akibat Ganoderma, perlu dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian penyakit secara dini.

Dalam hal ini, Plantation Key Technology (PKT) sebagai perusahaan Biotechnology Research and Solution memberikan solusi berupa pengendalian hayati CHIPS®. Keberhasilan CHIPS® dalam mengendalikan Ganoderma disesuaikan dengan kondisi perkebunan dan kebutuhan tanaman.

Dengan riset dan pengalaman puluhan tahun dimana atas penemuannya CHIPS® dari PKT sudah mendapatkan rekor MURI sebagai vaksin Ganoderma satu-satunya di Indonesia bahkan dunia yang dapat menekan laju perkembangan Ganoderma pada tanaman kelapa sawit.

Maka dengan CHIPS® dapat menjadi solusi konkret untuk mengendalikan penyakit Ganoderma yang menyerang tanaman dan membantu praktisi perkebunan dalam meningkatkan hasil panen.

Klasifikasi Kerusakan Karena Jamur Ganoderma

Penyakit infeksi akibat jamur ini sering diibaratkan sebagai kanker pada tanaman sawit. Akibat kerusakkan yang ditimbulkan pun terdiri dari 4 stadium yakni sebagai berikut:

1. Akibat I: Kerusakan Pada Daun

Pada tahap stadium awal, pohon yang mengalami serangan infeksi jamur akan menunjukkan gejala pada daun. Gejala yang tampak antara lain warna daun yang seharusnya hijau akan terlihat menguning.

Seiring waktu, kondisi daun yang menguning akan terus berlanjut pada gejala berikutnya. Daun akan terlihat lebih pucat dan tampak lebih kusam. Selain itu, Anda juga bisa memperhatikan adanya tanda nekrosis pada daun. Nekrosis tersebut terlihat seperti bintik hitam yang menandakan area sel tersebut mati.

Gejala penyakit Ganoderma pada sawit yang paling mencolok pada kerusakan stadium I yaitu pucuk pelepah paling atas ukurannya lebih kecil daripada yang berada di bawahnya. Dengan demikian, Anda bisa menjadikan daun sebagai indikator pertama untuk mengetahui kesehatan kelapa sawit yang Anda tanam.

2. Akibat II: Munculnya Nekrosis dan Miselium

ganoderma stadium 2

Kerusakan yang akan dialami oleh pohon kelapa sawit pada stadium II yaitu kondisi gejala pada stadium I akan semakin melebar dan bertambah parah. Kemunculan nekrosis atau bintik-bintik hitam akan semakin banyak. Selain itu, gejala baru yang akan muncul pada stadium II yaitu miselium.

Miselium merupakan bercak putih yang tampak seperti benang. Umumnya, bercak putih ini lebih banyak muncul pada area akar dan pangkal batang tanaman sawit. Penyakit Ganoderma pada sawit stadium II masih memungkinkan tanaman untuk menghasilkan buah.

Namun, tanaman kurang mampu menghasilkan buah lebih produktif karena kondisi nekrosis yang semakin parah. Nekrosis akan menyerang bagian pucuk daun paling muda sekalipun.

3. Akibat III: Tumbuh Batang Jamur

Memasuki stadium III, miselium yang tadinya masih berupa bercak-bercak putih akan tumbuh menjadi batang jamur. Jamur tersebut akan tumbuh dekat akar atau area sekitar pangkal batang sawit. Hama jamur akan menyerap nutrisi sehingga daun akan kekurangan asupan nutrisi tersebut.

Kondisi penyakit Ganoderma pada sawit ini akan membuat pelepah menjadi layu dan patah. Bagian pelepah daun ke 4, 5, dan 6 yang akan menjadi korban pertama. Alhasil, kelapa sawit akan lebih sulit dalam menghasilkan buah dan kemungkinan besar tidak akan berbuah.

4. Akibat IIII: Akar dan Pangkal Batang Rapuh

Tanaman yang terinfeksi jamur Ganoderma stadium IV akan menujukkan kondisi yang sangat parah. Bagian akar dan pangkal batang kelapa sawit akan rapuh karena sudah keropos. Kondisi ini pun membuat pohon mudah tumbang dan sulit untuk tertolong.

Supaya penyakit Ganoderma pada sawit ini tidak menular atau menginfeksi pohon yang masih sehat, petani harus segera membersihkannya. Cara penularan penyakit ini bisa dari tanah bekas pohon yang terinfeksi. Selain itu, karena pohon sehat terpapar oleh bagian pohon yang mengalami infeksi.

Anda juga bisa melihat dampak kerusakan kelapa sawit akibat ganoderma pada gambar dibawah:

Munculnya miselia pada pelepah pangkal batang

Pohon mudah tumbang

Kendalikan Jamur Ganoderma Pada Kelapa Sawit Anda!

Pengendalian penyakit ini melibatkan langkah-langkah seperti sanitasi perkebunan, pemilihan bibit yang tahan terhadap penyakit, dan pengelolaan lingkungan agar kondisi pertumbuhan jamur tidak mendukung. Pemahaman mendalam tentang penyebab dan gejala Ganoderma pada kelapa sawit sangat penting untuk melindungi keberlanjutan industri perkebunan kelapa sawit.

Pengendalian jamur Ganoderma yang tepat dengan menggunakan pengendalian hayati dapat dimulai dari analisa tanah & hama penyakit,  untuk menilai kualitas tanah, penentuan status unsur hara & sifat fisik tanah secara cepat dan akurat, serta varietas Ganoderma yang dihadapi. Hasil uji tersebut dapat digunakan sebagai dasar rekomendasi pemupukan dan pengendalian hama penyakit secara efisien. Jika tanah ternyata tidak sehat, maka harus disehatkan terlebih dahulu seperti dengan cara memakai pupuk organik yang stabil seperti pupuk MOAF. Pemberian pupuk organik MOAF penting karena selain dapat meningkatkan produksi, formulasi ini tidak menyebabkan kerusakan tanah maupun keseimbangan ekosistem serta membantu perkembangan mikroorganisme yang ada di dalam tanah.

Selain itu, memberikan unsur hara makro, mikro, hormon serta enzim bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan produksi yang optimal. Sehingga sangat membantu perkembangan pohon selama proses pengendalian dan recovery. Selanjutnya dapat dilanjutkan dengan aplikasi pengendali hayati menggunakan formulasi CHIPS dan CHIPS yang berfungsi sebagai fungisida Ganoderma.

Strategi pengendalian penyakit Ganoderma yang paling baik adalah dengan melakukan pengendalian terpadu bahaya jamur sawit yang merupakan kombinasi dari pupuk dan pengendali hayati seperti yang disarankan oleh PKT (Plantation Key Technology) yaitu pupuk MOAF dan pengendali hayati CHIPS yang diformulasi spesifik sesuai dengan kebutuhan kebun. Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap, Anda bisa menghubungi kontak PT PKT dan berdiskusi dengan salah satu tim profesional PT PKT.

One Comment on “Bahaya Jamur Ganoderma Bagi Perkebunan Kelapa Sawit”

Comments are closed.