Sawit Notif – Faktanya, defisiensi unsur hara pada Kelapa Sawit yang banyak terjadi di lahan-lahan perkebunan salah satu penyebabnya adalah karena pemupukan yang tidak efektif. Pemicunya terjadinya hal tersebut adalah karena peristiwa pupuk tercuci.
Istilah pupuk tercuci mungkin sudah tak asing bagi yang sering berkutat di dunia perkebunan dan pertanian. Namun apa sebenarnya yang dimaksud dengan pupuk tercuci? Lantas bagaimana cara mengatasinya?
Tips & Cara Agar Pupuk Sawit Tak Tercuci
Pemupukan adalah salah satu faktor penentu produktivitas Kelapa Sawit, baik secara kualitas maupun kuantitas. Namun sayangnya paparan faktor luar seperti datangnya musim penghujan menjadi penyebab pupuk tercuci sehingga tujuan pemupukan tidak tercapai.
Nah, agar tidak terjadi pupuk tercuci, maka silahkan ikuti tips dan cara berikut ini:
1. Gunakan Metode Pengaplikasian Pupuk Secara Tepat
Saat melakukan pemupukan, petani Kelapa Sawit harus paham metode pengaplikasian pupuk yang benar dan tepat. Karena aplikasi pemupukan yang tepat akan mencegah pupuk tercuci dan terbuang sia-sia. Berikut prinsip 5T dalam pemupukan agar tidak terjadi leaching, yaitu:
a. Tepat Jenis
Metode pemupukan yang pertama adalah tepat jenis. Artinya pastikan untuk selalu menggunakan jenis pupuk Kelapa Sawit yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi tanaman dan sesuai tahap perkembangannya saat itu.
b. Tepat Dosis
Pemberian pupuk juga harus sesuai dengan kondisi tanah lahan perkebunan. Pemberian pupuk juga harus sesuai dengan dosis sebagaimana yang dibutuhkan oleh Tanaman Kelapa Sawit.
c. Tepat Waktu
Ketika pemupukan dilakukan tidak sesuai dengan fase pertumbuhan, maka Sawit tidak akan mampu menyerap unsur hara yang diberikan. Selain itu tepat waktu ini juga mengacu pada waktu pemberian, misalnya pemberian pupuk sebaiknya dilakukan setelah hujan reda.
d. Tepat Cara
Pemupukan yang efektif akan memperhatikan kondisi tanah dan tanamannya. Misalnya pemupukan yang disebar itu cocok untuk tanaman padi dan kacang-kacangan. Pemupukan dengan lubang cocok untuk tanaman jagung, sedangkan pupuk Sawit akan cocok dengan cara ditabur.
e. Tepat Sasaran
Metode pemupukan yang berikutnya adalah tepat sasaran. Untuk Kelapa Sawit, pupuk harus disebarkan pada area sekitar akar rambut tanaman, atau pada area piringan pohon serta di bagian bawah tajuk.
2. Pilihlah Jenis Pupuk Slow Release
Agar pupuk tidak mudah tercuci, pastikan juga untuk menggunakan jenis pupuk slow release. Yaitu jenis pupuk yang melakukan pelepasan unsur hara yang dikandungnya secara sedikit demi sedikit.
Jenis pupuk seperti ini akan memastikan kandungan unsur haranya akan terserap secara maksimal oleh tanaman. Sehingga jika ada kelebihan pupuk pada saat aplikasi maka tidak akan hilang menguap begitu saja.
3. Segera Lakukan Penggantian Unsur Hara yang Hilang
Terkadang meski telah menggunakan metode atau cara pemupukan yang tepat, namun tetap saja ada unsur hara tanah yang hilang. Nah jika hal ini terjadi, maka petani Sawit harus sigap untuk segera menggantikan unsur hara yang telah terbuang tersebut.
Menggantikan unsur hara yang tercuci akibat air hujan akan membuat keberlanjutan kesuburan tanah terjaga. Untuk penggantian unsur hara yang hilang, petani Sawit dapat menggunakan jenis pupuk kompos, pupuk kandang atau berbagai bahan organik lainnya.
4. Jaga Struktur Tanah
Metode lain agar tidak terjadi leaching adalah menjaga struktur tanah lahan perkebunan Sawit untuk tetap gembur. Caranya adalah memastikan agar lahan perkebunan memiliki cukup pori sehingga dapat terhindar dari limpasan air hujan pada permukaan tanah.
Menjaga tanah perkebunan berpori juga akan membuat aliran air dapat cepat meresap ke bawah permukaan sehingga tanah tidak mudah tergerus.
5. Aplikasikan Tanaman Penutup Tanah
Menanam tanaman penutup hijau pada lahan perkebunan Sawit juga dapat menjadi cara efektif mencegah terjadinya pupuk tercuci. Tanaman penutup tanah (legume cover crop) ini akan menjaga kelembaban tanah perkebunan sekaligus mengurangi derasnya aliran permukaan.
Bahkan penanaman tanaman penutup tanah atau tanaman penutup hijau akan membantu kesuburan tanah dapat terjaga serta banyak lagi manfaat lainnya seperti:
- Menekan pertumbuhan gulma.
- Melindungi tanah dari sinar matahari secara langsung.
- Melindungi permukaan tanah dari tetesan air hujan yang turun.
- Sebagai agen penahan air di dalam tanah.
- Sebagai sumber pupuk hijau serta bahan organik.
Salah satu contoh jenis tanaman penutup tanah yang cocok untuk digunakan pada lahan perkebunan Tanaman Sawit adalah kacang-kacangan.
Keunggulan MOAF PKT Sebagai Pupuk Organik
Diantara banyak hal yang digunakan sebagai metode pencegahan pupuk tercuci, pemilihan jenis pupuk Kelapa Sawit yang tepat juga tidak boleh diabaikan. Salah satu jenis pupuk Sawit yang direkomendasikan adalah pupuk MOAF yang memiliki banyak kelebihannya antara lain:
1. Ramah Lingkungan
MOAF adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik yang ramah lingkungan. Pengaplikasian MOAF tak hanya akan meningkatkan produktivitas panen namun juga akan menjaga kesuburan tanah.
Selain itu MOAF juga merupakan pupuk yang mudah terserap ke dalam tanah sehingga akan meminimalisir resiko terjadinya pupuk tercuci air hujan.
2. Diformulasikan Secara Khusus
MOAF dibuat secara khusus agar sesuai dengan kebutuhan tanaman Sawit pada suatu lahan perkebunan. Sebelum MOAF diproduksi, tim khusus dari PT PKT sebagai produsen pupuk organik akan melakukan riset dan survey terlebih dahulu pada akar, tanah dan daun Sawit.
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dasar yang diperlukan oleh tanaman Sawit tersebut. Sehingga ketika diaplikasikan, zat hara yang terkandung di dalam MOAF akan mampu memberikan nutrisi yang tepat.
3. Kandungan Unsur Hara yang Komplit
Petani Sawit tak perlu repot-repot menggunakan berbagai jenis pupuk, cukup MOAF saja maka semua kebutuhan nutrisi tanaman terpenuhi. Pasalnya MOAF adalah pupuk dengan kandungan unsur hara mikro dan makro yang komplit.
Penutup
Peristiwa pupuk tercuci akan mengakibatkan kerugian finansial yang cukup banyak. Oleh karena itu penerapan metode pemupukan serta pemilihan jenis pupuk harus dilakukan secara teliti dan cermat oleh petani Sawit.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut atau ingin melakukan konsultasi mengenai produk, jasa, serta hal lain yang berkaitan dengan hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit. Anda dapat mengunjungi website kami www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp kami 0821-2000-6888.
FAQ
Mengapa pengaplikasian pupuk jangan dilakukan saat hujan?
Melakukan pemupukan sangat tidak dianjurkan dilakukan di musim hujan atau pada saat siang hari. Alasannya karena di dua waktu tersebut resiko terjadinya leaching sangat besar. Pupuk akan menguap karena paparan sinar matahari atau tersapu oleh aliran air hujan.
Kapan waktu terbaik pengaplikasian pupuk?
Pemberian pupuk yang terbaik dilakukan pada saat pagi atau sore hari. Pagi dapat dilakukan mulai dari pukul 8 hingga 10 pagi karena pada masa itu embun yang menyelimuti tanaman sudah hilang namun sinar matahari belum terlalu terik.
Mengapa musim hujan berisiko menimbulkan gagal panen?
Pada saat musim hujan, terkadang curah hujan terlalu tinggi sehingga sangat berpengaruh pada kondisi lahan perkebunan. Selain itu curah hujan juga mampu membuat pupuk larut dalam aliran airnya sehingga tanaman menjadi kekurangan nutrisi.(AD)(SD)(DK)(NR)