Program Biodiesel B35 Berhasil Dapatkan Respon Positif dan Dongkrak Harga TBS Petani

Program Biodiesel B35 Berhasil Dapatkan Respon Positif dan Dongkrak Harga TBS Petani

Sawit Notif – Program biodiesel B35 mendapat respon positif dari para petani kelapa sawit. Pasalnya, program ini berhasil menaikkan harga tandan buah segar (TBS) di tengah penurunan ekspor.

Mengutip Finance.detik.com, Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat ME Manurung mengatakan program B35 menjadi penyelamat keuangan petani karena harga minyak sawit yang berangsur naik sejak awal Februari.

Gulat juga mengungkapkan bahwa DMO dan ekspor terkait. Hal ini disebabkan fakta bahwa ekspor menciptakan DMO dalam rasio 1:6 yaitu ekspor enam kali lebih besar dari kewajiban pasokan domestik. Maka itu, jika tidak ada enam, maka satu (DMO) tidak akan ada.

Bayangkan saja jika tidak ada B35 pada awal Februari lalu, maka penurunan kuantitas ekspor pasti akan menjatuhkan harga TBS para petani. Maka itu, Gulat mengatakan dengan B35, CPO domestik dan TBS petani sawit pun akan terserap oleh PKS (pabrik kelapa sawit).

Situasi tersebut yang membuat harga TBS sawit menguat, dan dapat dilihat pada posko harga TBS Apkasindo selama satu minggu terakhir (4-11 Februari). Data tersebut menunjukkan naiknya harga CPO dari Rp 11.200 per kg menjadi Rp 11.950 per kg.

Serta, menunjukkan rerata harga TBS di 22 provinsi sebesar Rp 2.331 per kg. Adapun harga tertinggi berada di Riau Rp 2.600 per kg, sedangkan terendah di Sulawesi Selatan Rp 2.025 per kg (harga PKS). Gulat mengatakan bahwa selisih harga tersebut berbeda karena waktu penetapan harga TBS Dinas Perkebunan yang juga berbeda.

Kemudian, program B35 ini juga dapat mengurangi dampak lingkungan, sebab biodiesel adalah green energy (reversible). Sedangkan, minyak fosil merupakan hasil bumi yang tidak pernah kembali lagi (irreversible). Situasi ini juga yang membuat program biodiesel nmendapat respon positif.

Tidak hanya itu, Gulat mengungkapkan bahwa subsidi yang dibayar BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) adalah selisih antara biodiesel dengan HIP (harga indeks pasar) solar yang ditetapkan Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral).

Sebab itu, jika nanti harga biodiesel lebih tinggi dari HIP solar, maka yang menerima manfaatnya adalah masyarakat sebagai konsumen biodiesel.

Sumber: Finance.detik.com