Sawit Notif – Burung hantu kelapa sawit merupakan predator alami dari hama pengganggu, seperti tikus atau serangga. Pada malam hari, Tyto alba di perkebunan sawit akan berburu dan memangsa tikus atau serangga dan menjadikannya sebagai makanan.
Tyto alba akan sangat diuntungkan karena memperoleh makanan untuk bertahan hidup. Secara tidak langsung, perkebunan kelapa sawit juga mendapat keuntungan karena bebas dari hama pengganggu.
Burung hantu kelapa sawit dapat datang ke area perkebunan secara alami langsung dari alam. Selain itu, pengelola juga bisa dengan sengaja menarik perhatian burung hantu untuk tinggal di perkebunan sawit dengan memasang rumah atau sangkar di beberapa lokasi.
Pengelola juga bisa melepaskan burung hantu Tyto alba secara sengaja di area perkebunan sawit untuk membantu pengendalian hama. Namun, pastikan untuk memberikan kebutuhan pelengkap lainnya seperti rumah/ sarang bagi burung hantu agar tidak pergi dari perkebunan sawit.
Rata-rata satu kandang/ sangkar burung hantu dapat diletakkan pada satu lokasi untuk mengawasi perkebunan sawit seluas 25 hektar. Artinya, semakin luas perkebunan sawit, maka sebaiknya lebih banyak sangkar burung hantu yang diletakkan.
Keuntungan Pengendalian Hama Sawit dengan Burung Hantu
Apa manfaat burung hantu bagi dunia pertanian dan perkebunan ? Burung hantu memiliki manfaat dalam membantu mengendalikan hama di lahan pertanian maupun perkebunan. Pengendalian hama dengan burung hantu memiliki beberapa kelebihan dan keuntungan, yaitu:
A. Tidak Mencemari Lingkungan
Pengendalian hama sawit secara biologi dengan memanfaatkan predator alami berupa burung hantu tentu saja lebih ramah lingkungan. Hal ini karena pengelola tidak perlu menggunakan pestisida kimia untuk membunuh hama pengganggu di lahan sawit.
Burung hantu juga tidak menghasilkan limbah berbahaya bagi perkebunan sawit. Sebaliknya, kotoran burung hantu nantinya dapat bisa berperan sebagai pupuk alami bagi tanaman sawit.
B. Lebih Menghemat Budget dan Tenaga
Mengapa owl house penting di perkebunan kelapa sawit? Rumah burung hantu Tyto alba diletakkan di perkebunan sawit untuk menarik burung hantu. Nantinya, burung hantu tersebut akan mencari mangsa di perkebunan sawit dan memangsa hama sawit.
Upaya pengendalian hama dengan memanfaatkan predator alami seperti burung hantu kelapa sawit memang lebih hemat biaya dan tenaga. Pengelola sawit tidak perlu lagi membeli pestisida dan menyebarkannya secara manual ke lahan sawit yang luas.
C. Mengurangi Ketergantungan Terhadap Pestisida Kimia
Hama di perkebunan kelapa sawit memang dapat dibasmi dengan menggunakan pestisida kimia. Namun, penggunaan pestisida kelapa sawit yang terbuat dari bahan kimia akan memberikan dampak negatif bagi lingkungan dalam jangka waktu panjang.
Dampak negatif tersebut berupa pencemaran tanah maupun air yang bisa menyebabkan lahan sawit mengalami penurunan kualitas. Jika dibiarkan begitu saja, maka produktivitas tanaman sawit dapat mengalami penurunan.
Dampak negatif tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan memanfaatkan burung di kebun sawit untuk membasmi hama secara biologi.
Ketika menggunakan burung hantu untuk mengendalikan hama, pengelola kebun sawit tidak bisa mengurangi bahkan tidak perlu lagi memakai pestisida kimia.
D. Membuat Industri Kelapa Sawit Dapat Bertahan secara Berkelanjutan
Industri kelapa sawit akan terus dibutuhkan di masa depan karena menghasilkan berbagai produk yang bermanfaat bagi kehidupan. Oleh karena itu, keberlanjutan perkebunan kelapa sawit harus diupayakan dengan maksimal.
Pengendalian hama dengan burung hantu bisa menjadi salah satu bagian dari upaya mendukung industri kelapa sawit secara berkelanjutan. Hal ini karena pengendalian hama dilakukan secara alami tanpa bahan kimia yang bisa merusak lingkungan.
Jadi, secara tidak langsung pengendalian hama melalui burung hantu membantu perkebunan sawit tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan seiring dengan pelestarian lingkungan.
Mari Kita Mengenal Burung Hantu (Tyto Alba) Lebih dekat
Tyto alba merupakan salah satu jenis burung hantu kelapa sawit yang banyak dikembangbiakkan untuk membantu pengendalian hama. Burung hantu tersebut memang bisa memangsa tikus, serangga, atau hama pengganggu lainnya yang berkeliaran di kebun sawit. Upaya pengendalian hama terpadu di perkebunan sawit dapat dilakukan dengan kombinasi teknik mekanis, kimia, dan biologi. Burung hantu kelapa sawit pun dapat diandalkan untuk mengendalikan hama secara biologi.
Burung hantu kelapa sawit atau Tyto alba akan berperan sebagai predator alami untuk memangsa hama kelapa sawit demi mengendalikan populasinya. Pengendalian hama perkebunan kelapa sawit dengan memanfaatkan burung hantu Tyto alba memberikan lebih banyak keuntungan. Berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang jenis fauna yang satu ini:
1. Ukuran
Tyto alba termasuk jenis burung hantu yang berukuran tubuh besar dengan tinggi kurang lebih 3 cm. Sementara itu, Tyto alba dewasa bisa memiliki berat hingga 500-600 gram. Jenis burung hantu yang satu ini memiliki ciri khusus dengan tampilan warna bulu cerah.
2. Warna Bulu
Tyto alba memiliki bulu yang berwarna putih dengan bagian tepinya berwarna kecoklatan. Sayap burung hantu ini juga memiliki warna cantik putih coklat keemasan.
Perbedaan Tyto alba jantan dan betina dapat diketahui dengan melihat warna bulu pada bagian lehernya. Pada umumnya, burung hantu Tyto alba jantan memiliki bulu leher yang berwarna lebih putih.
Sementara itu, burung hantu kelapa sawit Tyto alba betina memiliki bulu leher yang berwarna lebih coklat.
3. Kemampuan Berburu
Burung hantu Tyto alba jantan maupun betina sama-sama memiliki kemampuan berburu yang dapat diandalkan pada malam hari.
Kemampuan matanya yang sangat tajam ditambah pendengaran yang sensitif membuatnya mudah menemukan mangsa. Burung hantu akan bergerak dengan gesit dan cepat untuk menangkap mangsa yang telah diincarnya.
Mangsa seperti tikus atau binatang lain pastinya akan terkejut dengan kedatangan burung hantu yang menyergapnya tiba-tiba. Burung hantu akan mencengkram mangsanya dengan cakarnya dengan kuat, kemudian mencabik-cabik mangsanya sebelum dimakan.
Kesimpulan
Burung hantu kelapa sawit atau Tyto alba memiliki peranan penting sebagai predator alami hama. Upaya pengendalian populasi hama dengan Tyto alba sangat diandalkan karena lebih ramah lingkungan dan menghemat biaya hingga tenaga.
Namun untuk memperoleh hasil panen berlimpah dengan kualitas baik, maka kalian perlu memberikan nutrisi kelapa sawit secara cukup. Hal ini bisa dicapai dengan mengaplikasikan pupuk MOAF® dari PKT.
Selain memanfaatkan predator alami seperti burung hantu, hama di perkebunan sawit juga dapat diatasi dengan melaksanakan pengendali hayati CHIPS. Upaya pengendalian hayati seperti ini cukup efektif hasilnya dan lebih ramah lingkungan.
Untuk informasi lengkapnya dan tepat dosis guna merawat tanaman kelapa sawit, Anda dapat mengunjungi website kami www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp kami 0821-2000-6888.
FAQ
Burung Hantu Itu Makannya Apa?
Burung hantu harus berburu berbagai jenis hewan lainnya untuk dimangsa dan dijadikan makanan. Burung hantu biasanya memangsa serangga sawit, siput, cacing tanah, rayap, laba-laba, dan lain sebagainya.
Berapa Lama Burung Hantu Bertahan Hidup?
Burung Tyto alba putih atau jenis lainnya rata-rata bisa bertahan hidup sekitar 10 hingga 15 tahun. Jika dirawat dengan baik, maka burung hantu bisa memiliki umur yang lebih panjang bahkan hingga 30 tahun.
Burung Hantu Berperan sebagai Apa?
Burung hantu dapat berperan sebagai predator alami yang memburu hama pemakan daun kelapa sawit maupun jenis hama pengganggu lainnya.
Bagaimana Cara Pengendalian Hama Kelapa Sawit?
Selain memanfaatkan predator alami seperti burung hantu, hama di perkebunan sawit juga dapat diatasi dengan melaksanakan pengendali hayati CHIPS. Upaya pengendalian hayati seperti ini cukup efektif hasilnya dan lebih ramah lingkungan.(AD)(SD)
Bagi perusahaan yang ingin memulai bisnis kelapa sawit atau memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai seputar perkebunan kelapa sawit, dapat mengunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.