Penerapan Kelapa Sawit Berkelanjutan di Indonesia

kelapa-sawit

Sawit Notif – Kelapa sawit berkelanjutan menjadi salah satu upaya untuk menyeimbangkan ekonomi, sosial, dan ekologi. Meski memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional, industri kelapa sawit ternyata punya dampak negatif.

Beberapa dampak negatif yang sering kali menjadi permasalah ialah, kebakaran lahan, konflik lahan, dan rendahnya kesejahteraan pekerja. Mayoritas masalah tersebut terjadi di sektor lingkungan dan sosial.

Bagaimana Konsep dan Penerapan Keberlanjutan pada Perkebunan Kelapa Sawit?

Kebijakan kelapa sawit berkelanjutan adalah pedoman yang dibuat untuk memastikan kegiatan perkebunan berjalan dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Dengan begitu, dampak negatif perkebunan sawit dapat terminimalisir.

Perkebunan kelapa sawit kerap dianggap sebagai penyebab bencana asap dan menurunnya keanekaragaman hayati. Untuk mengatasinya, pengelola sawit perlu menerapkan sistem perkebunan yang berkelanjutan.

Mulai dari dampak negatif terhadap lingkungan hingga kesejahteraan masyarakat dan petani yang masih minim. Di Kalimantan Barat, hanya ada 3 perusahaan sawit yang memiliki kemitraan dengan masyarakat.

Sisanya, tergolong sebagai perusahaan swasta dengan skala besar. Kondisi ini menunjukkan industri sawit yang justru didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar. Kerjasama perusahaan dan petani lokal justru minim.

Dari penjelasan sebelumnya, dapat diketahui beberapa alasan mengapa sawit berkelanjutan menjadi urgensi. Sistem perkebunan sawit berkelanjutan sudah tercantum di dalam RSPO sawit dan ISPO.

Bagaimana Efisiensi Penggunaan Lahan dan Air dengan Jumlah Minyak Nabati yang Dihasilkan?

Perkebunan kelapa sawit berkelanjutan menekankan efisiensi penggunaan lahan dan air untuk mencapai produksi yang tinggi. Tanpa merusak lingkungan di sekitar perkebunan. Kelapa sawit sendiri mampu menghasilkan minyak yang lebih banyak, beda dengan tanaman lain.

Misalnya saja kedelai dan bunga matahari. Tingkat produktivitasnya yang tinggi, membuat kebutuhan lahan untuk menghasilkan jumlah minyak yang sama menjadi lebih kecil. Sejatinya, peningkatan hasil minyak nabati harus sejalan dengan pelestarian lingkungan.

Pengelolaan air dalam sistem sawit berkelanjutan juga menarik untuk dibahas. Pengelola sawit harus menggunakan sistem drainase seimbang, menanam vegetasi penutup tanah, dan memanfaatkan limbah cair dari pabrik sawit.

Tujuan utamanya yakni mengurangi pemakaian air secara berlebihan. Jika berhasil, produktivitas sawit akan tetap tinggi. Namun, tidak mengorbankan sumber daya air dan ekosistem di sekitarnya.

Bagaimana Dampaknya pada Ekonomi dan Kesejahteraan Petani

Lantas seperti apa dampak budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan untuk perekonomian dan kesejahteraan petani? Berikut penjelasan lengkap yang membahas mengenai dampaknya. Kebijakan ini sebenarnya bertujuan untuk menguntungkan semua pihak yang terlibat.

1. Meningkatnya Pendapatan dan Stabilitas Ekonomi Petani

Pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan membantu petani untuk meningkatkan pendapatnya dengan melakukan praktik budaya yang lebih efisien. Tetap ramah lingkungan dan sesuai dengan standar pasar global.

Hasil panen petani akan memiliki harga jual yang lebih tinggi karena memperoleh pengakuan resmi sebagai produk ramah lingkungan. Petani bisa mendapatkan harga jual yang lebih stabil. Terhindar dari fluktuasi pasar yang cukup ekstrem.

Petani yang menerapkan budidaya berkelanjutkan akan terdorong untuk menggunakan lahan secara optimal. Tidak terlalu memusingkan upaya untuk membuka lahan baru. Hanya perlu mengoptimalkan produktivitas lahan miliknya.

Seperti menerapkan sistem pemupukan berimbang, menggunakan pengendali ganoderma CHIPS dari PKT, sampai melakukan pengolahan limbah organik hasil panen. Cara-cara tersebut membuat petani sawit lebih mandiri secara ekonomi.

2. Akses Pembiayaan dan Teknologi yang Lebih Baik

Konsep perkebunan kelapa sawit berkelanjutan juga mendorong petani untuk meningkatkan kapasitasnya. Bisa melalui pelatihan, sertifikasi, maupun pendampingan. Petani memiliki kesempatan untuk memperoleh pengetahuan baru.

Baik yang berkaitan dengan manajemen kebun, penggunaan pupuk, hingga penggunaan teknologi modern. Petani sawit berkelanjutan juga mendapatkan askes yang lebih mudah untuk memperoleh pembiayaan.

Pembiayaan tersebut dapat berasal dari lembaga keuangan maupun bank. Petani memiliki peluang untuk mendapatkan kredit usaha dengan bunga yang lebih rendah karena dianggap berisiko kecil.

3. Peningkatan Kesejahteraan Sosial

Perkebunan berkelanjutan tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi saja. Namun, juga meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat di sekitar perkebunan. Pendapatan yang meningkat dan stabil, memudahkan petani untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

Selain itu, program tanggung jawab dari perusahaan atau koperasi sawit juga sering membantu infrastruktur desa sekitar. Contohnya, membangun jalan, sekolah, hingga fasilitas air bersih.

Masyarakat di sekitar perkebunan berhak mendapatkan bantuan yang sepadan. Dampak sosial dari perkebunan sawit berkelanjutan sangatlah luas. Tidak hanya meningkatkan taraf hidup petani saja, tetapi juga mendorong pembangunan infrastruktur sekitar.

Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan

Di Indonesia terdapat 2 sistem sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan yang wajib untuk diketahui. Pada dasarnya, kedua sistem ini memiliki prinsip yang sama. Berikut prinsip-prinsip yang tercantum di dalamnya.

Kedua sistem ini berperan penting dalam meningkatkan citra positif industri sawit Indonesia di mata dunia. Sertifikasi ini berfungsi sebagai standar bagi perusahaan dan petani agar menjalankan praktik budidaya yang bertanggung jawab.

 

7 Prinsip RSPO 7 Prinsip ISPO
  1. Berperilaku etis dan transparan.
  2. Beroperasi dengan legal dan menghargai setiap hak.
  3. Mengoptimalkan efisiensi, produktivitas, ketahanan, dan dampak positif.
  4. Menghargai komunitas, hak-hak manusia, dan memberikan manfaat.
  5. Mendukung inklusi petani skala kecil.
  6. Melakukan praktis terbaik untuk kelestarian lingkungan.
  7. Mengembangkan perkebunan baru dengan penuh tanggung jawab.
  1. Patuh dengan peraturan undang-undang.
  2. Menerapkan praktik perkebunan yang baik.
  3. Mengelola lingkungan hidup, SDA, dan keanekaragaman hayati.
  4. Tanggung jawab ketenagakerjaan.
  5. Tanggung jawab sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
  6. Menerapkan transparansi.
  7. Meningkatkan usaha secara berkelanjutan.

RSPO dan ISPO mempunyai prinsip dasar yang sama, yakni mendukung produksi sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Tidak hanya bernilai secara ekonomi, pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat harus mendapatkan prioritas.

Butuh Bantuan?

Kelapa sawit berkelanjutan memfokuskan keseimbangan antara produktivitas kebun dengan ekosistem lingkungan. Konsep ini muncul dari sejumlah masalah yang kerap terjadi pada sistem perkebunan sawit. Salah satunya pembukaan lahan baru yang mengancam lingkungan.

 

Untuk informasi lebih lengkap terkait cara meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit Anda, silahkan hubungi  0821-2000-6888  atau kunjungi website www.pkt-group.com

FAQ

1. Apa Latar Belakang Pertanian Berkelanjutan?

Latar belakang dari konsep pertanian berkelanjutan berasal dari kesadaran akan dampak negatif praktik pertanian terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi. Sistem pertanian yang produktif harus tetap menjaga kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat.

Sistem pertanian berkelanjutan berfokus pada konservasi sumber daya alam jangka panjang. Penerapannya sering kali mengutamakan sisi ramah lingkungan. Sama halnya dengan rencana aksi kelapa sawit berkelanjutan yang memiliki model serupa.

2. Bagaimana Cara Mendukung Pertanian Berkelanjutan?

Untuk mendukung keberlanjutan kelapa sawit dan tanaman lainnya, terapkan praktik pertanian yang ramah lingkungan. Cara sederhananya yakni menggunakan pupuk organik, serta mengelola air dan tanah secara efisien.

3. Apa Saja Manfaat Pertanian Berkelanjutan?

Ada banyak sekali manfaat menerapkan pertanian berkelanjutan, baik bagi lingkungan, ekonomi, maupun masyarakat. Salah satunya mengurangi pencemaran air dan udara di lingkungan sekitar area pertanian atau perkebunan. (AD)(SD)(DK)