Jakarta – Pemerintah, melalui Kementerian Pertanian, akan mengucurkan dana sebesar Rp 5 triliun yang berasal dari penghimpunan dana kelapa sawit untuk peremajaan (replanting) kebun sawit rakyat. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang menyebutkan dari total 4,7 juta hektare (ha) lahan sawit milik rakyat, terdapat 2,4 juta ha lahan yang perlu ditingkatkan produktivitasnya melalui program peremajaan.
“Dari 2,4 juta ha itu, yang tahun kemarin kan ada 20.780 ha yang diperbaiki dan selesai. Nah, pada 2018 ada 185.000 ha. Itu target yang cukup besar,” kata Bambang, di sela-sela Rapat Kerja Pembangunan Pertanian 2018 dengan tema “Mengangkat Kesejahteraan Petani”, Senin, 15 Januari 2018.
Dengan dilakukannya replanting, diharapkan produksi sawit rakyat bisa meningkat hingga 8-10 ton dari selama ini 1-2 juta ton. Menurut Bambang, Kementerian Pertanian memprioritaskan 20 provinsi dari 25 provinsi dalam penyaluran dana sebesar Rp 5 triliun ini. Dana akan disalurkan langsung ke rekening petani sebesar Rp 25 juta per ha.
Dana tersebut bisa digunakan untuk membeli benih, menyewa alat berat, dan mendanai biaya untuk sarana produksi lainnya. “Dari 25 provinsi daerah sawit rakyat, yang diprioritaskan ada 20 provinsi. Untuk 20 provinsi itu, diberi kebebasan kepada seluruh pemerintah daerah (Pemda) untuk mempersiapkan. Siapa yang paling siap, kami berikan,” kata Bambang.
Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan tanaman kelapa sawit merupakan emas hijau untuk Indonesia. Ia mengklaim, Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia.
“Tapi harus diingat, menjadi yang terbesar berarti kita juga harus kuat dalam pengelolaannya,” ujar Jokowi, saat menghadiri peluncuran program kredit usaha rakyat (KUR) khusus Peremajaan Sawit Rakyat (PRS) di Desa Kota Tengah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Senin, 27 November 2017.
Jokowi menjelaskan, kelapa sawit yang merupakan bahan baku dari sabun, kosmetik, minyak goreng, farmasi, dan bahkan saat ini sedang dikembangkan untuk bahan biodiesel, harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Ia mengakui, saat ini produksi kelapa sawit Indonesia masih rendah karena lemahnya kemampuan petani dalam pengelolaan. Karena itu, dia meminta Menteri Perekonomian Darmin Nasution membantu petani sawit meremajakan pohon sawit milik rakyat.
Sumber: tempo.co