Pasok Minyak Sawit Masih Dihadapkan Oleh Beragam Kendala

Pemberdayaan 450 UKMK Sawit Dibantu BPDPKS

Sawit Notif – Pakar minyak sawit dan penasihat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), MR Chandran mengatakan bahwa industri minyak nabati menghadapi tantangan rantai pasokan utama sebagai akibat dari pandemi Covid untuk memenuhi permintaan minyak dan lemak global, dan untuk kebutuhan pangan serta guna memenuhi untuk baha baku energi terbarukan.

Mengutip Infosawit.com, dalam tiga tahun berturut-turut pertumbuhan produksi CPO Malaysia masih rendah, dan tahun ini diperkirakan hanya menjadi sekitar 18,3 juta ton setelah produksi CPO Malaysia melorot 18,1 juta ton pada 2021, padahal beberapa tahun yang lalu, total produksi hampir 20 juta ton CPO.

MR Chandran juga mengatakan produksi CPO tersebut melorot, dan mencapai hampir satu ton minyak per ha atau setara dengan kehilangan lima juta ton CPO, mengingat Malaysia telah mempunyai landbank dengan umur tanaman matang seluas 5,15 juta ha.

Lalu, Chandran mengatakan bahwa secara finansial terdapat kerugian pendapatan yang sangat besar hampir RM25 miliar untuk industri Malaysia berdasarkan harga realisasi rata-rata CPO dan inti sawit di tahun lalu.

Menurut prediksi Chandran, produksi CPO Indonesia telah mencapai 45,4 juta ton dibandingkan dengan 44,7 juta ton pada tahun 2021. Ketatnya pasokan ini  telah diperhitungkan oleh pasar, dan hasilnya harga CPO mulai pulih naik ke atas level RM 4,000 per ton.

Sumber: Infosawit.com