Sawit Notif – Minyak sawit merah dikenal memiliki kandungan fitonutrien yang jauh lebih tinggi dibandingkan minyak goreng komersial maupun minyak zaitun. Warna merah khasnya berasal dari tingginya kandungan karotenoid, disertai vitamin E dalam bentuk tokoferol dan tokotrienol, serta asam lemak bermanfaat lainnya.
Dilansir dari bpdp.or.id, menurut kajian dari PASPI (2025), minyak ini berpotensi dimanfaatkan sebagai sumber gizi tambahan untuk mencegah stunting, karena mengandung pro-vitamin A, vitamin E, dan squalene. Minyak sawit merah bahkan telah dikembangkan dalam bentuk sediaan kapsul dan sirup, dengan anjuran dosis harian yang dapat disesuaikan untuk berbagai kelompok usia. Khasiatnya antara lain adalah menurunkan risiko penyakit kardiovaskular serta membantu mencegah gangguan kognitif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Kini, inovasi dari komoditas sawit kembali berkembang melalui minyak inti sawit merah atau Red Kernel Oil (RKO) produk yang diekstraksi dari biji (kernel) kelapa sawit dan diproses tanpa menghilangkan pigmen alami. RKO memiliki warna kuning kemerahan, dan mengandung asam laurat seperti halnya minyak kelapa. Kandungan utamanya meliputi betakaroten, tokoferol, dan tokotrienol, menjadikannya sebagai sumber provitamin A dan vitamin E alami yang tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Frisda Rimbun Panjaitan dan tim (2024), dalam forum ilmiah 8th Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI), memaparkan bahwa RKO merupakan hasil pencampuran secara enzimatis antara red palm super olein (HOLP-RPSO) yang tinggi oleat dan rendah palmitat dengan minyak inti sawit (PKO) yang kaya akan asam lemak rantai sedang (MCFA). Kombinasi ini menciptakan produk yang unggul secara nutrisi dan fungsional.
Uji laboratorium menunjukkan bahwa formulasi RKO-C dan RKO-D memiliki aktivitas antibakteri yang efektif terhadap bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Salmonella typhi.
Lebih lanjut, penelitian ini juga melakukan uji toksisitas subkronis selama 90 hari secara in vivo. Hasilnya, konsumsi RKO tidak menyebabkan perubahan signifikan pada organ vital maupun profil darah hewan uji. Bahkan, terdapat efek positif berupa peningkatan berat badan yang sehat serta penurunan beberapa biomarker kerusakan jaringan.
Secara khusus, kadar LDH, CK, dan AST yang biasanya meningkat saat terjadi kerusakan hati atau otot—menunjukkan penurunan yang signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa RKO membantu menjaga integritas jaringan dan fungsi hati.
Kandungan antioksidan kuat seperti karotenoid dan tocotrienol juga berperan dalam memberikan efek perlindungan terhadap stres oksidatif, mendukung kesehatan jantung, dan mencegah kerusakan hati.
Berdasarkan uji toksisitas dan biokimia, para peneliti menyimpulkan bahwa RKO aman untuk dikonsumsi dan menunjukkan potensi besar sebagai suplemen makanan alami. Lebih dari itu, RKO dapat dikembangkan sebagai dukungan nutrisi untuk terapi stunting, membuka peluang baru dalam pemanfaatan komprehensif dari produk kelapa sawit Indonesia. (AD)(SD)(DK)(NR)