Menko Luhut Bakal Kembali ke Eropa Lobi Soal Kampanye Hitam Kelapa Sawit Indonesia

Menko Luhut Kontribusi Devisa Industri Kelapa Sawit Nasional Hampir 45 miliar Dolar AS

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan akan kembali terbang ke Eropa untuk melakukan diplomasi soal sawit Indonesia.

“Jadi, saya diperintahkan Presiden untuk pergi ke UE (Uni Eropa), untuk melakukan pertemuan terkait sawit. Kepentingan saya sih biodieselnya,” kata Menko Luhut, dalam acara Afternoon Tea, di kantornya, Jumat (11/5).

Pada pertemuan sebelumnya yang dihadiri oleh 20 orang perwakilan telah dibahas kampanye hitam yang menyerang sawit Indonesia tersebut. “Saya brifieng ke mereka. Kita tuh gak minta minta ke mereka. Kita mau ada perlakuan adil. Tidak boleh ada diskriminasi. Saya jelaskan, kami luas kelapa sawit itu 12 juta hektar dan ini sudah moratorium,” ujarnya.

Terkait isu lingkungan hidup, Mantan Menko Polhukan tersebut menegaskan sudah memberi penjelasan yang jelas kepada Uni Eropa. “Kalau soal lingkungan, saya jelasin tuh gimana kita care sama lingkungan, pemulihan lahan. Juga soal human right. Kami disclosed human right kita selesaikan dengan baik,” ujarnya.

Selain itu, Menko Luhut juga menegaskan bahwa banyak rakyat Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari kelapa sawit. Jika diskriminasi terhadap sawit Indonesia terus berlanjut maka akan mengakibatkan angka kemiskinan bertambah.

“Ada 17,5 juta orang yang kerja. Kalau kalian gak akomodasi ekspor, kami akan, ini akan berdampak pada kemiskinan. Padahal kemiskinan kita sudah turun. Gini ratio kita itu membaik karena kelapa sawit. Yang punya ini kan adalah negara berkembang. Kami menanam kelapa sawit ditanah yang memang sudah dipakai.”

Menko Luhut mengungkapkan, UE tidak memahami besarnya Indonesia di mana perkebunan Kelapa Sawit tersebar di dua pulau besar yaitu Sumatera dan Kalimantan.

“Saya bilang, kemiskinan bisa terjadi di sumatera dan Kalimantan. Mereka paham kalau kita bukan Bahana Republic. Saya bilang ke UE ini mau gimana kalian mau retailed? Jangan taruh kami di kondisi yang sulit. Kita punya kelas menengah dan terus berkembang. Size ini kan di sini, akan banyak peluang pekerjaan. 2045 kami sudah bisa lebih baik loh ekonomi kami. Jadi, UE silakan buat kebijakan, tapi lu dateng dong ke Indonesia, lu lihat kita. Kita punya power kok untuk bisa bikin mereka repot. We are not begging you.”

Sumber: merdeka.com