Lawan Kampanye Negatif, Kelapa Sawit Diusulkan Masuk Kurikulum

Lawan Kampanye Negatif, Kelapa Sawit Diusulkan Masuk Kurikulum

Sawit Notif – Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Jawa Barat, Dede Amar mengusulkan informasi mengenai kelapa sawit dapat menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran di dunia pendidikan nasional.

Sebagai bagian dari tenaga pendidik, usulan tersebut diusung dengan alasan maraknya isu atau kampanye negatif terhadap industri perkebunan kelapa sawit nasional. Hal tersebut disayangkan Dede, sebab ia menilai sawit sebagai sumber daya alam seharusnya menjadi modal potensial yang harus terus dikembangkan. 

Di pihak yang sama, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama dengan PGRI Provinsi Yogyakarta juga sedang gencar melakukan promosi positif kelapa sawit kepada insan pendidikan. Promosi ini bertujuan agar para guru dan siswa dapat lebih dalam mengetahui fakta objektif kelapa sawit. 

Kepada Merdeka.com, Ketua PGRI D.I Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji menyampaikan, selama ini banyak informasi yang kurang tepat mengenai kelapa sawit yang didapat oleh para siswa dan guru. Padahal, kelapa sawit merupakan komoditas yang menghasilkan devisa bagi negara, serta memberikan dorongan besar pada PDRB dan pertumbuhan ekonomi nasional. 

Dalam kesempatan itu, Baskara menghimbau para siswa dan siswi yang berperan dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dapat diperkenalkan dengan perkebunan dan industri kelapa sawit, agar nantinya para siswa dan siswi mampu melakukan sosialisasi informasi-informasi positif tentang kelapa sawit di lingkungan sekolah. 

Selama beberapa tahun terakhir, industri kelapa sawit nasional kerap diterpa berbagai macam isu negatif yang menyebabkan sejumlah permasalahan, baik di pasar dalam negeri, maupun di pasar luar negeri. Terpaan isu negatif tersebut disinyalir merupakan bagian dari black campaign yang dilatarbelakangi oleh persaingan dagang antar negara. 

Sumber: Merdeka.com