Krisis Energi di Cina-India Menjadi Penyebab Ekspor Sawit Melambung di Agustus 

Krisis Energi di Cina-India Menjadi Penyebab Ekspor Sawit Melambung di Agustus

Sawit Notif – Pada bulan Agustus 2021 lalu, ekspor komoditas kelapa sawit mengalami kenaikan dari segi harga maupun volume. Kenaikan tersebut ternyata merupakan imbas dari krisis energi di negara Cina dan India.

Data yang dihimpun oleh Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), nilai ekspor produk minyak sawit di bulan Agustus 2021 mencapai US$ 4,42 miliar atau Rp63,21 triliun. Terjadi kenaikan sebesar US$ 1,6 miliar, atau sekitar 57% dari bulan sebelumnya.

Bila dilihat dari sisi volume, ekspor produk minyak sawit mencapai 4,274 juta ton di bulan Agustus, naik sebesar 1,53 juta ton atau 56% dibandingkan Juli. Dari data ini, total ekspor sawit sepanjang Januari-Agustus tahun ini menembus 22,79 juta ton. 

Kenaikan harga CPO rata-rata di bulan Agustus adalah US$ 1.226/ton CIF Rotterdam. harga tersebut naik sebesar $102/ton dari harga bulan Juli. 

“Lonjakan kenaikan ekspor terutama terjadi di beberapa negara tujuan ekspor utama produk kelapa sawit. Ekspor ke Cina dan Afrika juga naik cukup besar,” tulis GAPKI, dalam siaran pers.

Masih di bulan yang sama, peningkatan juga terjadi pada ekspor produk kelapa sawit di beberapa negara tujuan utama, diantaranya Ekspor ke Cina naik 297 ribu ton, ekspor ke Malaysia naik 97 ribu ton, ekspor ke India naik tajam sebesar 723 ribu ton. Negara lain, ekspor ke negara-negara Afrika meningkat cukup signifikan, yaitu Kenya naik 118 ribu ton dan Mesir naik 40,5 ribu ton. 

Mengutip Katadata.co.id, lonjakan ekspor disebabkan oleh penurunan pajak impor di India dari 15% menjadi 10% untuk minyak sawit, dan minyak nabati lainnya yang berlaku pada akhir 30 Juni sampai 30 September 2021. Penyebab lain, yakni adanya krisis energi di negara tersebut.

Diketahui, baik Cina maupun India saat ini sedang menghadapi krisis energi menyusul berkurangnya pasokan batubara. Kondisi ini lantas menjadikan harga minyak sawit melambung tinggi, sebab minyak sawit merupakan substitusi bahan bakar batu bara.

Diprediksi, India yang akan merayakan Diwali di bulan September akan menyebabkan ekspor ke India kian melonjak. Reuters, pada 1 Oktober lalu mencatat, impor minyak sawit India pada September diperkirakan mencapai 1,13 juta ton, naik dua kali lipat dibandingkan periode yang sama di tahun 2020. 

Sumber: Katadata.co.id.