Kesalahan Umum yang Biasa Dilakukan Oleh Pemanen Sawit

Kesalahan Umum yang Biasa Dilakukan Oleh Pemanen Sawit

Industri kelapa sawit adalah salah satu sektor utama perekonomian Indonesia, yang menyediakan lapangan kerja untuk jutaan orang dan menjadi sumber pendapatan penting bagi negara. Namun, dalam upaya memenuhi permintaan global yang terus meningkat, pemanen sawit sering kali melakukan beberapa kesalahan yang dapat memberikan dampak negatif bagi tanaman kelapa sawit.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh para pemanen sawit.

Beberapa Kesalahan pada Proses Pemanenan Sawit

Terdapat setidaknya 3 hal yang sering dilakukan oleh para pemanen sawit. Misalnya cara pemanenan buah sawit yang salah dan dapat berakibat fatal bagi produksi dan tanaman kelapa sawit itu sendiri kedepannya.

1. Sawit yang matang panen tidak dipanen tepat waktu

Pada saat buah sawit telah mencapai umur tertentu (6 bulan, ditandai dengan terjadinya perubahan warna buah dari hitam menjadi merah kekuningan (oranye) dimana pada saat itu telah jatuh satu atau lebih brondolan sawit ke piringan) maka petani wajib untuk melakukan pemanenan.

Akibat tandan yang matang panen sudah membrondol tidak dipanen, maka tandan buah segar (TBS) menjadi membusuk (overripe) di pokok yang dapat menyebabkan munculnya penyakit busuk buah (Marasmius palmivorus) dan tingginya asam lemak bebas yang mempengaruhi dari mutu CPO yang dihasilkan. 

2. Pemotongan Pelepah Terlalu Banyak (Over Pruning

Kesalahan pada proses pemanenan sawit yang sering terjadi adalah salah dalam menentukan sisa jumlah pelepah pada pohon sawit. Padahal jumlah pelepah ini adalah salah satu faktor penentu dari berapa banyak nantinya fotosintesis tanaman berhasil.

Semua tanaman hijau, termasuk tanaman sawit akan membutuhkan sinar matahari sebagai sumber energi saat melakukan proses fotosintesis. Untuk tanaman sawit penyinaran akan efektif minimal 4 – 5 jam per hari.

Jumlah pelepah yang cukup merupakan elemen penentu dari pemanfaatan energi sinar matahari dalam melakukan proses fotosintesis sehingga asimilat yang dihasilkan cukup untuk melakukan reproduksi buah yang maksimal. 

Kurangnya jumlah pelepah akan mengakibatkan tanaman kelapa sawit hanya melakukan aborsi terhadap bunga betina yang terbentuk. Standar jumlah pelepah pada tanaman sawit adalah 40 – 48 pelepah per pokok (songgo 1 – songgo 2). Terjadinya over pruning adalah karena pemanen sering memanen buah mentah dimana jumlah pelepah sudah berkurang dari 40 pelepah per pokok. 

Kondisi ini menyebabkan pohon berbentuk seperti botol atau mengerucut ke pucuk sehingga pertumbuhan pelepah memendek dan mengecil, bahkan bisa menurunkan berat rata-rata tandan (kilogram/tandan) yang berpengaruh kepada penurunan produksi secara berkelanjutan.  

3. Tidak Melakukan Pengutipan Brondolan di Piringan, Pasar Pikul, dan TPH 

Kesalahan berikutnya yang juga kerap terjadi pada saat proses pemanenan buah sawit adalah tidak melakukan pengutipan brondolan di piringan, pasar pikul, dan TPH. Hal ini sangat penting dilakukan karena brondolan mengandung rendemen CPO yang sangat tinggi (sampai dengan 45%). Akibat dari brondolan sawit yang tidak dikutip juga akan mengakibatkan penurunan kuantitas pada CPO. Sehingga berdampak besar bagi keuntungan finansial perusahaan. 

Dampak lainnya adalah brondolan yang tidak terkutip kelaman akan tumbuh menjadi gulma yang akan berkompetisi memperebutkan unsur hara dan air dengan tanaman utama.

Sudah Tahu Cara Memanen Sawit yang Benar?

Demikianlah uraian mengenai kesalahan yang umumnya dilakukan oleh pemanen sawit yang harus petani antisipasi. Untuk menghindari beberapa kesalahan diatas dan bisa memanen dengan benar, Anda dapat mengunjungi website kami www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp kami 0821-2000-6888.

Plantation Key Technology (PKT) merupakan perusahaan research & solution yang terintegrasi, dari mendiagnosa masalah sebenarnya, hingga menyediakan solusi nyata. PKT memiliki jaringan riset, lab produksi dan pabrik untuk menghasilkan produk bioteknologi. 

FAQ

1. Apa peran penting pemanen sawit dalam industri kelapa sawit?

Pemanenan sawit merupakan tahap penting dalam industri kelapa sawit karena merupakan sumber utama untuk memperoleh tandan buah segar (TBS) yang merupakan bahan baku utama untuk produksi minyak kelapa sawit.

2. Apakah ada regulasi atau standar yang mengatur proses pemanenan sawit untuk mencegah kesalahan?

Ya, ada regulasi dan standar yang mengatur proses pemanenan sawit, seperti Standar Sawit Berkelanjutan yaitu Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan regulasi pemerintah atau industri terkait.

3. Bagaimanakah cara melakukan panen sawit yang tepat?

Dilakukan dengan cara memastikan buah tersebut sudah matang (layak panen), tidak memotong pelepah berlebihan (terjadi over pruning akibat memanen buah mentah), dan brondolan dikutip bersih. Kemudian, TBS yang telah dipanen harus dimuat ke dalam truk pada hari tersebut untuk diantar ke PKS agar tidak terjadi losses produksi.