Jakarta – Pemerintah mendorong pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit. Kini, Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) Bandung telah melakukan penelitian dan pengembangan potensi tandan kosong sawit dan kemasan aseptik bekas sebagai bahan baku substitusi impor. Hal ini menjadi salah satu langkah Kementerian Perindustrian dalam mendukung industri pulp dan kertas nasional dalam memenuhi kebutuhan bahan baku dari dalam negeri.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemperin Ngakan Timur Antara menjelaskan kedua bahan baku tersebut banyak terdapat di Indonesia dan masih berupa limbah. Sebagai gambaran, pada 2015 terdapat 6,25 juta ton tandan kosong sawit dan 55.000 ton kemasan aseptik bekas.
“Dari hasil litbang skala industri yang dilakukan oleh BBPK Bandung, ternyata ditemukan riset bahwa tandan kosong sawit yang diolah dengan teknologi dapat diubah menjadi bahan baku untuk kertas lainer dan medium yang memenuhi SNI kertas kemas,” papar Ngakan dalam keterangan pers, Senin (26/3).
Ngakan menambahkan kebutuhan terhadap produk kertas dan karton untuk kemasan khususnya jenis medium dan lainer semakin meningkat setiap tahunnya seiring pertumbuhan industri penggunanya.
Selama periode 2010-2015, kebutuhan kertas kemasan meningkat 2,5%.
Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, belakangan ini industri pulp dan kertas nasional memanfaatkan kertas daur ulang (recycle paper) sebagai bahan bakunya untuk mengurangi impor.
Jenis kertas dan karton yang masih diimpor adalah kertas old corrugated cardboard (OCC), sorted white ledger (SWL), old news paper (ONP), dan kertas bekas campuran (MIX) yang antara lain berasal dari Amerika Serikat, Australia, Singapura, Inggris, Selandia Baru, Italia, Jepang, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia dan Belgia.
Demikian juga, kemasan aseptik bekas dari hasil litbang yang dilakukan BBPK telah menunjukkan kualitas pulp yang dihasilkan setara dengan pulp Needle Unbleached Kraft Pulp (NUKP) yang memiliki serat panjang. Hal ini sangat berpotensi untuk menggantikan kertas daur ulang impor sebagai bahan baku pembuatan kertas lainer dan medium untuk pembuatan kertas kemas.
“Hasil penelitian tersebut telah diaplikasikan di industri kertas kemasan. Berdasarkan karakteristik seratnya, maka pulp dari kemasan aseptik bekas dapat digunakan sebagai bahan baku kotak karton gelombang,” ungkap Ngakan.
sumber: kontan.co.id