Rektor Institut Stiper (Instiper) Yogyakarta Dr Ir Purwadi MS mengatakan, kebutuhan sumber daya manusia (SDM) berkompetensi perkebunan kelapa sawit akan tetap tinggi, karena luas area perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 11,6juta hektar. Selain itu, program Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan replanting 4.400 hektar kebun kelapa sawit jelas membutuhkan banyak SDM berkompetensi.
“Untuk itu, kami bekerjasama dengan beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia untuk menyelenggarakan program beasiswa bagi mahasiswa yang memiliki motivasi dan kemampuan yang memadai sehingga siap dicetak sebagai SDM unggul di bidang perkebunan kelapa sawit,” kata Purwadi seperti dikutip Kepala Humas Instiper Beti dalam siaran pers yang diterima kumparan.com/tugujogja, Kamis (15/3/2018).
Menurut Purwadi, program sarjana dengan minat khusus perkebunan kelapa sawit sudah berjalan 13 tahun bekerjasama dengan sejumlah perusahaan besar industri kelapa sawit. Hal ini sebagai salah satu bentuk implementasi model university-industry partnership yang dikembangkan Instiper. “Kami telah mencetak SDM yang siap masuk dunia kerja di perkebunan kelapa sawit melalui program tersebut,” tutur Purwadi.
Dikatakan, dalam program itu beberapa perusahaan melakukan seleksi sendiri untuk mendapatkan calon mahasiswa yang akan diberikan beasiswa ikatan dinas. Namun ada pula beasiswa yang seleksinya dilakukan oleh Instiper bekerjasama dengan perusahaan, seperti Beasiswa SMART Planters Sarjana Perkebunan Kelapa Sawit (SPKS).
Beberapa perusahaan yang memiliki beasiswa ikatan dinas dengan Instiper selama ini adalah Beasiswa SMART Planters, Beasiswa SMART-STIK, Beasiswa Eka Tjipta Foundation, Beasiswa Asian Agri, Beasiswa Wilmar, Beasiswa Bumitama Gunajaya Agro, Beasiswa Firs Resources, Beasiswa Citra Borneo Indah dan sebagainya.
Menurut Purwadi, selain beasiswa dari perusahaan, Instiper juga memiliki kerjasama beasiswa dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bungo dan Beasiswa Bidik Misi. “Beasiswa SMART Planters meliputi biaya pendidikan, biaya magang di perkebunan Sinar Mas dan biaya hidup untuk 10 orang terbaik tiap semesternya yang meliputi uang saku, uang makan dan uang akomodasi,” kata Beti.
Dikatakan, saat ini terdapat sekitar 516 mahasiswa beasiswa yang sedang kuliah dengan program ikatan dinas yang dibiayai oleh perusahaan seperti PT Sinarmas, PT Bumitama Gunajaya Agro, PT Asian Agri, PT RAPP dan setiap tahunnya berkisar 100-200 mahasiswa baru adalah program beasiswa ikatan dinas.
Selain menyelenggarakan kerjasama beasiswa dengan perusahaan besar, Instiper juga menyelenggarakan pendidikan beasiswa untuk anak-anak buruh tani kebun kelapa sawit. Pada tahun 2016/17 dan 2017/18, Instiper bekerjasama dengan BPDP-KS dan Apkasindo ditugaskan mendidik 200 anak dengan beasiswa penuh dari BPDP-KS dalam program pendidikan dan pelatihan teknik dan pengelolaan perkebunan kelapa sawit setara diploma satu (D1) bagi anak petani dan buruh tani perkebunan sawit seluruh Indonesia.
Karena itu, Yayasan Pendidikan Kader Perkebunan Yogyakarta (YPKPY) selaku pengelola Instiper mendirikan Akademik Komunitas Perkebunan Yogyakarta untuk mengembangkan program perkebunan Diploma I. Dengan demikian kebutuhan SDM unggul di perkebunan rakyat juga dapat terpenuhi. “Meski tidak semua kembali ke desa karena diserap industri, sarjana kelapa sawit penerima beasiswa memberi dampak signifikan dalam mengajarkan cara merawat dan mengelola tanaman sawit,” kata Purwadi.
sumber: kumparan.com