Indonesia dan Afrika Selatan Tingkatkan Kemitraan Dagang, Sawit Masih Jadi Primadona

mitra-dagang

Sawit Notif – Menteri Perdagangan RI Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Kompetisi Afrika Selatan, Zuko Godlimpi, di sela acara Trade and Investment Ministerial Meeting (TIMM) G20 di Gqeberha, Jumat (10/10/2025). Keduanya membahas upaya memperkuat hubungan dagang dan ekonomi, termasuk pengembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Pertemuan ini menjadi langkah penting dalam memperdalam kerja sama ekonomi dalam kerangka kemitraan strategis Selatan–Selatan. Kami berkomitmen untuk menindaklanjuti berbagai peluang kerja sama baru di bidang perdagangan dan pengembangan UMKM,” ujar Mendag Budi dalam keterangan resminya yang dikutip dari infosawit.com

Salah satu fokus utama pembahasan adalah rencana mengaktifkan kembali Joint Trade Committee (JTC) Indonesia–Afrika Selatan yang terakhir diselenggarakan di Pretoria pada 2017. Forum yang dibentuk sejak 2005 itu berperan sebagai wadah pertukaran informasi dan penjajakan pembentukan perjanjian perdagangan.

Budi mengusulkan agar JTC ke-4 dapat segera digelar di Indonesia guna membahas strategi peningkatan kerja sama di bidang perdagangan, investasi, dan industri. “Forum JTC memiliki peran penting untuk merumuskan langkah konkret dalam memperkuat hubungan ekonomi kedua negara,” tuturnya.

Selain itu, Indonesia juga mendorong dimulainya perundingan menuju perjanjian perdagangan secara bertahap. Pemerintah Afrika Selatan menyambut baik inisiatif tersebut dan meminta Indonesia mengajukan proposal pembentukan kerangka kerja sama baru.

Afrika Selatan dinilai sebagai mitra dagang strategis Indonesia di kawasan Afrika. Budi menekankan bahwa peningkatan kerja sama ini diharapkan memperluas akses pasar bagi produk-produk unggulan Indonesia, terutama minyak kelapa sawit dan turunannya, yang menjadi komoditas ekspor utama. Produk lain yang juga diminati pasar Afrika Selatan meliputi karet alam, kopra, kendaraan bermotor, dan alat berat.

“Kami mengapresiasi komitmen Afrika Selatan dalam mempererat hubungan ekonomi. Kolaborasi ini akan membuka peluang besar bagi pelaku usaha di kedua negara,” tambahnya.

Dari Januari hingga Agustus 2025, nilai total perdagangan antara Indonesia dan Afrika Selatan mencapai USD 1,42 miliar, terdiri atas ekspor senilai USD 690,60 juta dan impor sebesar USD 732,10 juta. Pada 2024, total perdagangan kedua negara tercatat USD 2,41 miliar, tumbuh 7,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, komoditas utama yang diimpor Indonesia dari Afrika Selatan antara lain paduan aloi, bijih kromium, bijih mangan, aluminium mentah, serta gula tebu murni. Kedua negara berharap peningkatan volume perdagangan ini dapat memperkuat kemitraan strategis menuju kerja sama ekonomi yang inklusif dan saling menguntungkan. (AD)(DK)(SD)