Sawit Notif – Indonesia dan Belarus sepakat memperkuat hubungan kerja sama di bidang pertanian, khususnya dalam membuka akses pasar baru bagi komoditas unggulan Indonesia. Kesepakatan ini menjadi hasil pertemuan bilateral antara Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Menteri Luar Negeri Belarus Maxim Ryzhenkov di Jakarta, Senin (5/8).
Dilansir dari infosawit.com, dalam pertemuan tersebut, Mentan Amran secara khusus mendorong peningkatan ekspor lima komoditas strategis Indonesia ke Belarus, yakni minyak kelapa sawit mentah (CPO), kopi, kakao, kelapa, dan karet. Menurutnya, komoditas tersebut memiliki daya saing tinggi di pasar global dan dapat berkontribusi signifikan dalam memperbaiki neraca perdagangan kedua negara.
“Pertemuan ini sangat positif. Kita ingin memperkuat ekspor komoditas strategis seperti CPO, kopi, kakao, kelapa, dan karet. Ini penting agar perdagangan kedua negara lebih seimbang dan saling menguntungkan,” ujar Amran.
Amran menjelaskan, Indonesia merupakan produsen utama CPO dunia dan menempati posisi kedua sebagai produsen kelapa terbesar. Potensi ini, katanya, dapat menjadi peluang besar bagi Belarus untuk mendapatkan pasokan bahan baku berkualitas, sekaligus membuka ruang bagi Indonesia untuk memperluas penetrasi pasar di Eropa Timur.
Ia menambahkan, hubungan dagang Indonesia–Belarus selama ini didominasi oleh impor produk peternakan dari Belarus, seperti susu. Ke depan, ada rencana memperluas kerja sama impor ke produk mentega dan daging. Namun, Indonesia juga ingin menyeimbangkan arus perdagangan dengan meningkatkan ekspor produk unggulan pertanian.
“Hubungan ini harus saling menguntungkan. Selama ini kita impor susu dari Belarus, dan ke depan ada rencana impor mentega serta daging. Tapi kita juga ingin agar produk pertanian kita bisa masuk lebih banyak ke pasar mereka,” tutur Amran.
Pemerintah Belarus, kata Amran, menyambut baik rencana tersebut. Mereka bahkan menyatakan siap memfasilitasi promosi produk pertanian Indonesia di pasar Belarus melalui berbagai ajang pameran dagang dan kerja sama bisnis antarperusahaan. Dukungan ini diharapkan dapat mempercepat proses penetrasi pasar sekaligus memperkuat ikatan dagang dan diplomasi ekonomi kedua negara.
Pertemuan tersebut menjadi bagian dari upaya strategis Indonesia dalam menggarap pasar non-tradisional di kawasan Eurasia. Dengan memanfaatkan peluang kerja sama yang saling melengkapi, Indonesia dan Belarus diyakini dapat membangun kemitraan yang lebih solid, tidak hanya di bidang perdagangan, tetapi juga dalam transfer teknologi, investasi, dan pengembangan produk pertanian bernilai tambah.(AD)(SD)(DK)(NR)